Perahu Kertas

735 32 4
                                    

❗Karakter sepenuhnya milik paduka Eiichiro Oda

(warn : ooc, typo yang tidak disengaja)

×
×
×

Play song 🎵 Maudy Ayunda - Perahu kertas

"Lihatlah, aku kan sudah bilang, aku yang akan menang" Zoro kecil mengambil perahu kertas nya dengan bangga setelah perahu nya berhasil mencapai ujung kolam renang dengan cepat dan mengalahkan dua teman nya

"Itu hanya keberuntungan mu saja, aku sengaja mengalah padamu tadi" Sanji kecil tidak terima dengan kekalahan nya sehingga mengaku bahwa dia sengaja mengalah

Robin kecil yang melihat akan terjadi pertengkaran antara kedua teman nya itu hanya tertawa

"Robin, lihatlah dia memukulku" Sanji mengadu pada Robin

"Kau yang memulai pertengkaran terlebih dahulu, jangan dengarkan dia Robin" Zoro tak terima dengan aduan Sanji pada Robin

"Kau sangat kasar, jangan mau menikah dengan lumut ini Robin" Lagi-lagi Sanji menyulut emosi Zoro

"Hei apa yang kau katakan alis keriting! Bagaimanapun aku akan menikahi Robin ketika kita dewasa nanti!" Zoro berteriak dengan yakin

"Aku yang akan menjadi suami Robin-chan" Sanji tak mau kalah

Akhirnya mereka kembali bertengkar, sementara Robin hanya tertawa melihat dua pria yang memperebutkannya

Suara alarm yang nyaring membangunkan Robin, menganggu tidur nya yang baru saja bermimpi tentang 17 tahun yang lalu

Robin mematikan alarm dan membuka matanya perlahan, hal yang dia lihat pertama kali adalah berbagai perahu kertas yang menggantung di langit-langit kamar nya

Kepala nya bergerak ke arah kiri, di dinding sana terpajang beberapa bingkai foto, matanya menatap lama salah satu foto dengan tiga orang anak kecil di dalamnya

Lamunan Robin buyar karena dering ponsel nya diatas nakas, Robin mengangkat telfon tersebut dan terdengar suara lembut seorang pria di seberang sana

"Robin-chan, kau sudah siap? Aku sudah di diperjalanan menuju rumahmu" Robin terkekeh mendengar itu

"Sanji, ini masih terlalu pagi" Ucap Robin sembari melihat jam diatas nakas, memang kemarin Robin meminta tolong pada laki-laki pirang itu untuk menemani nya berbelanja, namun Sanji berangkat terlalu pagi, memang kebiasaan seorang Sanji

"Tidak apa-apa, aku akan menunggu mu" Terdengar suara telfon dimatikan diujung sana, Robin hanya bisa menggelengkan kepalanya, lalu beranjak untuk mandi dan bersiap-siap, tak ingin membuat Sanji menunggu lama

×
×
×

"Kenapa tidak menunggu di dalam? Kau kan hafal sandi apartment ku" Ucap Robin sembari masuk ke kursi penumpang di sebelah Sanji

"Tidak apa-apa, aku ingin menunggu di mobil saja" Sanji tersenyum sembari memasangkan seatbelt pada gadis disampingnya

"Nah sudah siap, ayo kita berangkat" Sanji mulai menjalankan mobilnya meninggalkan kawasan apartment yang cukup elite tersebut

All About ZorobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang