Brauliune #9

140 5 1
                                    


Happy reading!!

*******************

Sore ini, mansion kelurga Brauliune terlihat sepi, Abrama Brauliune selaku kepala keluarga masih berada di kantornya sedangkan Melina Brauliune sedang berada di butiknya.

Drega baru saja sampai di mansion megah keluarganya itu. ia menghela nafasnya lelah mengingat banyaknya masalah hari ini yang menimpanya. walaupun sudah biasa ia selalu membuat masalah di sekolah, tapi entah kenapa ia merasa hari ini sedikit berbeda vibesnya, ia mulai berjalan masuk ke dalam.

Disana terdapat Bik Inah Art keluarga Brauliune.
"Selamat sore tuan muda." sapanya sopan.
"Sore" balasnya singkat.
"papa sama mama kemana bik?" tanyanya.
"tuan masih di kantornya sedangkan nyonya masih di butiknya, tuan muda." jawabnya menjelaskan.

Drega pun mengangguk. ia berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. selang beberapa menit terdengar suara langkah kaki seorang pria tampan sambil menggendong gadis kecil di lengannya.

"Bik, Drega udah pulang blum?" tanyanya pada Bik Inah yang sedang menyiapkan makan malam.

Bik Inah pun menoleh dan tersenyum.
"sudah tuan muda, tuan muda Drega ada di kamarnya."
ia pun mengangguk.

"bang ega dah puyang?" tanya gadis kecil yang berada di gendongannya. ucapannya yang masih cadel dan menambah kegemasan gadis kecil cantik itu.
"Iya sayang, yuk susul ke kamarnya." Jawabnya lagi sembari berlalu menaiki anak tangga dan berjalan menuju ke kamar Drega.

Drega yang selesai mandi itu merasa badannya segar kembali. ia mulai memakai baju santainya, kaos oblong putih dipadukan dengan celana pendek warna hitam. ia lanjut membaringkan badannya pada kasur king sizenya.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari pintu kamarnya.
"Masuk." Ucap Drega sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Balik kapan lo?" tanyanya.
"Jam 4 tadi , kenapa?" tanya Drega balik.
"titip Vina dulu, gue mau cabut bentar." ujarnya lagi, ia terlihat buru-buru.

Davina Brauliune kerap dipanggil Vina, gadis kecil selaku adik perempuan Drega itu kini sudah berumur 5 tahun.

ia pun menyerahkan Vina ke Drega.
"Jangan sampe nangis, awas aja lo!" peringatnya.
"bang Avan, mau cemana?" tanya gadis kecil itu.

Aldrevan Brauliune kerap dipanggil Drevan selaku anak sulung dan kakak pertama Drega, ia tak jauh beda dengan Drega, parasnya yang tampan dan tinggi badannya yang menjulang, pria Blasteran Amerika-Indonesia ini mempunyai nickname dari adiknya yaitu Avan.

Drevan kembali menoleh kearah adik kecilnya itu.
"bang Avan, pergi sebentar ya? ntar balik lagi bawain Vina coklat oke?" bujuknya agar Vina tak rewel saat ia meninggalkannya sebentar.

Vina langsung tersenyum sumringah ketika di iming-imingi coklat.
"okie! bang Avan ati-ati ya." ucapnya sambil mengerjap lucu ketika tangan Drevan tiba-tiba mengelus pucuk kepalanya.
"siap princess!" serunya. ia pun berlalu keluar dari kamar Drega. Drega yang menggendong Vina langsung menurunkannya di kasur. gadis kecil itu berguling-guling lucu, Drega terkekeh melihat adik kecilnya.

Drega mulai mengotak-atik ponselnya, ia membuka aplikasi WhatsAppnya dan melihat banyaknya pesan masuk, dia hanya berdecak dan belum membaca satu pesan pun.

Drega menoleh sebentar kearah adiknya yang sibuk bermain boneka di sampingnya.
ia menoel-noel pipi Vina gemas.

TINGG!

ALDREGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang