13. Jum'at penuh berkah.

276 10 0
                                    

Tandai jika ada typo!!

*****

"Kita memang nakal, tapi kita punya batas. Kita bukan sekedar perkumpulan biasa, kita lebih dari yang mereka kira. "

~Dandelions gang.

*****

Suasana markas malam ini sangat berbeda dari biasanya, lantunan surat Yasin dan tahlil memenuhi markas, Givan yang baru saja datang bergidik ngeri saat mendengarnya. Ia berjalan menghampiri Daniel yang tengah memainkan ponselnya dan menepuk pundaknya.

"Sumpah ya, gue ngeri banget masuk sini. Siapa yang meninggal?" tanya Givan sembari mengelus lengannya karena bulu kuduknya berdiri.

"Lo," sahut Daniel malas.

"Ngomongnya gak boleh ngelantur!" tegur Givan.

Daniel menyimpan ponselnya dan menatap Givan yang kini tengah memperhatikan sebuah ruangan dilantai 2.

"Lagian lo apa tanya orang meninggal segala?! Bukannya tiap malam jum'at selalu begini?" balas Daniel.

"Iya sih, tapi biasanya gak serame ini. Merinding banget anjir! Rasanya ada mayit di sini," ujar Givan masih saja melantur.

"Kayaknya bentar lagi lo yang jadi mayit. Apa sekarang lo sudah jadi mayit?" ujar daniel menakut-nakuti.

"Sembarangan saja lo! Lo sendiri ngapain di sini?"

"Terserah gue lah, gue Kristen kalo lo lupa," ujar Daniel mengingatkan.

"Iya juga, kenapa belakangan ini gue jadi lemot kayak es Wawan?"

"Udah sana ikut menyusul ke atas, tobat! Tiap hari nyakitin hari cewek saja," ucap Daniel berlalu pergi.

Givan pun berlalu menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu dan segera menyusul teman-temannya yang kini fokus membaca tahlil.

Rutinitas geng Dandelions sangat berbeda dengan kebanyakan geng motor, seperti malam hari ini mereka selalu menyempatkan diri untuk membaca surat Yasin juga tahlil bersama.

Setelah selesai, Saka pun memimpin untuk membaca doa sedangkan anggota lainnya mengamini bersama. Biasanya di hari-hari bisa, geng Dandelions juga memiliki rutinitas untuk belajar mengaji bersama.

Memang jika di pikirkan terlihat sangat susah, apalagi mereka adalah para remaja yang di kelilingi dengan pergaulan bebas yang semakin marak.

Kebanyakan remaja di luaran sana pasti akan menghabiskan waktunya di luaran sana untuk bermain bersama, jangankan menyempatkan diri untuk mengaji, menjalankan sholat lima waktu tepat waktu sangat lah susah.

Tapi Saka mencoba untuk mendorong anggotanya untuk istiqomah memperbaiki diri, memperbaiki tata cara sholat mereka, memperbaiki bacaan Al-Qur'an mereka, setidaknya mereka bisa memprioritaskan ibadah mereka di atas kegiatan apapun itu.

Setelah selesai, mereka pun bersiap untuk melaksanakan sholat isya' berjama'ah dengan Arzi yang menjadi imamnya. Tak butuh waktu lama mereka pun selesai sholat dan berdzikir.

Para anggota geng Dandelions menghampiri Daniel dan juga kelima temannya yang beragama Kristen. Walaupun berbeda agama, mereka tak pernah memasalahkan itu, mereka saling menghormati satu sama lain, bahkan setiap malam Jum'at seperti malam ini Daniel dan teman-temannya sengaja bertugas menyiapkan makanan untuk mereka semua.

"Thengkyuhhh teman-teman gue yang baik hati dan tidak julid," ujar Ratan dengan senang hati.

Ia mengambil seporsi makanan yang sudah tersedia di atas meja.

Dandelions  (KAISAKA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang