Prolog

6.9K 680 28
                                    


Waktu seakan terhenti, saat keduanya mengecup dengan penuh kemesraan. Membelai dengan penuh perasaan. Saling berbagi kehangatan. Bagi Valentino, percintaan kali tidak lebih dari sekedar pelampiasan hasrat. Ia membutuhkan kehangatan untuk menyingkirkan gundah. Bagi Nattaya, percintaan ini adalah pertaruhan masa depannya. Tidak peduli kalau tubuhnya berkeringat karena gairah dan tanpa cinta, asalkan bisa membebaskannya dari derita, ia sanggup menanggung segala luka.

"Aku harap, uang yang aku berikan bisa membantumu kelak."

Valentino menunjukkan bukti tranfer di ponselnya. Setelah percintaan panas selama sepekan, mereka memutuskan untuk berpisah.

"Tidak usah takut kamu hamil, aku mandul."

Nattaya menerima uang dengan senyum terkulum. Banyak sekali jumlahnya, cukup untuk membantunya melarikan diri dari orang-orang yang menberinya penderitaan.

"Terima kasih, Pak. Saya janji tidak akan merepotkan ke depannya."

"Semoga saja begitu. Terima kasih, sudah menemaniku beberapa hari ini."

Mereka berpisah, dengan Valentino kembali ke kota asal dan menikah. Nattaya meninggalkan kotanya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Keduanya berpisah tanpa ragu, tanpa beban, dan tanpa janji untuk bertemu lagi.

Putaran nasib mempertemukan mereka kembali dengan Nattaya menggandeng seorang anak laki-laki.

"Apakah itu anakku? Tapi, bagaimana mungkin? Aku mandul!"

Pertanyaan Valentino dijawab singkat oleh Nattaya. "Bukan, ini anak suamiku."

Apakah Valentino percaya? Sedangkan anak laki-laki itu sangat mirip dengannya? Siapa yang salah dalam hal ini?

.

.

.

.

Segera 

Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang