Mereka bersama sudah empat hari dan selama itu pula yang dilakukan adalah bercinta. Nattaya nyaris tidak pernah memakai baju karena Valentino terus menerus bergairah padanya. Pagi ini laki-laki itu terbangun karena telepon, setelah melakukan sedikit pekerjaan, mengajak Nattaya mandi. Mereka bercumbu di kamar mandi yang hangat dan berlanjut ke atas ranjang. Nattaya menelungkup di atas ranjang, dengan menekuk kaki dan Valentino memasukinya dari belakang.
"Kamu makin pintar, Nattaya," desah laki-laki itu dengan jemari meremas dada dan rambut Nattaya. Bergerak cepat, menusuk, dan membuat berpeluh.
Nattaya melenguh, merasakan bagian tubuhnya yang membara. Tidak peduli apa pun posisinya, Valentino bisa menguasainya dengan sangat kejam. Tubuhnya dibuat tidak berdaya dan menerima semua yang diberikan laki-laki itu.
Valentino menunduk, melumat bibir Nattaya dengan kejantanannya bergerak tanpa henti. Rasanya tidak pernah puas menikmati Nattaya, ingin lagi dan lagi menyatukan tubuh mereka. Ia menghentikan gerakan, mencabut kejantanannya dan membalikkan tubuh Nattaya. Jemarinya meremas dada yang basah oleh keringat. Turun dari ranjang dan menarik Nattaya berdiri.
"Kamu suka pantai bukan? Kita berdiri di sini biar kamu menikmati pantai."
Nattaya bersandar pada dinding kaca, dengan Valentino berdiri di belakangnya. Tubuhnya membungkuk, satu paha dibuka dan mereka bercinta secara berdiri. Antara gairah dan sedikit nyeri di selangkangan, mungkin karena belum terbiasa. Valentino terus menyatukan mereka, membuat tubuh Nattaya berguncang. Saat berakhir, laki-laki itu menekan kepalanya ke lantai untuk beberapa saat. Nattaya merasa lututnya lemas dan tidak bertenaga. Valentino membimbingnya ke ranjang dan membaringkannya.
"Tidurlah, aku harus bekerja." Vakentino menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang Nattaya. Meraih jubah dan memakainya. Duduk di meja dan mulai mengetik di laptop yang terbuka.
Pandangan Nattaya buram karena kantuk yang menyerangnya. Ia menatap Valentino yang menunduk. Laki-laki itu sama sekali tidak memakai pengaman selama mereka bersenggama. Valentino mengatakan kalau dirinya mandul, menikah karena perjodohan dengan seorang perempuan dari keluarga kaya.
"Namanya Arista, tiga tahun lebih tua dari aku dan janda anak satu. Suami Arista terdahulu, entah kemana dan aku juga tidak mau tahu. Anak Arista laki-laki, berumur delapan tahun. Pernikahan kami murni karena bisnis dan meskipun tahu kalau aku mandul, Arista tetap ingin menikah denganku. Padahal banyak laki-laki yang bersedia menikah dengannya, selain kaya Arista juga sangat cantik. Entah kenapa justru memilihku."
"Mungkin saja karena Nyonya Arista mencintai Anda, Pak?"
"Cinta? Mana mungkin ada cinta di antara kami, Nattaya. Setiap kali kami bersama, bagai dua orang asing yang mencoba untuk mendekatkan diri. Aku bahkan tidak berusaha untuk menggenggam tangan atau memeluknya."
"Kalau begitu, Anda harus mencobanya, Pak. Bagaimanapun kalian akan menikah."
Setelah itu Nattay tidak lagi bertanya kenapa di saat ingin menikah justru tidur dengan perempuan lain. Valentino pasti punya alasan yang tidak ingin diketahui orang lain, sama seperti alasan Nattaya yang bersedi tidur dengan laki-laki yang baru ditemuinya beberapa hari. Valentino memberinya uang yang sangat banyak, bahkan untuk ukuran uang muka. Setiap hari otak Nattaya menghitung setiap rupiah dari uangnya dan itu membuatnya bahagia.
Ia mengerjap lalu memandang langit-langit kamar. Memikirkan tentang jalan hidupnya yang naik turun. Setelah menjadi bartender, akhirnya terdampar di ranjang empuk dan hotel mewah untuk menjadi teman tidur laki-laki kaya. Nattaya menghela napas panjang, dan memejam. Menyingkirkan segala gundah sebelum akhirnya terlelap.
Valentino mengalihkan pandangan dari laptop ke ranjang. Nattaya tertidur dengan bibir sedikit terbuka, menunjukkan kalau benar-benar pulas. Menatap perempuan itu lekat-lekat, tanpa sadar ia tersenyum. Wajah cantik, tubuh yang lentur dan bertenaga, Nattay benar-benar membuatnya tidak berdaya. Tidak pernah menolak saat gairahnya naik, dan melakukan apa pun yang diinginkannya. Ia juga meminta Nattaya untuk tidak malu-malu mengatakan apa yang ada di hatinya. Selama beberapa hari mereka di resort ini, sama sekali tidak pernah keluar kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love
RomansaKisah rumit antara Valentino dan Nattaya, yang melibatkan kebohongan, penderitaan, dan juga cinta yang tidak bisa diabaikan.