Perhatian!
Bab ini dibuat ulang TANPA menyertakan adegan yang bisa bikin mata nyemprotin darah *saya tobat, sumpah* /salam dua jari/
Salam
Hunyu¤¤¤¤¤
Rena menyelimuti dirinya dengan selimut saat Jack kembali dari dapur sambil membawa kantong air es dan selembar kaos."Berbalik" perintah Jack dan pria itu mengumpat kasar saat melihat lebam biru yang cukup besar di punggung Rena
"Sudah membiru.... sejak kapan kau menahannya ?!" Teriak Jack dengan mata berkilat marah dan rahang yang mengeras. Rena merinding saat pandangan mereka bersirobok
"Sejak ledakan itu....awalnya cuma nyeri. Tapi saat di kantor polisi, rasa nyeri nya bertambah"
Jack terdiam "Tunggu, artinya selama interogasi yang lama dan sangat membosankan itu.... Rena terus kesakitan ?! Sial, aku malah memarahinya" gumam nya sambil mengusap lebam itu dengan kantong air es.
Rena meringis saat rasa nyeri menyerbu syarafnya, nyerinya itu terasa hingga ke kepala. Membuat kepalanya terasa pening
"Sakit ?" Bisik Jack dan di sambut anggukan Rena
"Berbaringlah, punggungmu di atas" ucap Jack. Rena membalikkan tubuhnya dan berbaring di atas kasur, tubuh bagian bawah nya di tutup dengan selimut.
Sementara itu, Jack menaruh kantong air es di luka lebam Rena dan ikut berbaring di sebelahnya.
Setelah hampir setengah jam mengobrol, Jack mengambil kantong air es dari punggung Rena dan memakaikan kaos miliknya di tubuh gadis itu.
Tepat ketika Jack akan mematikan lampu di meja kecil samping ranjang ketika Rena menyentuh lengannya
"Ada apa ?" Tanya Jack sambil menatap Rena
"Sebenarnya....saat ledakan itu, aku sempat melihat seorang pria di jendela hotel seberang"
"Apa ?"
Rena mengangguk lalu melanjutkan ucapannya "Pria itu memakai sesuatu di lehernya, seperti kalung"
"Kalung ? Apa bentuk kalung yang di pakainya ?"
"Gak terlalu jelas sih, habis jauh dari sini. Tapi yang jelas, bentuknya kayak angka delapan"
Jantung Jack mencelos, teropong ? Pikirnya
Jack menatap Rena dengan lembut "Sudah, gak perlu di pikirkan. Lebih baik kamu tidur, kuliah besok izin saja ya ?"
Rena mengangguk lalu berbaring di ranjang dan tak lama kemudian dia terlelap.
Lain hal nya dengan Jack, pria itu tak bisa tidur dan menatap langit-langit kamar dengan tatapan menerawang
"Kuharap bukan pria itu yang ada di seberang..." gumamnya sambil mengingat masa-masa ketika dia masih di sekap di laboratorium
Lamunannya buyar ketika telepon rumah milik Rena yang ada di atas meja kecil berdering nyaring. Jack buru-buru mengangkatnya
"Halo ?" Ucap Jack
"Hai Jack" sahut suara di telepon
Jack membeku, suara itu.... suara parau dan dingin itu....
"Kau masih hidup rupanya" sahut Jack dengan nada dingin
Di telepon terdengar suara tawa mengejek
"Kau pikir aku akan mati semudah itu ?! Kau terlalu naif Jack !! Ingat ledakan pagi tadi ? Jika kau mencari pria yang ada di seberang, aku adalah yang kau cari"
Jack menggertakkan giginya, tangannya terkepal kuat
"Apa maumu ?!"
"Hentikan penyelidikanmu di seluruh kasus korupsi !! Jika tidak, nyawa gadismu yang menjadi gantinya"
"Tidak akan !! Kau pikir aku akan menyerahkan semua bukti kasus semudah itu ? Dalam mimpimu bangsat !!"
"Kalau begitu, itulah jawaban mu. Ucapkan selamat tinggal pada gadismu Jack "
Sambungan telepon terputus dan Jack menaruh kembali telepon itu. Saat mengingat suara pria di telepon tadi, di benaknya terlintas seorang pria.
Pria yang dulu adalah sahabatnya sekaligus pria yang kini menjadi incarannya karena telah mengkhianati dirinya dan seluruh anggota KPK demi negara seberang.
Jack menatap Rena yang tengah tertidur lelap. Wajah polosnya saat tidur membuat pikirannya menjadi tenang sekaligus takut.
Tenang karena dia bisa menjaga gadis ini
Dan takut....
Takut jika dia tak bisa melindungi Rena seperti dia dulu yang tak bisa menjaga nyawa partnernya.
Jack tersentak saat Rena memeluk lengannya, mungkin di pikiran gadis itu lengan Jack adalah guling.
Jack tersenyum dan mengusap kepala Rena hingga tak lama kemudian, dia ikut tertidur sambil memeluk tubuh gadis itu.
¤¤¤¤¤
TO BE CONTINUED....
Updateannya 3 hari lagi. Kalau lebih dari itu tagih aja ke saya, terkadang saya bisa lupa. Wkwkwk....
Ps: liat gambar di multimed ? Itu gambar latar belakang klub penulis FPW yang saya dan teman saya buat. Kalau berminat, tanya aja ke saya....
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CANNIBAL (Hiatus)
Science FictionKehidupan Rena Pertiwi berubah 180 derajat saat dia terbangun dengan tangan berlumuran darah.... "Aku adalah kanibal? Yang benar saja!"- Rena "Nasib negara ini ada di tangan orang jujur sepertimu"-Jack