Hai, selamat datang bulan Mei.
Apakah ada kisah menyakitkan lagi di bulan baru dengan orang baru ini?
Bulan baru, pastinya akan ada history baru lagi dalam kisah hubungan baruku dengan Ito. Bulan Mei ini kebetulan, awal bulan ia ada kerjaan. Aku menemani ia kerja, dia menghubungiku via videocall. Dia mau aku tidak khawatir dan menunjukan bahwa ia betul sedang kerja. Aku juga hari itu sibuk belajar, jujur aku tipe kalau belajar tidak suka ada distract. Maka, setiap mau fokus belajar aku bilang padanya mau off.
Bahkan, aku masih candu pada game itu. Masih bermain dengan kawan-kawannya Ila. Bahkan, aku kasih tahu dia bahwa aku invite oleh siapa dan bermain dengan sama siapa kepada Ito. Aku terbuka semuanya pada Ito. Tidak ada yang aku sembunyi kecuali... perasaanku padanya.
Iya.. perasaanku.
Aku jujur belum merasakan sesuatu yang tumbuh dalam hatiku.
Bahkan aku takut jatuh cinta terlalu dalam padanya.
Aku sangat takut.
Kalau di ingat-ingat, aku masih belum bisa jaga perasaan Ito. Aku masih bermain dengan kawan lawan jenis di game itu, walau ada Ila tapi tetap saja bukan itu harusnya di batasi? Tapi, Ito tidak mengekang diriku. Tapi, dulu aku belum bisa membedakan. Karna aku orang yang baik sama semua orang bisa disebut friendly.
Kalian masih ingat Didi? Ya, Didi teman Ila. Ia berulah, dia sedang mencoba mendekati seseorang yang bernama Bebe. Padahal, ia dikabarkan sudah balikan lagi dengan Riri. Bahkan, saat selobby dengan aku dan Ito, Didi menyuruh kami tidak membahas Riri. Tega. Bahkan, kami berdua menasehati Didi yang seharusnya tidak seperti itu.
Ketika aku sudah bersama dengan Ito. Semua friendlist laki-laki lamaku mulai mengungkapkan perasaan mereka dulu. Dua orang mengungkapkan perasaan mereka kepadaku, hingga Ito tahu. Ito tidak masalah. Dan semua masalah itu telah selesai. Tapi, dipikir-pikir lagi apa karna perlakuanku yang membuat mereka spesial ya? Aku ingat dulu aku sering main dengan mereka karna Iki yang tidak mengajakku main, ku lampiaskan semua energiku untuk mengobrol semua kepada teman-teman gameku. Ya, aku suka ngobrol.
Cimory dan sari gandum, makanan kesukaan Ito. Kebetulan aku dikenalkan dengan temannya yang bernama Al. Al juga pemain game itu. Saat diberi kesempatan, aku mencoba selobby dengan Al, aku minta nomor whatsappnya untuk membantuku memberikan hadiah makanan pada Ito. Kebetulan mereka satu daerah bahkan satu kerjaan. Aku membelikan makanan kepada Ito, love language-ku gift. Dia memberikan pesan seperti ini,
Ito
'Tau ahh km sukanya bkin shock aja'
'Prtma kali loh ini diginiin pasangan'
'Awas aja ya klo pergi ninggalin aku'
Pesan itu ia kirimkan saat sudah menerima makanan itu dari Al. Dia senang sekali bahkan sampai membuat story whatsappnya. Dan betapa senangnya diriku pemberianku begitu dihargai olehnya.
Oh, ya aku jadi belajar untuk mau videocall bahkan telfon. Bahkan, pernah videocall sampai aku ketiduran. Aku betul-betul lupa matikan telfon itu. Aku malu. Sungguh. Aku takut saat tidur melakukan hal diluar galaxy. Dan aku bingung sama Ito, dia senang diledek oleh teman kantornya. Padahal, beberapa orang tidak suka akan hal itu. Tapi, Ito berbeda. Bahkan, Ito ini pintar dalam perhitungan. Dia membantuku dalam tugas Statistika dan juga codingan. Aku merasa beruntung bertemu dengan Ito. Bukan untuk memanfaatkan kelebihannya itu melainkan aku menyukai laki-laki yang cerdas.
Oh iya, hubunganku dengan Ito belum diketahui oleh orang tuaku ya. Sebab, aku dari dulu punya hubungan dengan orang lain selalu backstreet. Dulu pernah, aku mengenalkan orang asing datang ke rumah padahal orangnya baik dan tidak aneh-aneh, langsung pada hari itu juga saat orangnya sudah pulang aku di ceramahi 3 hari 3 malam. Dari situ semakin takut aku terbuka dengan orang tuaku. Sebenarnya, dari dulu aku sudah tidak pernah terbuka oleh orang tuaku karna tidak suka dimarahi. Bahkan, sama Ito pun aku tidak cerita pada mereka tentang hubunganku ini.
Aku pernah kasih tahu dia tentang tas yang aku belikan untuk kado ulang tahun teman-ku padanya. Tapi, siapa sangka tanggal 12 Mei. Menjadi hari kejutan untuk-ku, dia membelikan tas yang mirip dengan apa yang pernah ku kasih tahu. Dia meminta tolong melalui Tere sahabatku. Tapi, yang mengirimkan hadiah tas itu pacarnya Tere yaitu Yudi. Dan aku bingung untuk memberi tahu kepada orang tuaku, siapa yang memberikan ini padaku. Hingga saat itu juga aku harus jujur sama orang tua-ku siapa yang memberikan hadiah itu.
Dan disitu juga aku diintrogasi siapa Ito, pekerjaannya apa, orang mana, dan lain sebagainya. Dan orang tua-ku dulu tidak mau ngobrol sama Ito, kata mereka tunggu dia memang serius atau bahkan dia mau menemui diriku. Dan beberapa hari kemudian, aku kepikiran untuk deketin Al sama temanku yang bernama Reta. Reta teman sekelas ku di perkuliahan. Kenapa aku deketin Al dengan Reta? Sebab Al belum pernah pacaran sama sekali, hanya sampai saling dekat dan kenal. Dan tidak cocok sebab Al suka perempuan yang komunikasinya bagus. Sedangkan Reta anaknya tidak neko-neko.
Tiba-tiba ada sedikit masalah dengan Didi. Ya, digame itu ada namanya clan seperti grup. Dulu aku masuk clan-nya Didi, pikirku clan-nya yang santai dan biasa saja. Tapi, lama kelamaan aku merasa ada tekanan dan hal yang membuatku tidak nyaman. Akhirnya, aku dikeluarkan oleh Didi dari clan-nya. Didi berubah semenjak aku dan Ito berpacaran. Ia bahkan seperti menawarkan untuk main bersama tapi lama-lama jatuhnya seperti menantang. Kebetulan sebelum ketemu Didi aku mempunyai clan sendiri. Karna dikeluarkan dari clan Didi akhirnya aku balik lagi ke clan yang sudah aku bangun dari awal bermain game itu bulan Februari.
Didi yang awalnya menawarkan untuk main clannya vs clanku membuat aku saat risih. Jika bermain biasa saja aku terima saja. Tapi, kenapa semua anak clannya jadi ikutan menghubungiku seakan-akan mengadu skill mainku yang mungkin ia tahu bahwa aku sangat cupu mainnya. Tapi, aku merasa sudah tidak nyaman sekali oleh ajak-kan mereka. Hingga saatnya tiba ada masalah hingga Ila juga ikut terseret.
Akhirnya, aku, Ila dan Ito selobby dengan Didi serta kawan clan-nya Didi. Jujur dihari itu panas sekali hawanya. Ribut dan adu mulut, untung Ito tidak terbawa suasana dia lebih dewasa daripada Didi dan kawan-kawan. Akhirnya, dari situ juga aku mulai untuk tidak lagi berkomunikasi lagi bersama mereka. Aku menghapus mereka dari list gameku dan juga mengnonaktifkan nomorku. Jujur, aku menyesal mengenal mereka. Ternyata, Didi pembohong ia sudah berkeluarga dan mempunyai anak. Tapi, selalu mengaku masih single. Sungguh orang-orang di game itu sangat amat mengerikan. Bahkan, aku jadi memikirkan nasib Riri yang telah berpacaran dengan suami orang.
Aku dan Ito bertukaran akun game dan instagram. Sebenarnya, aku duluan yang kasih semua dan dia juga kasih. Aku tidak memaksa Ito memberikan itu, tapi ia memberikan itu sendiri padaku. Aku bahkan tidak tahu tujuan tukar akun sosmed itu untuk apa. hahahaha. Kalau aku si ada tujuan, mau lihat apakah ia masih berkomunikasi dengan masa lalunya atau tidak. Jujur, aku lebih tidak suka bersaing dengan masa lalu ketimbang seseorang dari masa depan. Karna menurutku orang masa lalu sudah lebih lama mengenal dirinya ketimbang diriku. Betul bukan?
Tapi, ketika aku cek postingan feed terakhirnya yang dia arsipkan membuatku jleb. Masih ada 3 foto mantannya. Jujur nyesek lihatnya. Aku sampai berfikir kenapa dia tidak menghapus postingan tersebut? Apakah masih ada rasa untuk mereka bertiga? Yang aku tahu juga ada foto Ica, foto mantan seagama, dan foto mantan beda agama. Aku tidak langsung menanyakan hal itu pada Ito. Aku mencoba menstalking bahkan aku lihati moment masa Ito berpacaran dulu. Yang paling sweet moment ia berpacaran dengan Perempuan seagama kita sebut saja Ela. Mereka pernah photobooth berdua, dan Ito menciumi pipi Ela.
Jleb! Tapi, aku berusaha menghiraukan. Sebab itu masa lalu. Dan yang aku tahu dia juga masih follow-followan dengan Ela.
Apa ia aku tidak cemburu?
Cemburu itu wajarkah?
Apakah masih ada rasa?
Apakah ia masih berharap pada mantannya yang seagama itu?

KAMU SEDANG MEMBACA
Thousands Of Miles My Love
Ficção AdolescenteSiapa sangka menemukan cintaku di ribuan miles jauhnya, bahkan sampai saat ini aku tidak tahu bagaimana perjumpaan aku dengannya sampai akhirnya kita menjalani sebuah hubungan dengan perkenalan yang sangat singkat.