#Garret POV
Aku berjalan menyusuri trotoar jalan (kalau bisa di sebut trotoar) yang kini berubah jadi parkiran motor dan tempat kios-kios kecil berlabuh. Membuat diri ku harus berjalan agak ke tengah untuk menghindari kios-kios itu.
Untuk ukuran sebuah kota, Jakarta jelas bukan kota yang ramah terhadap trotoar nya. Aku bahkan sempat membatin dalam hati, ini trotoar apa pujasera sih ?!
Sejam kemudian, (karena sempat adu mulut dengan tukang parkir yang hampir menabrak ku dengan motor orang !) Aku sampai di Coffee Cafe. Kafe ini adalah tempat favorit untuk nongkrong bagi para anak muda, baik yang bawa pacar nya maupun yang masih bujangan. Dan aku ada di kelompok kedua.
Aku bisa melihat wajah John yang berlipat-lipat dari bawah sini. Kafe ini berlantai dua, dan saat ini pria itu menunggu ku di lantai dua kafe. Aku masuk ke dalam kafe dan naik ke lantai dua dan langsung di sambut oleh gerutuan John.
"Kau ini !! Kenapa lama sekali sih ?! Sudah 30 menit aku tunggu !! Kamu ingat kan kalau aku bilang jangan ngaret ?" Ucap John sambil menunjuk-nunjuk wajah ku dengan sendok dari gelas smothie nya. Aku mengangkat kedua tangan ku tanda menyerah
"Baiklah John, aku paham. Aku telat ke sini karena...."
Psyuuu
PRANGG !!!
Vas bunga yang ada di atas meja kami, pecah berantakan. Sebuah peluru tertancap di salah satu pecahan Vas itu.
"Dari jenis peluru nya, ini.... AK-47" gumam ku sambil melirik John yang ikut menunduk dengan ku di bawah meja.
Benar saja, beberapa menit kemudian peluru menghujani kami. Suara nya bagaikan suara petir di telinga ku.
Di saat pengunjung lain tengah berlarian keluar, kami malah diam di dalam kafe. Berusaha membuat perlawanan mungkin ? Yang jelas, aku tak bisa melakukan nya. Coba kalian pikir, buat apa aku pergi ke sebuah kafe dengan membawa senjata ?
John melirik ku
"Garret, apa kau bawa senjata?" Tanya nya. Aku menggeleng pelan, membuat nya mendengus kesal.
Sementara itu, peluru terus menghujani kafe. Membuat kami harus lebih meringkuk lagi. Bahkan hidung ku sudah "mencium" lantai sekarang.
"John, kau bawa senjata tidak ?" Bisik ku. John tersenyum kecut "Aku membawa revolver milikku"
Aku merengut "kenapa tidak bilang dari tadi ?!"
"Bagaimana mau bilang ?! Revolver ku hanya berisi satu peluru !!" Balas nya dengan kesal.
Ya Tuhan....
¤¤¤¤¤
Kami terdiam selama hampir beberapa menit. Aku menepuk pundak John, membuat pria itu terkaget-kaget.
"Ada apa Garret ?!" Seru nya sambil mengatur nafas, saking kaget nya.
Aku tersenyum "biar aku pinjam Revolver mu"
"Tapi Garret, peluru nya....
"Satu peluru jauh lebih baik daripada tidak sama sekali !! Sekarang, biarkan aku yang memakai nya"
"Tapi, bagaimana ?! Kita bahkan tak bisa berjongkok saat ini !! Tembakan nya semakin mengarah ke bawah!!"
Perkataan John barusan membuat ku tersentak. Tembakan nya semakin mengarah ke bawah ? Itu berarti....
Aku sudah paham semuanya sekarang.
¤¤¤¤¤
John menganga lebar setelah mendengar analisis ku. Bahkan mungkin mulut nya saat ini bisa saja di masuki seekor hamster.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CANNIBAL (Hiatus)
Science FictionKehidupan Rena Pertiwi berubah 180 derajat saat dia terbangun dengan tangan berlumuran darah.... "Aku adalah kanibal? Yang benar saja!"- Rena "Nasib negara ini ada di tangan orang jujur sepertimu"-Jack