Back again

68 4 0
                                    



Better with the light
Chapter one
_
_
_
_
_


Sanjaya High School, Jakarta 2008.

Tuhan tidak apa-apa biarkan aku tenggelam seperti matahari yang ku tatap kali ini, tapi tolong biarkan aku kembali sekali saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tuhan tidak apa-apa biarkan aku tenggelam seperti matahari yang ku tatap kali ini, tapi tolong biarkan aku kembali sekali saja. Seperti pagi indah yang menyapa dengan semiliar angin segar yang menenangkan, juga kicauan burung dan suara hangat seseorang yang kucinta.

__________________________________________


Kurasakan nafasku berada diujung tenggorokan, aku hanya bisa memejamkan mataku dibawah cahaya Orenge yang sebenarnya cukup menyilaukan. "HEH SEANNA!" kurasakan seseorang memukul kepalaku, sial karena belum sempat bertobat malaikat maut jadi galak sekali.

Bagaimana jika kucoba mengelabui malaikat maut dengan tetap menutup mataku. "LO SEPUTUS ASA ITU YA TURUN KASTA? HAHAHA SAMPE TIDUR DIKELAS? KONTRAKAN LO KEKECILAN YA? Ah kasihan banget
deh Seanna, apa lo mau tinggal di rumah gua Na? Jadi babu tapi" tunggu dulu, rasanya aku pernah mendengar suara tawa penuh penghinaan ini sebelumnya.

Entah kekuatan dari mana aku bisa terbangun dengan satu kali gerakan, berdiri pula, sungguh benar-benar keajaiban. "Kenapa ngasih muka tolol itu? Lu udah gila ya gara-gara bangkrut?" Ku tatap wajah seorang gadis muda yang ada di depanku, ah aku mengingatnya seseorang yang melakukan bullying  terhadapku ketika SMA. Apa dia mati muda?  Wajahnya menunjukkan dia berusia belasan.

Ku pegang wajah muda itu "Apakah kamu mati muda Soraya?" PLAK sialan si Soraya mengeplak kepalaku dengan botol minum keramatnya. Aku memutuskan untuk mengambil beberapa langkah mundur dan baru kusadari dibelakang Soraya ada dua anjing setianya Angel yang selalu terlihat kesetanan ketika memukuliku dan Januar yang selalu menghentikan gerakanku ketika hendak melawan kedua teman gilanya.

Aku hanya bisa bertepuk tangan kagum atas rencana Tuhan "Wah gimana ceritanya kita bisa kumpul di neraka bareng-bareng? Wah kalian keliatan berusia 17 tahun, apa aku juga keliatan kaya gitu?" Kupegang wajahku yang ternyata lebih kencang, halus, dan tidak ada kerutan tipis di wajahku.

"Soraya kayanya dia udah gila deh, lain kali aja deh gua ngeri" Angel berbicara dengan suara rendah yang masih bisa kudengar.Kulihat Soraya menganggukkan kepalanya sambil melirikku tajam dan berbalik pergi diikuti dua anjing setianya.

Tunggu dulu, kenapa neraka kelihatan seperti sekolah. "Eh ini penyiksaan nya belum dimulai ya?,kalian santai banget kelihatannya." Aku benar-benar belum mengerti kenapa Neraka digambarkan saat masa SMA ku yang cukup kelam, apa ini hukuman? Tapi aku sudah mampu berdamai dengan segalanya semenjak aku memiliki Vanessa.

Better With The LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang