Seanna Azni mauric, seorang wanita berusia 32 tahun yang tewas ditangan rekan krimal yang ia khianati membuat Seanna meninggalkan putri kecilnya yang begitu ia sayangi tanpa pamit dan tanpa siapapun yang dapat dengan pasti menjaga putrinya, mungkin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku tahu akan sangat sulit mendapat cintamu Namun aku akan terus beruasaha Selain karena adanya buah cinta diantara kita Namun aku juga bena-benar mencintaimu Asal kamu tahu Kehilanganmu membuat ku gila untuk beberapa waktu Namun buah cinta kita berhasil mengembalikan kewarasanku yang hilang ini Dan ia mengobati segala luka yang kuderita
Diatas motor dengan kecepatan 60 KM/jam ini kupeluk pinggang Carter sambil menyesapi aroma yang kurindukan ini, wanginya masih sama ternyata, hanya saja ukuran pinggang pria ini yang lebih kecil Huh aku jadi merindukan pinggang kokoh Carter yang selalu kupeluk jika aku ingin.
"Apa mereka selalu membully mu seperti itu?" Pertanyaan Carter berhasil menyadarkanku dari otak yang sudah berpikir aneh-aneh ini, syukurlah.
Aku jadi salah tingkah sendiri karena fantasi liarku. "Hah... hm tidak juga baru-baru ini mereka melakukannya. Apakah kamu mau mengantarku pulang?" Tentu saja itu hanya kalimat basa-basi agar tidak dianggap perempuan gampangan hahaha. Sebenarnya sudah terlambat aku mengatakan hal seperti itu, aku sudah menyadari sedari awal carter tidak membawaku ke arah kontrakan sialan itu.
Dari kaca spion dapat kulihat Carter terkekeh, astaga manis sekali suami masa depanku. "Seharusnya kamu mempertanyakan hal tersebut sebelum aku bawa kamu ke jalur keluar kota Seanna" Carter membawaku pergi kearah Bogor, jika laki-laki in bukan Carter sudah ku pastikan aku akan melompat turun dari motor atau memelintir lehernya dan mengambil alih kuda besi ini.
Baru kusadari sesuatu. "Tunggu! Kamu sudah tahu nama aku?" Huh aku baru akan melakukan pendekatan dengan menantang naluri buaya ini, tapi dia sudah tahu dengan mudahnya.
Kudengar suara Carter yang berdecak. "Por supuesto señorita, no pensé que sabría su nombre tan fácilmente. Tienes razón, sólo tienes que venir a la escuela y lo sabré." Huh benar juga, ketika aku keluar Soraya bahkan sudah meneriakan namaku seperti toa, mana mungkin Carter tidak sadar.
Ku hembuskan nafasku. "Dime Alex, ¿a dónde vamos?" Huh sampa kapan aku akan memanggilnya dengan nama palsu itu.
"mi casa Seanna, te garantizo que te gustará." Carter menambah lajunya, sepertinya laki-laki ini ingin segera pulang.
