Pintu kaca berdentang terbuka. Seorang laki-laki dengan jas panjang mengedarkan pandangan ke sekeliling bar yang cukup sepi. Ada beberapa meja kayu bundar yang tersebar di ruangan beraroma tembakau. Beberapa kursi kayu, diletakkan di dekat meja. Ada belasan pengunjung, dengan bir di depan mereka dan beberapa minum cocktail. Laki-laki itu menghela napas panjang, berdiri termangu cukup lama. Seolah tidak yakin kenapa bisa masuk ke tempat seperti ini. Orang-orang yang ada di sini terlihat santai, tanpa tawa ataupun kata, hanya minum dan mendengarkan musik yang mengalun dari stereo. Tidak seperti bar pada umumnya yang sangat riuh dengan musik, di sini cenderung tenang. Laki-laki itu hendak membalikkan tubuh, ingin pergi ke bar yang lain saat suara perempuan menyapa dari balik meja bartender. Perempuan yang sedari tadi sosoknya tidak terlihat dan kini muncul dengan senyum di wajah.
"Selamat malam, selamat datang, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?"
Laki-laki itu mengedip, bingung apakah ingin melanjutkan langkah dan berbalik. Perempuan berseragam hitam putih itu kembali menyapa.
"Ingin minum kopi dicampur sedikit brandy, Tuan? Itu akan bagus untuk tubuh."
Campuran minuman yang unik, laki-laki itu memutuskan untuk mencobanya. Menarik kursi dan bicara dengan suara parau pada perempuan muda di hadapannya.
"Kalian menjual kopi?"
"Kami menjual segala minuman. Kalau Anda haus dan sekedar ingin minum jus, kami pun bisa menyediakan."
"Unik, biasanya bar hanya menyediakan soft drink dan alkohol."
Perempuan itu tersenyum, lesung pipinya terpampang jelas. "Bar ini bukan tempat biasa. Lapar tidak, Tuan?"
"Kalau aku lapar, apa yang bisa kalian sediakan?"
Pertanyaan laki-laki di depannya membuat bartender perempuan itu terdiam. Mengamati sekilas pada pakaian rapi, tata bahasa terpelajar, dan juga wibawa yang kuat, jelas laki-laki ini bukan orang biasa. Rayt wajah yang sedikit muram dengan titip kelelahan di bawah mata.
"Seandainya Tuan itu perempuan, saya akan menawarkan mi instand rebus dengan irisan cabai dan juga telur setengah matang. Tapi, karena Tuan laki-laki, saya menawarkan sup ayam panas atau burger dengan isian daging dan keju."
Laki-laki itu menyesap kopinya perlahan. "Pilihan yang menarik. Karena seharian aku belum makan, berikan burger daging itu."
"Double steak burger, Tuan akan menyukainya. Saya jamin."
Perempuan itu menghilang untuk bicara pada koki, dan kembali saat ada pengunjung lain. Seorang anak muda yang menyapa dengan suara yang ceria.
"Nattaya, aku ingin minum coctktail segar!" Pemuda itu mengambil dompet dan membanting di meja. "Aku punya uang. Ayo, buatkan aku cocktail."
Perempuan yang dipanggil Nattaya muncul, mengambil dompet dari atas meja dan memeriksanya. Menyeringai dengan ekpresi kurang ajar yang bercampur geli.
"Ihsan, bawa uangmu pergi. Sana, beli makanan buat ibumu sebelum dia datang mematahkan lehermu karena membeli alkohol."
Pemuda bernama Ihsan mencebik, duduk dengan kepala tertunduk di antara lengan. "Padahal aku pingin coba cocktail buatanmu yang lezat itu."
"Lain kali, kalau dapat bonus dari kantor. Sana, pulang!"
Laki-laki yang sedang minum kopi tidak dapat menyembunyikan senyum geli, saat melihat pemuda belia yang diusir oleh bartender. Alih-alih menjual alkohol untuk uang, perempuan itu malah mengusir karena menganggap pemuda itu lebih membutuhkan uang untuk ibunya. Sebuah sikap yang menarik. Ia menyukainya ketegasannya.
"Silakan, Tuan. Double steak burger."
Meletakkan kopinya, laki-laki itu menatap burger di depannya. Tidak menyangka ternyata sangat menggiurkan dan menerbitkan air liur. Ia menangkup burger dan menggigitnya. Aroma daging asap dari steak bercampur kecu dan mayo, ditambah dengan roti yang lembut. Burgernya memang benar-benar lezat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love
RomanceKisah rumit antara Valentino dan Nattaya, yang melibatkan kebohongan, penderitaan, dan juga cinta yang tidak bisa diabaikan.