Kamar bernuansa abu tua menemani Rakha yang tengah berkutat dengan map-nya yang belum juga selesai. Kelas 11 ips 1 2 3 4 sudah Rakha selesaikan. Tinggal 3 kelas lagi jurusan MIPA. Rakha sendiri berada di kelas 11 mipa 1, kelasnya tak perlu dicari sudah dipastikan gadis itu tak ada di sana. Rakha menerka-nerka. Ujung nama papa celano sama bang Leo kan Gralindo, kemungkinan besar nama ujung gadis itu juga sama tapi versi ceweknya, Gralind?. Tunggu Rakha ingat gadis yang iya tabrak tadi. Bukankah inisial nama terakhir gadis itu G?. Rakha kembali berkutat dengan map-nya. 2 kelas 11 MIPA sudah ia baca tapi tidak ada. Tertinggal satu map lagi kelas 11 MIPA 4. Rakha yakin nama gadis itu disana. Rakha membacanya dengan teliti. Veranila giofita gralind. Rakha menemukannya. Ia yakin jika gadis yang ia temui tadi adalah adik dari Leo. Rakha sudah menemukan orangnya tinggal bagaimana cara ia mendekatinya.
Rakha menutup kembali map-map itu. Menumpuknya, lalu memasukkannya kedalam tas, berniat waktu sekolah nanti ia kembalikan. Rakha merebahkan tubuhnya di kasur. Rakha tersenyum.
"Adik Lo cantik bang"
Tapi gimana caranya gue deketin dia?
Handphone Rakha berdering pertanda ada telepon masuk.
Mama
"Assalamualaikum anak mama" ucap wanita dari sebrang sana.
"Waalaikumsalam"
"Kamu dimana sayang. Udah lama gak main ke rumah"
"Rakha di rumah"
"Di rumah?"
"Iya, di rumah Rakha"
"Kamu beli rumah?"
"Iya"
"Selama ini kamu tinggal disana? Bukannya serumah sama papa?"
"Enggak"
"Kamu bertengkar?"
"Enggak juga"
"Jadi?"
"Males"
Rakha tau zandra menghela nafas. Terdengar dari suaranya. Rakha memilih tinggal sendiri ketimbang tinggal bersama orang tuanya. Jika ia tinggal dirumah zandra, jarak kesekolah sangat jauh. Tapi jika ia bersama papanya, ia akan terus-menerus melihat manusia-manusia tak beradab. Hampir setiap malam allard membawa wanita kerumah. Parahnya wanita itu selalu berganti-ganti. Rakha jijik, Rakha malu punya orang tua seperti allard. Jika saja bisa nama Nathanael ingin Rakha hapus dari nama lengkapnya. Sayangnya tidak bisa karna nama dia sudah menjadi nama tetap dari pewaris allard.
"Kha"
"....."
"Rakha"
"....."
"Sayang?"
"Ah iya ma, gimana?"
"Ada sesuatu?"
"Enggak ma"
"Terus?"
"Rakha gak papa, yaudah Rakha tutup ya telephonnya udah malem, kalo ada waktu Rakha main ke rumah mama ya"
"Iya, kamu istirahat. Jangan begadang. Inget anak mama harus sehat terus. Sholatnya jangan lupa ya"
"Iya ma. Mama juga ya selalu menjadi mama hebat buat Rakha, Rakha tutup. Assalamualaikum"
"Iya sayang. Waalaikumsalam"
Rakha mengakhiri panggilan itu. Ia menghela nafasnya kasar.
Notifikasi handphone Rakha berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gralind
Teen FictionDi titik juang yang sama Menetap di satu tempat singgah Diberi banyak persamaan dari semesta Juga sesekali di temukan tiba-tiba Akankah semesta membuka percakapan kita? Ketika takdir menyatukan perbedaan Apa itu alasan semesta menyamakan? Penasaran...