lelaki SEMBILAN nyawa

272 20 0
                                    

John duduk dibangku depan ruang operasi sambil melamun. Dia sedang memikirkan nasib sobat karibnya itu, terakhir kali dia memang berhasil selamat tapi John tau betul kalau Garret bukan kucing yang punya nyawa sembilan atau hamster yang punya nyawa 18 buah (Ng ?).

Bau obat dan darah tercium dari ruang operasi, John menatap ruangan yang pintunya masih tertutup itu dengan perasaan was-was.

Detik demi detik
Menit demi menit
Hingga tak terasa sudah lima jam dia duduk di bangku depan ruang operasi itu

"Kau tau ? Menunggu sesuatu tanpa kepastian adalah hal yang bisa membunuh seseorang perlahan-lahan" gumam John

Demi mengusir kebosanan, John mengambil buku note kepolisiannya untuk membaca buku itu. Saat mengambil buku note dari jaketnya, John tak sengaja menjatuhkan sebuah buku note lain. Buku itu berbentuk persis sama seperti miliknya, lengkap dengan lambang kepolisian yang juga sama persis

John mengernyitkan dahinya, dia tak ingat kalau dia memiliki dua buah buku note. Tapi karena rasa penasaran yang sudah melambung dalam kepalanya, dia membuka buku note itu.

Baru di halaman pertama, matanya sudah membelalak saat melihat nama dari pemilik buku itu....

¤¤¤¤¤

Garret merasa kepalanya sangat berat. Sulit digerakkan. Saat matanya membuka, hal yang pertama kali dilihatnya adalah John.

Yang menatapnya dengan tatapan aneh.

Garret mengernyitkan dahinya "kau kenapa John ?"

John mengangkat sebuah buku note sambil menyeringai "akhirnya aku tahu pekerjaanmu yang sebenarnya"

÷÷÷÷÷

Jack terbangun dari tidurnya saat merasakan jari-jari Rena yang mengelus punggungnya. Senyum mengembang di wajahnya ketika melihat Rena yang juga sudah terbangun.

"Jack....aku sudah sembuh?"

Jack mengedikkan bahunya "aku tak tahu, tapi kelihatannya tidak. Buktinya, ranjang kita tidak bernoda darah"

Rena mengernyitkan kening "Ranjang kita? Apa maksudmu?"

"Eh, maksudku ranjangmu....hahaha" sahut Jack sambil tertawa

Jack kemudian berbalik dan menyalakan televisi, matanya seakan bergulir ke lantai saat melihat berita terbaru.

Rena memegang lengan Jack dengan mata berkaca-kaca "itu....bukan aku kan?" Tanyanya sambil melirik Jack

Jack menggeleng tangannya memeluk pinggang Rena dan menarik gadis itu kedalam dekapannya "aku yakin 1000% bahwa yang melakukannya bukan kau"

Jack menutup matanya dan mengingat saat-saat ketika dirinya dikurung didalam laboratorium.

÷÷÷÷÷

(Jack POV)

Tabung-tabung besar dari kaca berdiri di dalam ruangan besar berwarna putih ini. Aku melihat ke sekelilingku dan aku menyadari satu hal:

Aku tidak sendirian

Mataku melirik ke samping kanan, ada seseorang yang terbaring di atas papan sama sepertiku. Tapi saat melihat lubang di keningnya aku menyadari bahwa berbicara padanya akan sia-sia.

Sialnya aku tak bisa bergerak sama sekali! Tangan dan kakiku diikat dengan rantai. Hanya kepalaku yang bisa bergerak, itupun cuma menoleh.

Aku menoleh kesamping kiri dan mendapati seorang pria berambut merah. Rambutnya benar-benar merah.

"Hai" sapaku dan pria itu menoleh

"Hai" ucapnya

"Sudah berapa lama kau disini?" Tanyaku

"Aku....tidak tahu. Mungkin sudah lama" jawabnya "kau sendiri?"

"Aku baru hari ini disini"

Hening sejenak. Kami berdua hanya saling bertatapan. Dan.... yah, kami juga sama-sama telanjang bulat.

Si pria merah itu tertawa "punyamu besar juga ya?"

"Hei, memangnya kau sendiri tidak? Aku yakin kau menyumpalkan sebuah torpedo di tengah sana" sahutku

Kami berdua tergelak hingga dia menatapku bingung

"Kenapa jadi bicara masalah anu kita ya?"

Aku mengernyitkan kening "kan kau yang mulai?"

"Iya juga ya! Omong-omong kau tahu tidak kenapa kau dikurung disini?"

"Aku....tidak tahu. Aku sendiri diculik. Dan saat sadar sudah ada disini"

"Kita....akan dijadikan kanibal"

Aku melotot "tidak mungkin!" Teriakku

"Sstt....jangan terlalu keras. Si ilmuwan akan mendengar kita!"

"Maaf, kau bilang....kita akan jadi kanibal? Tapi kenapa?"

"Untuk memusnahkan para koruptor"

"Kalau begitu sih aku tak masalah. Malah sangat mendukung"

"Hei, kau pikir korupsi itu hanya uang?"

Aku mengernyitkan kening "apa maksudmu?"

"Korupsi itu tidak hanya uang. Tapi juga ucapan, perbuatan, dan bahkan pandangan. Berbohong saja sudah korupsi, iya kan?"

Aku mengangguk, benar juga sih. Tapi....kalau begitu....

"Kita akan dibuat menjadi kanibal pun dengan tujuan lain" ucapku "iya kan?"

Dia mengangguk "betul sekali"

"Omong-omong kau tahu dari mana?"

"Aku....sebenarnya adalah peneliti di laboratorium ini"

Mataku membelalak "apa?!"

÷÷÷÷÷

Pria itu mengangguk "aku memberontak dari misi awal untuk membuat virus kanibal. Lalu aku dijadikan kelinci percobaan untuk virus itu sendiri" ucapnya dengan wajah murung "namaku Lucas Romino, kau?"

"Jack O Neil, salam kenal"

Lucas membelalak "Jack? Kau Jack Omega Neil?! Ya Tuhan!! Bagaimana kau bisa sampai ke sini?!"

"Aku diculik, dan tahu-tahu sudah ada disini"

"Astaga, Indonesia sungguh beruntung memiliki pimpinan KPK seperti dirimu!"

Aku serasa ingin terbang saat mendengar kata-kata Lucas, aku bisa melihat kejujuran dimatanya "ah itu biasa saja"

Hingga percakapan kami terpotong saat pintu besi ruangan ini terbuka lebar.

"Cepat! Pura-pura lah kau masih pingsan!" Seru Lucas

Kemudian aku memejamkan mata dan hanya bisa meringis saat mendengar Lucas yang berteriak di sampingku. Aku tak tahu kenapa dia berteriak. Hingga aku merasakan sebuah jarum yang menusuk leherku.

÷÷÷÷÷

Aku tersentak dari lamunanku saat Rena mencubit perutku

"Hei, kau melamun ya?"

Aku menggelengkan kepala tapi Rena malah menatapku tajam "ya, kau melamun"

"Terserah" sahutku "omong-omong ini sudah pagi, bisakah kita sarapan? Aku tak peduli lagi soal berita itu, lagipula aku tahu siapa pelaku sebenarnya"

÷÷÷÷÷

TO BE CONTINUED....

THE CANNIBAL (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang