bagian 14

5.5K 382 34
                                    

𝙀𝙉𝙃𝙔𝙋𝙀𝙉 - 𝘽𝙇𝙊𝙎𝙎𝙊𝙈
________

"Mau kemana? Masih pagi loh? Aku aja belum nyiapin sarapan,"

Berlian yang sedang beberes di ruang tamu menatap heran suaminya. Sudah rapi dengan setelan warna navy. Padahal ini masih pagi buta untuk berangkat kerja.

"Mau ke bandara. Buat sarapan nanti aja di dekat sana," jawab Zafran.

"Oh. Ada perjalanan dinas ke luar?" tanya Berlian penasaran.

"Gak. Ini, Xavier yang minta ketemu sebelum dia kembali ke Aussie. Katanya sih permasalahan kemarin. Gue juga mau tau kebenarannya dari mulut Xavier," ketika mengatakannya mata Zafran seperti mengisyaratkan awas saja jika kalimat Berlian bohong semua.

Dan Berlian hanya bersikap tenang tak terpengaruh dengan sikap curiga Zafran.

"Tunggu. Kok Aussie? Bukannya orang tuanya di New York?" Berlian mengerutkan kening.

"Ya, dia kan emang kuliahnya di sana. Xavier emang gak ngikutin orang tuanya," jelas Zafran. Lalu otaknya berpikir cepat. Jadi, Berlian tak tau keadaan Xavier yang sekarang?

"Katanya temen. Kok lo gak tau?"

"Udah lama lost kontak sih," dan Berlian hanya bisa tersenyum pahit. Itu bukan keinginannya tapi keadaan yang memaksanya.

Dan hati Zafran menjadi lega. Kalimat Berlian kemarin berpotensi 90% benar. Semoga sisanya adalah kebenaran. Berlian hanya teman dengan Xavier.

"Gue berangkat. Kelamaan ngobrol deh kita," Zafran menatap jam tangan di pergelangan tangan. Dan benar dirinya dan istrinya terlalu banyak bicara.

"Oke." Berlian kembali melanjutkan pekerjaan rumahnya. Lalu terdengar deheman yang siapa lagi kalau bukan Zafran. Orang penghuninya cuma dia dan lelaki itu.

"Kenapa?" berbalik kembali menghadap Zafran dan gadis itu sudah disodori tangan suaminya. Menatap matanya, ternyata Zafran mengisyaratkan untuk dirinya mencium tangannya. Sumpah kejadian semalam tetiba berkelebat di pikirannya. Padahal dirinya sudah berjanji untuk mengingatnya.

Soalnya Zafran juga seolah biasa saja seperti tak ada kejadian yang membuat jantungnya berdegup kencang.

Dan Berlian pun meraih tangan berurat milik Zafran. Mengarahkan pada bibirnya dan menciumnya secara cepat.

Dan Zafran tersenyum senang. Secara cepat juga dirinya mencium puncak kepala Berlian. Bukan kening tapi helaian rambut yang dirasakan bibirnya.

Tanpa sepatah kata lagi berbalik meninggalkan Berlian yang mungkin mematung seperti biasanya. Kira-kira jantung yang berdegup kencang dirasakan juga gak ya sama istrinya itu?

Zafran mah gak tau Berlian hampir terjungkal setelah aksi tiba-tibanya itu. Untuk menyadarkannya saja Berlian sampai menepuk keras pipinya.

Fuck you Zafran!!!

***


Xavier duduk tenang di cafetaria dekat bandara dengan kudapan ringan di meja. Mengambil cangkir berisi kopi lalu meminumnya secara perlahan. Meresapi pahitnya kopi yang terasa di lidahnya.

Duduk bersandar sebelum take off ada hal yang harus ia luruskan dulu dengan kakak sepupunya. Makanya sekarang di jam yang baru memasuki padatnya jalanan di ibukota Xavier sudah duduk santai menunggu kedatangan Zafran.

Ditanya apa yang sedang ia pikirkan sekarang Xavier akan menjawab Berlian bukan lagi seseorang yang harus dikejar lagi. Perempuan itu sudah menikah. Dengan kakak sepupunya hal yang paling tak terduga. Xavier sebenarnya ingin bertanya semua hal dari Berlian tapi dirinya mengurungkan niat itu. Lebih baik tak tau semuanya daripada tau tapi itu semua hanya bisa memberi kesakitan padanya.

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang