18

95 4 0
                                    

𝗕𝗔𝗣𝗔𝗞𝗞𝗨 𝗣𝗘𝗠𝗘𝗥𝗞𝗢𝗦𝗔 (?)
Eps 18

Ustadz Haikal tidak ingin menjadikan momen lebih dari itu di tempat yang menurutnya tidak layak di waktu yang tidak tepat.

Ustadz Haikal memburu-buru nikah bukan sekedar ingin mencicipi seperti tuduhan Feri. Memang benar, hatinya yang bekerja mendahului logika. Terlanjur menyimpan rasa terhadap seorang akhwat meminggirkan kemungkinan salah memilih jalan. Ustadz Haikal mundur selangkah lalu berkata, "siap-siap! Anti lebih baik pindah ke rumah ana segera."

Hana malah merosot ke lantai. Ustadz Haikal kaget dan segera berlutut, "anti kenapa?"

"Feri benar, Feri benar." Hana mulai menangis. "Aku hanya memanfaatkan Ustadz. Maafkan aku, huhu."

"Sttt! Jangan kenceng-kenceng ngomongnya!" Ustadz Haikal menempelkan telunjuk ke bibirnya.

Hana menutup mulutnya dengan tangan melanjutkan tangisan tanpa suara.

Ustadz Haikal menarik tangan Hana lalu menggandengnya ke arah kamar. Hana terkejut, eh .. eh .. kok ke kamar. Ustadz Haikal mendorong pintu menggiring Hana masuk setelah itu Ustadz Haikal mengunci pintu.

"Afwan-afwan-afwan, ana hanya khawatir Pak Feri masih di luar dan menguping pembicaraan kita." ucap Ustadz Haikal sambil memeriksa jendela lalu mengintip ke luar. "Jendela ini menghadap belakang ya?"

"I .. iya, Ustadz." jawab Hana salting karena hanya berdua di dalam kamar.

Setelah memastikan keadaan aman, Ustadz Haikal menyalakan kipas angin lalu duduk di sisi ranjang sambil melambaikan tangan memanggil, "Duduk sini, duduk!"

Hana menghampiri dan duduk di samping Ustadz Haikal.

"Jadi maksudnya anti gak ikhlas nikah dengan ana?" Ustadz Haikal melanjutkan pembicaraan.

"Ikhlas kok, ikhlas. Tapi niatnya biar Feri berhenti mengejar aku." Hana menunduk mengakui.

"Semoga bisa tercapai ya, aamiin." ucap Ustadz Haikal kalem.

"Kok .. kok .. Ustadz gak marah?" Hana berhenti nangis malah bertanya keheranan.

"Kenapa harus marah?" jawab Ustadz Haikal lempeng.

"Uang maharnya ambil lagi aja, Ustadz." ucap Hana kembali menunduk.

"Anti mau membatalkan nikah?" barulah Ustadz Haikal terlihat cemas.

"Maksudnya kalau Ustadz mau batalkan gak apa. Aku terima." Hana membuang muka.

"Jangan pikirkan ana, anti yang jelas maunya gimana." Ustadz Haikal bertanya balik.

Hana terdiam berpikir, iya dia maunya apa sih sebenarnya?

"Ceritakan ke ana apa yang sebenarnya terjadi di antara anti dan Pak Feri sehingga lahir Biyan." Ustadz Haikal meminta. "Ana merasa banyak yang janggal. Jika benar Pak Feri pernah mem ..per .. melakukan pelecehan, kenapa dia mengatakannya dengan santai? Kenapa begitu perhatian dengan anti? Dan kenapa anti juga tidak terlihat takut dengannya? Berikan ana kejelasan agar bisa menilai dengan benar." Ustadz Haikal menuntut lagi.

Hana kebingungan sedetil apa harus menceritakan? Kalau cuma setengah? Gimana jelasinnya ya?

"Jadi .. dulu ketika lulus SMU kami pacaran." Hana memulai cerita. Ustadz Haikal menyimak.

"Lalu .. lalu .. a .. aku diajak ke rumah kosong. Lalu .. lalu .. " Hana mulai mules, mengakui dosa itu sungguh berat.

"Anti tidak perlu cerita detil, ana hanya ingin tahu, anti dilecehkan atau tidak oleh Pak Feri?" Ustadz Haikal mengarahkan.

JAUH JODOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang