Better with the light
Chapter five_
_
_
_
_Sanjaya High School, at 12;30 AM.
School CafetariaAku selalu bertarung dengan seluruh takdir hidupku
Seringkali yang aku butuhkan adalah rasa damai
Namun aku tidak pernah membenar-benar mendapatkan nya
Hingga ajal menjemput...
Kuharap di kehidupan keduaku
Tuhan tidak mentakdirkan ku untuk menjadi seorang petarung lagi
Dari takdir yang diciptakannya.
Yang baru kusadari adalah
pertarungan adalah konsekuensi dari kehidupan yang didapat.___________________________________________
Seanna POV
Aku berjalan ditengah keramaian kantin yang berisik dengan suara para bocah yang kelaparan, dengan nampan yang berisi makan siang dari ketring sekolah. Aku berjalan mencari kursi kosong untuk menyantap makan siangku, berjalan dengan penuh ketidak pedulian tatapan mantan teman-temanku yang memperhatikan, mereka yang kukira akan selalu ada disisiku nyatanya tidak pernah benar ada disaat-saat paling sulitku.
Jika dipikirkan ulang, kehidupan pertamaku memang dipenuhi harapan akan manusia-manusia lain dan karena itulah aku terhempas dengan kuat menuju dasar kesengsaraan. Untuk itulah, di kehidupan keduaku ini sebisa mungkin aku melakukan segala sesuatu sendiri seperti saat aku baru bangkit dari keterpurukan ku di kehidupan pertama.
Ku temukan kursi kosong disamping teman-teman Zayden biasa berkumpul, tentu saja Zayden menjadi bagian dari perkumpulan para bocah itu. Kedudukan diriku di sana dan langsung saja kulahap makan siang ini, berharap bisa menyelesaikannya sebelum Zayden dan teman-temannya masuk ke kantin.
Tapi nampaknya ketidak beruntungan berpihak padaku hari ini, Zayden dan teman-temannya membawa nampan mereka dan duduk dimeja sebelahku, tidak lupa Soraya dan dua anjingnya mengikuti. Padahal baru satu suapan aku memakan makan siangku, kucoba abaikan mereka.
Namun sepertinya hal demikian tidak berlaku untuk Soraya, Gadis itu menghampiriku dengan seringai khasnya, mengangkat nampanku dan hendak menaburkannya diatas kepalaku. Dengan segera aku bangkit dan mencengkeram tangan Soraya yang memegang nampan siap mengguyurkan makan siangku yang baru satu suap aku makan, itupun masih berada didalam mulutku, belum aku telan.
Ku Dorong nampan itu kearah kepalanya dan ku guyur dia dengan empat sehat lima sempurna, membuat gadis ini menjerit keras karena jijik. Seketika suasana kantin yang ramai berubah seketika menjadi senyap, seluruh perhatian teralihkan kepadaku dan Soraya dengan bisikan-bisikan juga tawa-tawa kecil yang ku tidak tahu berasal dari mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Better With The Light
General FictionSeanna Azni mauric, seorang wanita berusia 32 tahun yang tewas ditangan rekan krimal yang ia khianati membuat Seanna meninggalkan putri kecilnya yang begitu ia sayangi tanpa pamit dan tanpa siapapun yang dapat dengan pasti menjaga putrinya, mungkin...