Iori terbangun saat sinar matahari mengintip dari jendela kamar Tenn. Dia menoleh ke arah jam yang ada di nakas dan mendapati sudah pukul 7 pagi. Dia menoleh ke arah Tenn dan mendapati sang pemilik kamar masih terlelap sambil memeluknya.
Ting!
Iori segera mengambil ponselnya yang berbunyi. Dia membuka aplikasi RabbiChat dan mendapati Riku yang mengirimkannya pesan.
Nanase-san
Iori, ohayou.
Aku akan ke sana.
Untuk mengantarkan makanan
dari Mitsuki.
Sekalian menjenguk Tenn-nii.Ohayou, Nanase-san.
Padahal tidak usah.
Aku bisa memasak untuk Kujo-san.Aku tau, aku tau
Tapi ini titipan Mitsuki.Baiklah.
Hati-hati di jalan, Nanase-san.
Jangan lupa inhealermu.Ha'i.
Iori meletakkan kembali ponselnya dan mendapati Tenn yang baru membuka matanya.
"Ohayou, Kujo-san."
"Ohayou, Iori. Dan tolong panggil aku dengan nama depanku. Kau tau aku tidak suka kau dan Riku memanggilku begitu."
"Ha'i ha'i. Baiklah, Tenn-san."
Tenn tersenyum dan mengecup pipi Iori. Mendapat ciuman di pipi, wajah Iori langsung memerah.
"Jam berapa sekarang?"
Tenn bangkit dari posisinya dan membuka gorden jendela.
"Jam 7 pagi. Oh iya, tadi Nanase-san bilang ingin ke sini sekalian mengantar makanan buatan nii-san."
"Benarkah? Aku merindukan masakan kakakmu."
Iori hanya mendengus mendengar itu. Tenn terkekeh pelan.
"Masakanmu masih yang terbaik, Iori."
"Lebih baik segera mandi."
"Baiklah. Aku mandi dulu."
Tenn segera mengambil handuk dan berlalu ke kamar mandi. Sedangkan Iori langsung membereskan ranjang Tenn.
Setelah selesai, dia menyiapkan pakaian untuk Tenn dan bergegas ke dapur. Dia ingin membuatkan teh hangat dengan madu untuk Riku dan Tenn.
Ting tong!
Iori langsung bergegas membukakan pintu saat terdengar bel. Iori mendapati Riku yang berada di depan pintu dengan senyum cerianya.
"Masuklah, Nanase-san."
Riku segera masuk dan menuju dapur. Dia menata makanan yang dibawa. Iori menghampirinya setelah menutup pintu.
"Apa saja yang kau bawa, Nanase-san?"
"Semua makanan kesukaan kalian. Tapi yang aku lihat malah lebih banyak kesukaan Tenn-nii."
Riku terkekeh melihat makanan yang dia bawa. Yah memang kebanyakan makanan yang dibuat Mitsuki adalah kesukaan Tenn. Iori hanya menggeleng pelan.
"Oh kau sudah datang, Riku?"
Iori dan Riku langsung menolehkan kepala mereka ke arah sumber suara dan mendapati Tenn yang masih dengan handuk di lehernya serta rambut yang masih basah.
"Tenn-nii/Tenn-san! Keringkan rambutmu dulu!"
Tenn langsung menutup kedua telinganya saat mendengar teriakan Iori dan Riku. Dia duduk di sofa dan menatap mereka berdua kesal.
"Iori, mandilah dulu. Dan Riku, kau yang akan membantuku mengeringkan rambutku."
"Hehh?!!! Kok aku?!!!"
Iori segera beranjak ke kamar mandi dan Riku berjalan ke belakang sang kakak. Dia mengambil handuk yang berada di leher sang kakak dan mengeringkan rambut Tenn.
"Tenn-nii, aku tau Tenn-nii susah tidur."
"Riku.."
"Jangan memaksakan tubuhmu, Tenn-nii. Kau menyuruhku jangan memaksakan diri tapi kau sendiri lebih memaksakan dirimu."
"Gomen, ne? Aku melakukan ini--"
"Kau melakukan ini semua untukku, aku tau. Tapi jangan sampai kau memaksakan dirimu sendiri hingga sakit."
"Gomen, Riku.."
Tenn menundukkan kepalanya. Riku hanya menghela nafasnya.
"Jika keputusanmu mengikuti Kujo Takamasa malah membuatmu begini, lebih baik kau keluar dari sana. Aku tidak ingin kau menyakiti dirimu sendiri karena tua bangka itu."
Tenn menolehkan kepalanya ke arah Riku saat dia mendengar nada kesal dari sang adik. Dia melihat raut wajah marah di wajah sang adik.
"Riku!"
"Aku tidak akan segan-segan memberi pelajaran pada orang yang menyakiti orang-orang tersayangku."
Riku mengepalkan tangannya hingga berdarah. Raut wajahnya ketara sekali bahwa dia sedang marah.
Iori yang baru keluar dari kamar Tenn langsung berlari ke arah Riku saat melihat darah menetes dari tangan Riku.
"Nanase-san?!"
Langkahnya terhenti saat merasakan hawa membunuh Riku semakin pekat. Tubuh Iori bergetar. Tenn berusaha untuk melepas kepalan tangan Riku dan memeluk sang adik untuk menenangkannya.
Iori berusaha sebisa mungkin untuk mendekat dan memeluk tubuh Riku. Dia bisa merasakan tubuh Riku perlahan tenang saat dirinya dan Tenn terus mengusap punggung Riku serta membisikkan kata penenang.
Setelah tenang, Riku di dudukkan di samping Tenn. Iori menolehkan kepalanya ke arah Tenn dan Tenn menjelaskan semuanya. Iori hanya menghela nafasnya pelan.
"Riku, sudah tenang?"
Riku menatap Tenn dan Iori bergantian. Dia memeluk mereka berdua.
"Katakan padaku jika ada yang mengganggu kalian. Ceritakan semua keluh kesah kalian padaku. Aku akan melakukan hal yang sama pada kalian."
Tenn dan Iori tersenyum dan mengangguk pelan.
Hari itu dihabiskan oleh mereka di apartemen pribadi Tenn dan Riku memutuskan untuk menginap. Mereka tidur bertiga di ranjang Tenn yang berukuran king size dengan Iori berada di tengah Tenn dan Riku.
TBC.
Jangan lupa untuk vommentnya yaaaa
![](https://img.wattpad.com/cover/347711820-288-k341078.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Izumi Iori, Aishiteru-yo (TennIoRiku)
Fanfictionapa jadinya jika si kembar nanase mencintai orang yang sama? Bagaimana perasaan mereka jika ternyata mereka mencintai partner gelud mereka, yaitu Izumi Iori, sang murid SMA yang sempurna. kisah ini akan diselingi dengan pair GakuYamaRyuu, SouMitsu...