Drega × Whales #13

103 5 0
                                    

Happy reading!

**********************

Selesai menghempas semua anggota Tiger.
Drega berjalan menuju motornya. "Andre mana?" tanyanya.
"lagi ngurus anggota yang luka Ga." jawab salah satu anggota.
"panggil dia klo udah selesai." suruh Drega dan anak buahnya itu langsung mengangguk patuh.

Drega menatap kaca spionnya, wajah babak belurnya tidak memungkinkan untuk dirinya pulang ke rumah. jika Melina tau sudah pasti ia akan kena ceramah dan juga Bram akan kembali menyita motor dan mungkin semua fasilitasnya.

Andre yang sudah beres mengurus urusannya. mulai melangkahkan kakinya ke arah Drega berada.
"kenapa Ga?" tanyanya.
Drega menoleh kearahnya. "beres semua?"
"beres Ga, aman." ujarnya.
Drega pun mengangguk. "gue cabut."
"cabut pulang kan Ga?" tanyanya lagi.
"lo lupa? gue masih ada urusan satu lagi." ujarnya mengingatkan.

Andre menghela nafasnya mengingat kemana Drega akan pergi setelah ini.
"Ga, sebaiknya lo ke mar----" ucapnya terpotong karena Drega sudah meng gas motornya pergi jauh. melihat Drega pergi, Leo mengernyit heran.
"si Drega mau kemana tadi?" tanyannya pada Andre.
"urus ketua Whales." Jawab Andre sambil menghela nafas.
"sendiri?" tanyanya lagi.
"lo lupa?"
"Ah iya shit" desisnya saat baru mengingat apa yang dimaksud Andre.
"suruh anggota lain susul atau biarin aja Ndre?"
"biarin, tapi gue bakal suruh anggota lain jaga-jaga di markas kalo Drega datang kesana pulangnya." Jelas Andre, dia sebenarnya khawatir pada Drega, mengingat ia pergi kesana sendirian tanpa anggota. dia mulai mengambil ponsel di saku celananya untuk menelpon seseorang.

"Abas mana?" tanya Fetro yang baru saja menghampiri mereka. Leo dan Andre pun menoleh melihat wajah Fetro yang terlihat panik.

"kenapa Tro?" tanya Andre.
"Abas gaada, gue udah cari dia dari tadi." ujarnya cepat.
"WOY GUE DISINI, CEPET BANTUIN INI!" teriak Liam keras. mereka semua menoleh kearah sumber suara. terlihat Liam yang sedang menggendong Abas yang terluka parah.
"kenapa dia bisa begini?" tanya Leo.
"Kena tusuk Tiger tadi, kepalanya juga kena pukul balok kayu gede, Ndre mana mobil lo?"
"disana, ayo cepet." tunjuknya yang langsung buru-buru membantu Liam menggotong Abas yang sudah tak sadarkan diri.

Andre, Leo, Liam dan Fetro masuk kedalam mobil Andre dan langsung menancap gas ke rumah sakit membawa Abas. sedangkan Zero memberi instruksi anggota Leopard yang masih berada di hutan blazar untuk pergi meninggalkan area hutan yang sudah gelap dan menuju markas terdekat.

🏍️🏍️🏍️

Drega telah sampai di depan gedung tua yang jauh dari pemukiman. tepatnya di tengah-tengah hutan.

ia mulai memasuki gedung tua itu. keadaan dalam gedung itu seperti rumah yang sudah lama terbengkalai, karena gelapnya ruangan Drega berinisiatif menyalakan senter dari ponselnya. saat langkah Drega semakin mendekat kearah sebuah ruangan. terdengar suara tepukan tangan keras dari arah atas tangga.
"dateng juga lo, Aldrega." ujarnya. sedangkan Drega berdecih mendengarnya.
"gue bukan pengecut." jawab Drega lalu memasukkan kembali ponselnya kedalam saku celananya.

Varo menuruni anak tangga dan mulai melangkah mendekati Drega.
"Belum gue tonjok, udah babak belur lo." ujarnya sambil terkekeh.
"Bacot. mau lo apa sekarang?" cebik Drega lelah dengan semua yang terjadi hari ini.

"kemana omongan lo yang mau minta maaf ke adik gue hah?!" bentaknya keras dan menatap Drega tajam. Drega menghembuskan nafasnya kasar.
"gue udah minta maaf sama adik lo." finalnya.
"lo pikir gue bisa percaya gitu aja sama omongan sampah lo hah?!" bentaknya lagi. kini Varo menendang perut Drega secara tiba-tiba.

Drega menyeringai setelah mendengar apa yang baru saja Varo ucapkan.
"ternyata kakak adik gaada bedanya." Drega kini bangkit dan berdecih.
"maksud lo?!" teriaknya keras.
"banyak bacot lo!" Drega langsung menghantam balik perut Varo dengan sekuat tenaga Drega juga menendang kaki pria jangkung itu.

Saat Varo terkapar, ia mengisyaratkan anggota Whales membantunya.
"SERANG DIA!!" teriaknya mengglegar di semua ruangan di gedung tua itu.
"sialan, beraninya keroyokan lo, pengecut!" desisnya. Drega mulai menyerang satu persatu anggota Whales yang jumlahnya lumayan banyak.

Drega yang mulai terkuras tenaganya itu pun mencoba menangkis semua pukulan yang mengarah padanya. banyaknya anggota Whales membuat ia kewalahan dan oleng kebelakang saat punggungnya terkena pukul kayu balok yang besar.

Drega meringis merasakan punggungnya yang panas. ia hampir menutup matanya saat melihat langkah kaki yang mendekat kearahnya.
"bodoh cepet bangun!" ucap pria yang datang menghampirinya. Drega yang merasa kenal dengan suara itu langsung mendongakkan kepalanya. ternyata Drevan, abangnya datang untuk membantu. uluran tangan Drevan belum sempat terbalas, karena Drega sudah tak tahan menahan sakit ditubuhnya dan perlahan menutup matanya.

Drevan berdecak melihat adiknya yang sudah tak sadarkan diri, ya Drega pingsan.
"WOY BANTU ANGKAT ADIK GUE!" teriaknya keras pada anak buahnya. sebelum meninggalkan gedung tua itu, Drevan kembali berbicara setelah melihat Varo yang berusaha bangkit dibantu anggota Whales yang lain.

"Urusan kita belum selesai. Gevaro---- Trevash." ujarnya sempat menjeda kalimatnya.

Drevan melanjutkan langkahnya menuju mobilnya. ia langsung menancap gas menuju rumah sakit terdekat.

🏍️🏍️🏍️

Jangan lupa vote, komen dan share cerita Aldrega ke teman-teman kalian! See you in the next part💗

ALDREGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang