1.

160 16 0
                                    

Seorang pemuda dengan Surai raven sedang memeriksa beberapa lembar kertas. Dia sudah memeriksa itu semua selama 2 jam.

Cklek!

"Iori, saatnya makan malam. Semua sudah menunggu di meja makan."

Iori mengangkat kepalanya ke arah pintu dan melihat center dari grupnya sedang mengintip dari pintu. Iori menghela nafasnya.

"Baiklah. Sebentar lagi aku akan ke sana."

Riku hanya mengangguk dan menutup pintu itu. Iori segera membereskan kertas yang ada di meja itu. Dia bergegas ke meja makan.

Saat sampai di meja makan, dia sudah melihat semua member berkumpul di meja makan. Iori langsung duduk di kursinya.

"Oh? Iori? Kenapa kau tak keluar kamar sejak dua jam yang lalu?"

"Memeriksa jadwal kita, nii-san."

"Sasuga, uri produser!"

Yamato menatap Iori dengan pandangan berbinar. Iori hanya memalingkan wajahnya.

"B-betsuni. Aku hanya memeriksa jadwal kita agar tidak membuat Nanase-san kambuh."

"Heh? Kau sekhawatir itu padaku, Iori?"

Riku menopang dagunya dengan tangan kirinya sambil menatap Iori. Jangan lupakan seringaian di bibirnya. Iori hanya menundukkan wajahnya yang memerah.

"I-iie."

"Tsundere."

"Nii-san, Nikaido-san, aku tidak tsundere!"

"Iorin, mana ada tsundere yang mengaku tsundere."

Iori langsung menolehkan wajahnya ke arah Tamaki. Dia menatap Tamaki tajam. Sedangkan Tamaki tak memperdulikan tatapan itu.

"Y-yotsuba-san?!"

Semua yang ada di sana hanya tertawa. Sedangkan Iori hanya mengerucutkan bibirnya sambil memalingkan wajahnya.

"Ha'i ha'i. Saatnya makan."

"Ittadakimasu!"

Mereka semua mulai makan. Tentu dengan suasana yang ricuh. Tamaki yang berusaha mencegah Sougo menaruh banyak Tobasco di makanannya. Iori dan Riku yang tidak bosan bertengkar di setiap kesempatan. Mitsuki yang memukul kepala Yamato saat Yamato mengambil kaleng bir entah yang keberapa. Tak lupa Nagi yang membicarakan Magicona tanpa memperdulikan para member 'asik' sendiri.

"Mikki, aku harap kau bisa membuang semua persediaan Tobasco milik Sou-chan."

Tamaki menatap Mitsuki dengan wajah yang memerah akibat kepedasan. Sedangkan Sougo hanya tertawa.

"Nii-san, lihat Nanase-san! Dia selalu menjahiliku!"

Riku hanya tersenyum melihat wajah memerah Iori. Dia sangat suka menggoda dan menjahili Iori.

"Maa, maa. Tamaki, Iori, lebih baik kalian membantuku membereskan ini. Riku, jangan menggoda Iori terus. Sougo-san juga jangan memaksa Tamaki memakan Tobasco."

Sougo dan Riku hanya tertawa mendengar itu. Mereka berdua memutuskan untuk bergabung bersama Yamato dan Nagi di depan televisi.

"Yotsuba-san, kau bisa bergabung bersama mereka. Biar aku yang membantu nii-san."

"Baiklah. Aku akan mengambil ousama pudding."

Tamaki membuka kulkas dan mengambil beberapa cup berisi pudding. Dia membawa semua itu ke depan televisi dan mendudukkan dirinya di samping Riku.

"Nee~ Rikkun. Mau?"

Tamaki menyodorkan salah satu puddingnya pada Riku. Riku hanya tersenyum dan menggeleng pelan.

"Tidak. Habiskan saja, Tamaki."

Tamaki mengangguk dan mulai memakan puddingnya. Dia menyandarkan kepalanya ke bahu Riku. Tamaki sesekali melirik Iori yang sedang membantu Mitsuki.

"Rikkun, apa kau menyukai Iorin?"

Riku menolehkan kepalanya ke arah Tamaki. Dia menatap Tamaki dengan alis yang menyatu.

"Darimana kau tau?"

"Terlihat. Rikkun juga akhir-akhir ini lebih sering menggoda Iori daripada bertengkar dengannya."

Riku hanya terkekeh dan mengusap kepala Tamaki yang berada di bahunya. Dia kembali mengalihkan pandangannya pada Iori.

"Saa, entahlah. Aku sendiri pun tak yakin pada perasaanku."

Riku hanya tersenyum menatap punggung Iori. Sedangkan Tamaki melirik wajah Riku sambil mengemut sendok puddingnya.

















TBC


Halo. Kembali lagi dengan saya. Kali ini saya bawakan cerita tentang Iori yang dicintai oleh si kembar.

Jangan lupa vommentnya jika suka. Terimakasih.

[END] Izumi Iori, Aishiteru-yo (TennIoRiku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang