Alin memasuki rumahnya, terlihat celano tengah fokus menonton TV Alin termenung melihat berita yang disiarkan di TV.
Muncul kabar pengusaha besar Celano Gralindo terciduk tengah berkencan dengan seorang gadis Melalui foto yang beredar di media sosial. Belum diketahui secara pasti apakah berita yang kini beredar merupakan foto asli dari pemilik gralind hospital tersebut.
Alin menghela napas "assalamualaikum pa"
"Waalaikumsalam, anak cantik papa sudah pulang, dari tadi?"
"Enggak kok pa, baru aja sampe" Alin berbohong.
Alin memeluk celano erat "maaf ya pa seharusnya kemarin kita gaperlu turun dari mobil" Alin menangis.
"Sstt sudah, bukan salah Alin" handphone celano berdering "papa angkat telepon, kamu cuci muka cuci tangan cuci kaki setelah itu makan siang ya" Alin mengurai pelukannya, ia segera menuju kamarnya yang terletak di lantai dua.
"Halo"
"......."
"Iya"
"......."
"Saya kesana sekarang"
Sambungan terputus celano melangkahkan kaki keluar dari rumah. Ia bergegas menuju kantor setelah seseorang memberitahu bahwa keadaan kantor sedang tidak baik-baik saja. Celano mengendarai mobilnya tanpa supir.
Alin turun dari kamarnya. Mengedarkan pandangan ke sekeliling ruang tamu, sepi. Alin kembali berjalan menuju halaman rumah. Terlihat pak dani tengah mencuci mobil dan pak Harto yang membersihkan halaman bagasinya.
"Mobil papa mana pak Harto?" Alin heran kenapa mobil papanya tidak ada tapi sopirnya ada.
"Bapak tadi pergi non, dan beliau menolak buat saya antar"
"Pergi? Kemana pak?"
"Saya juga gak tau non, tapi tadi kayaknya bapak cepet-cepet gitu"
Papanya pergi gitu aja?. apa mungkin papa pergi karna orang yang tadi telepon?
"Pak dani anterin Alin ke kantor papa ya"
"Iya non, saya panaskan dulu mobilnya"
Alin masuk kedalam rumah mengganti pakaian, kemudian kembali keluar, Alin sengaja mengenakan masker karna ia tidak ingin semua orang mengenalinya.
"Sudah non, mari" pak dani membukakan pintu buat Alin.
"Agak cepet pak"
"Iya non" kemudian pak dani menambah kecepatan pada mobilnya. Pikiran Alin sama kacaunya. Ia takut jika sesuatu terjadi pada papanya.
Tidak lama Alin sampai "berhenti disini saja pak" Alin memilih melihat keadaan kantor dari kejauhan. Alin melihat mobil papanya terparkir di sebelah gedung. Itu bukanlah tempat parkir yang biasa papanya tempati. Belasan wartawan memenuhi halaman kantor. Terlihat papanya keluar dari dalam gedung di dampingi beberapa orang kepercayaannya.
Alin turun dari mobil. Memandang kerumunan orang yang berdesakan meminta kejelasan dari papanya.
"Apakah benar jika orang yang ada di foto tersebut adalah anda?"
"Pak bisa anda jelaskan tentang foto yang kini sedang beredar?"
"Pak bagaimana keadaan perusahaan bapak setelah kejadian beredarnya foto tersebut?"
Seperti itulah kira-kira pertanyaan-pertanyaan yang di lontarkan wartawan-wartawan tersebut. Berdesakan membuat celano sendiri merasa tak nyaman. Sekertaris celano merasakan keresahan yang dirasakan atasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gralind
Teen FictionDi titik juang yang sama Menetap di satu tempat singgah Diberi banyak persamaan dari semesta Juga sesekali di temukan tiba-tiba Akankah semesta membuka percakapan kita? Ketika takdir menyatukan perbedaan Apa itu alasan semesta menyamakan? Penasaran...