Gralind

Ada apa?

06:45

Alin telah siap mengenakan pakaian sekolahnya. Masih ada waktu lima belas menit untuk sarapan, tidak banyak hanya roti berselai coklat dan satu gelas susu kesukaannya. Seperti biasa, semenjak Leo tidak ada ia selalu sarapan sendiri karna papanya sudah berangkat ke kantor terlebih dahulu.

"Ayo bi sarapan bareng-bareng sama Alin" ajak Alin pada artnya.

"Gausah non, bibi nanti saja sarapan di belakang"

"Di sini aja bi temenin Alin"

Bi Tini mengerti "iya non Alin"

Sepuluh menit sarapan. Alin bergegas berangkat ke sekolah, mengeluarkan motor sport hitam kesayangannya. Jarak dari rumah kesekolah tidak terlalu jauh, hanya butuh waktu lima menit. Karna Alin mengemudi motornya sedikit cepat. Jadi tak sampai lima menit Alin sudah sampai sekolah.

"ALIINNN" teriak seseorang dari kejauhan.

"ISSS ALINN TUNGGUIN GUEEE" lanjutnya berlari menyusul Alin.

Alin terus berjalan tak memperdulikan panggilan sahabatnya.

"Huh..huh..huh woy, ah elah gue engap nih" ucapnya setelah sampai di samping Alin.

Alin berhenti "suara Lo" seraya mengusap telinganya pelan.

"Ya sorry, lagian Lo ga berhenti-berhenti, gue larilah ngejar Lo" eluhnya protes.

"Gada yang nyuruh Lo ngejar gue" ucap Alin.

Alin lanjut melangkahkan kaki menuju kelas meninggalkan sahabatnya yang masih mengatur nafas.

"ALIINNN, hadehhh dasar es batu" berjalan mengikuti Alin.

Valerie cordelia tubuhnya yang pendek dan rambut berponi. Jika seseorang tidak mengenalnya pasti orang itu tidak menyangka kalo Valerie sudah kelas 11 SMA. Valeri cerewet, ada saja ucapan yang keluar dari mulutnya. Sifatnya berbanding jauh dengan Alin. Jika Valerie seperti matahari yang ceria setiap detik maka Alin adalah kutub es yang tidak pernah mencair. Kalian mengira bahwa Alin adalah seseorang yang humble seperti yang ia lakukan pada bi Tini tadi pagi. Jika iya Maka kalian salah besar. Sifat itu hanya ia tunjukan ke papa dan ARTnya.