PENTHOUSE JENNIE
Sesampainya mereka di penthouse milik Jennie, Jennie segera memerintahkan, "Seulgi, kau bisa pergi. Lisa ikuti aku ke dalam." Setelah mengatakan itu, Jennie segera keluar dari mobil tanpa menunggu Lisa maupun Seulgi untuk membukakan pintu untuknya.
Seulgi memandang Lisa dengan prihatin dan berkata, "Semoga kau masih hidup besok hari temanku. Presiden sangat kacau."
Lisa memutar bola matanya dengan malas tanpa menjawab perkataan temannya dan membuka pintu mobilnya untuk segera mengikuti Jennie.
Lisa berjalan buru-buru untuk mengikuti Jennie, sesampainya di dalam penthouse itu, Lisa melihat Jennie berdiri di depan jendela besar ruangan itu dan mangatakan kepada Lisa, "Ambilkan wine di mini bar itu, dan bawa ke sini." Perintahnya pada Lisa.
"Ye Presiden." Dengan segera Lisa melakukan apa yg menjadi perintah Jennie.
Setelah mendapatkan apa yg di cari, tanpa menunda Lisa menuju ke dapur untuk mengambil gelas. Dan dengan segera menuju ke Jennie.
"Winenya disini Presiden." Kata Lisa.
Jennie segera berbalik dan menuangkan gelas kosong itu dengan wine sampai penuh. Jennie mantap Lisa dan bertanya, "Kau tidak minum?"
Jawab Lisa, "Tidak Presiden."
"Oke." Jawab Jennie dengan singkat dan langsung meminum wine itu dengan sekali teguk, wajahnya mengenjit, dan tenggorokannya serasa panas.
Lisa yg melihat itu hanya bisa mendesah dan merasakan hatinya sakit. Dia tidak bisa melarang, yg bisa dia lakukan, berdiri di sisi Jennie untuk memastikan bahwa Jennie tidak berbuat sesuatu yang bisa merugikan dirinya sendiri.
"Apakah semua pria hanya menginginkan tubuh seorang wanita?" Tanya Jennie dengan tiba-tiba. Lisa yang mendengar itu hanya mengerutkan keningnya dan mencoba memahami kemana arah pertanyaan dari bosnya itu.
Tiba-tiba dia bisa menebak dengan kasar, apa yang terjadi antara Jennie dan kekasihnya.
"Kau seorang pria, apakah kau juga hanya menginginkan tubuh seorang wanita yg adalah kekasihmu?" Tanya Jennie lagi tanpa melihat ke arah Lisa.
"Apa yg Presiden harapkan dari jawaban saya?" Tanya Lisa dan tidak langsung menjawab pertanyaan Jennie.
"Jawab saja pertanyaanku. Kau tidak usah menjawabku dengan pertanyaanmu." Datar Jennie.
Lisa berpikir sejenak untuk menjawab pertanyaan bosnya itu.
"Ketika saya mencintai seorang wanita, saya akan menjaga yg seharusnya saya jaga. Ketika saya sudah memiliki wanita yg saya cintai, saya akan menghargai tubuhnya seperti saya menghargai ibu saya. Saya tidak punya hak untuk menghancurkan tubuh wanita yg saya cintai hanya karena nafsu yg saya punya dan berpikir bahwa wanita itu adalah kekasih saya jadi saya bisa menghancurkan itu, lebih baik saya menjadi impoten daripada harus menghancur tubuh wanita yg saya cintai." Jawab Lisa dengan yakin sambil memikirkan wanita yg dia cintai yg sedang berdiri di depannya itu.
Jennie melihat ke arah Lisa setelah dia mendengar apa yg Lisa katakan. Seketika tawanya memenuhi ruangan itu.
"Kenapa semua pria selalu bermulut manis? Apakah mereka diciptakan untuk itu"? Tanya Jennie setelah tertawa.
Lisa hanya diam sambil tersenyum ke arah Jennie yg juga sedang menatapnya dengan kondisi wajah yg memerah karena wine yg dia minum.
Karena tidak mendapatkan jawaban dari Lisa, Jennie meletakkan gelas kosongnya di atas meja dan berjalan lebih dekat ke arah Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL LOVE (JENLISA)
FantasiaAku mencintaimu bukan dengan egoku, bukan dengan napsuku dan juga bukan dengan kelebihanku. Tetapi, aku mencintamu dengan SELURUH KEBERADAAN HATIKU. - LALISA MANOBAN. . . . . MAKLUM PEMULA. KALAU TIDAK SUKA BISA DI SKIP. KALAU SUKA TOLONG LIKE DAN K...