06

247 4 0
                                    

JAUH JODOH
Eps 06

Siang itu bada dzuhur Hana menunggu kedatangan Biyan untuk mengambil motor Ustadz Haikal agar dibawa ke bengkel. Shalat check, makan siang check, cuci piring check. Hana selonjoran sambil merespon pesan-pesan dari calon pembeli.

Hana lebih banyak beraktifitas dari dalam rumah berkat bantuan Biyan.

Dulu sekali, di saat Biyan masih kelas tiga SMP.

"Bunda, biar Biyan saja yang ambil barang ke Tanah Abang. Bunda gak perlu ikut." Biyan menawarkan diri.

"Yang bener aja, Biyan, kamu masih kecil." tentu saja Hana menolak.

"Biyan bisa, Bunda. Biyan bisa. Bunda tinggal hubungi toko mau barang yang mana. Nanti Biyan yang ambil." Biyan ngotot.

Hana tidak mengijinkan.

Setahun kemudian.

"Bunda, Biyan sudah memakai celana panjang abu-abu. Biyan aja yang ambil barang ke tanah Abang." Biyan kembali menawarkan bantuan.

"Enggak. Kamu masih kecil. Kamu mana bisa pergi jauh-jauh? Tugas kamu adalah sekolah." Hana tetap menolak.

"Bunda diantar gak mau alasannya sayang ongkos. Biyan gak tega lihat bunda nenteng-nenteng belanjaan berat. Udah, Biyan aja deeeh. Cobain sekali, ya?" Biyan maksa.

Hana akhirnya mengajak Biyan ikut ke Tanah Abang untuk mempelajari track angkutan umum dan melihatnya bertransaksi. Berikutnya Biyan dilepas sendiri.

Semua berjalan lancar. Hana tidak perlu lagi pergi bolak-balik ke Tanah Abang. Biyan bahkan membeli beberapa baju laki-laki seperti kaos, kemeja, baju koko. Didagangkan ke teman sekolah, guru, tetangga. Lumayan laku walau Hana curiga orang membeli karena kasihan. Tapi ya sudahlah, yang penting Biyan menjalani dengan senang hati tidak terpaksa.

Ada aja barang dijual oleh Biyan, mulailah sering hunting ke berbagai pasar yang ada di Jakarta. Sepatu, tas, ikat pinggang, kaos kaki, pakaian dalam. Biyan mulai belajar menggunakan media sosial sebagai tempat berjualan. Ketika akhirnya lulus SMU, bisa dibilang Biyan sudah bisa mencari uang sendiri.

Dengan bangganya Biyan sering berkata, "Bunda gak usah cari duit lagi deeeh! Biar semua kebutuhan Biyan yang tanggung."

Hana hanya tertawa, "daripada kamu mikirin Bunda, mending nabung beli motor gih!"

Biyan menurut, setelah menabung selama dua tahun berhasil membeli motor matic second.

Saat itulah Nca menyatakan cinta melalui Bunda Hana.

Awalnya Biyan menolak. "Ah, yang benar aja, Bunda, masa Biyan disuruh pacaran?"

"Ya bukan pacaran lah, tapi menikah." Hana meluruskan.

Biyan bengong beberapa detik lalu ngakak, "nikah? Wakakak, dengan Kak Nca? Bunda becanda niiih. Kak Nca itu sarjana, Bundaaaa! Udah jadi guru pula di sekolah swasta terkenal. Gak tahu diri amat Biyan nikah dengan cewek sehebat Kak Nca?"

Hana terlihat galau, "iya sih, Bunda juga bilang gitu ke si Nca. Tapi Ncanya ngotot. Aduh, Bunda musti gimana?"

"Ya udah bilang aja Biyan gak mau. Gampangkan?" Biyan berkata lempeng.

"Kamu jahat amat sih, Biyan? Semudah itu kamu menjatuhkan harga diri seorang perempuan?" sontak Hana malah ngegas.

"Lah, abis gimana? Bunda maunya gimana?" Biyan berubah serius.

"Gak tahu, gak tahuuuu. Bunda kan perempuan juga. Bunda gak tega lihat Nca selama ini yang udah baikin Bunda demi bisa dapetin kamu. Aaah, apa kita pindah aja ya?" Hana semakin galau.

JAUH JODOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang