21. Like We Just Met

546 39 2
                                    

Seperti pertama kali bertemu dan bersama itulah istilah yang paling tepat untuk menggambarkan keadaan Haechan dan Mark kali ini, definisi berlabuh dirumah yang tepat itu memang Haechan rasakan semuanya seakan berjalan begitu saja, semua kenangan tentang lelaki itu perlahan memenuhi ruang memori si gadis yang telah lama mencari kekosongan yang ada dan Tuhan selalu tepat waktu dalam menjawab semua doa hamba-nya termasuk doa-doa tulus yang Mark ucap disetiap malam agar gadis tercintanya bisa kembali.

Haechan bersenandung ria menuruni satu persatu anak tangga senyumannya selalu merekah lebar wajah cantik seperti mentari yang bersinar, gadis itu bergabung dengan kaka dan kedua orang tuanya di meja makan, sambil sesekali mereka bercengkrama tentang bisnis keluarga padahal Chitta paling tidak suka jika mereka membahasa pekerjaan di meja makan.

"Dek, berangkatnya sama siapa?" tanya Renjun penasaran

"Di jemput Kaka Mark" jawab Haechan gembira dengan sudut bibir yang terangkat. Chitta dan Johnny saling berpandangan, semoga ini menjadi pertanda yang baik bagi kedua keluarga mereka.

"Good Morning"

Satu suara membuat kegiatan mereka terhenti dan memberikan atensi penuh kepada pemilik suara yang kini tengah berdiri tak jauh dari meja makan, Haechan menatapnya sekilas sambil memberi gestur bahwa sebentar lagi ia akan menyelesaikan sarapanya, Johnny terkekeh sang putri masih seperti anak kecil yang begitu menyukai masakan ibunya.

"Mark, ayo makan dulu" tawar Chitta kepada Mark yang kini duduk dikursi kosong sambil menunggui Haechan selesai.

"Terima kasih bunda, tadi Mark sudah sarapan dengan Bubu kok, Mark tunggu Channie aja" jawab Mark sopan.

Selesai memakan sarapanya Haechan berpamitan untuk berangkat ke kantor, Mark sempatnya menjahili Renjun dengan mengatakan bahwa dirinya akan mengenalkan lima pria kepada Renjun dan berakhir Renjun murka dan melempari Mark dengan sendal rumahnya, Mark tidak marah ia malah semakin puas melihat Renjun yang begitu ribut dan mengomel banyak hal.

"Kaka...kan sudah aku bilang nggak mau dikenalkan sama rekan kerja kaka lagi, aku cape terakhir aku kenalan sama temennya kaka eh cinta sepihak, nggak mau aku, trauma, temen kaka pada suka main perempuan gila aja aku mau dikenalin" ujar Renjun sedangkan Mark masih meringgis kesakitan akibat lemparan sendal Renjun.

Haechan tetawa puas kemudian pelan ia bantu usap lengan Mark yang terkena lemparan sendal tadi, Mark tersenyum ia menarik tangan Haechan dan digenggamnya. "Kita berangkat sekarang yuk, biar masih sempat minum kopi berdua dulu" ucap Mark merapikan helaian rambut si gadis dan Haechan mengangguk patuh.

"Ren, katanya Sungchan udah dijalan mau jemput kamu" ucap Mark sebelum meninggalkan rumah, lagi Mark menjahili Renjun

"Bosan! Sungchan mulu" jawab Renjun ketus

"Serius bosan? seingat ku waktu Sungchan izin mau pamit buat tugas luar kota, Kaka uring-uringan tuh" sambung Haechan menaikan kedua alisnya membuat kedua pipi ranum Renjun memerah, bisa-bisanya Haechan berkata seperti itu, Renjun hanya merajuk karena Sungchan tidak menepati janjinya dan pergi ke busan selama dua hari.

"Yah karena si titan bohong, nggak tepatinya janji, main pergi ke busan aja, kamu juga kalau ditinggal kaka Mark gimana? marah kan? apalagi kalau nggak tepatin janji" ucap Renjun dengan nafas yang memburu membuat Haechan dan Mark terdiam karena suara Renjun berhasil membuat telinga mereka pengang

"Nanti deh kaka yang tegur si titan itu" ujar Mark kemudian menenangkan Renjun dengan mengusap pelan pucuk kepala si Renjun.

"Negur aja jangan dimarahin tapi, apalagi dikasih kerjaan seabrek nanti dia sakit lagi mana cerewet banget pula kalau sakit manja banget deh" ujar Renjun dengan wajah menekuknya

Fullsun Love Story/ Markhyuck ft NoHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang