Seperti biasanya ayna bersikap seperti biasa seakan tidak terjadi apa-apa, ayna masak makanan yang ia bisa, sebisa mungkin ia tidak membuat kesalahan meracik bumbu. setelah dirasa cukup ia mulai menyalakan kompor, ia mulai masak untuk makan siang. tidak mungkin ia harus numpang makan terus sama mertuanya.
Cukup memakan waktu untuk menyelesaikan masakannya, ternyata masak tidak segampang yang ia lihat, selesai masak ia duduk di sofa memainkan ponselnya, hari ini ia tidak mau keluar rumah ia ingin bermalas-malasan di rumah.
Tabungannya mulai menipis untuk ia beli kebutuhannya, dan kebutuhan dapur, walaupun gus hafizhan memberikan uang bulanan dan uang untuk dirinya, tapi ia sama sekali tidak memakainya setelah mendengar ucapan tiara waktu itu, ia ingin membuktikan kalau ucapan adik iparnya tidak benar. Ia wanita baik-baik tidak seperti yang dia pikirkan.
Matanya berbinar-binar saat ia diterima kerja jadi pelayan cafe setelah ia mengirimkan email Cv.
"Alhamdulillah. aku siap-siap dulu, ah, nanti langsung berangkat." Gumamnya tersenyum lebar.Setelah siap ia langsung keluar rumah berjalan menghampiri suaminya yang sedang duduk di teras rumah mertuanya, berama umi, dan abi. "Assalamualaikum, umi, abi, gus." salam ayna mencium tangan mereka.
"Waalaikumsalam, ayna mau kemana, rapi amat?" Tanya abi rafi menatap menantunya dari atas sampai bawah.
Ayan tersenyum tipis. "Ayna mau ker----mau keluar sebentar, kebetulan ayna punya teman di sekitar sini jadi ayna mau main, bosan di rumah terus." Bohong ayna. "Ya allah maafkan hamba yang sudah membohongi mereka." Batin ayna.
"Biar abi antar." Ucap abi bersiap berdiri.
Ayna menggeleng. "Tidak usah, ayna sudah pesan taksi, gus ayna pamit dulu, ya, oh, ya, ayna masak makan siang buat gus tapi maaf kalau tidak enak. kalau lapar langsung makan aja udah ayna siapkan di meja, jangan tunggu ayna. Assalamualaikum" Salam ayna ia langsung pergi.
Gus Hafizhan diam beberapa detik. "Wassalamualaikum" Jawab gus hafizhan. Ia sedikit heran kenapa ayna begitu buru-buru, terdengar jelas dari nasa suara ayna kalau dia sedang buru-buru.
***
Ayna masuk kedalam cafe yang sudah ramai, hari ini ia langsung kerja, ayna sangat menikmati pekerjaannya, karena. ia membutuhkan uang lebih. dan untungnya teman-teman di sini sangat baik mau membantu dan memberitahu ayna cara kerja yang baik dan benar.
Ayna menyekat keringat sudah jam lima sore tapi cafe masih ramai, malah semakin banyak pengunjung yang berdatangan. ia mengelap meja buru-buru, ia akan mengabari suaminya kalau ia telat pulang.
Baru saja ia mengambil ponselnya ditahan pelayan yang lain. "Tidak boleh main ponsel dulu, antar kan minuman ini ke meja 45." Ucap pelayan itu menyodorkan napan yang berisi makanan dan minuman.
Ayna mengangguk ia langsung membawa makanan dan minuman itu. "Silahkan, selamat menikmati." Ucal ayna tersenyum tipis. Ia kembali dengan kegiatannya sampai tidak terasa sudah mau memasuki adzan Maghrib.
Dan syukurnya cafe sudah mulai sepi pengunjung, buru-buru ia melaksanakan sholat magrib bersama teman-temannya di Mushola yang sudah disediakan.
Disisi lain.
Gus Hafizhan mondar-mandir menunggu istrinya pulang, ponselnya tidak aktif ia tidak tahu harus menyusul istrinya kemana, ditambah ia tidak bisa melihat jadi mustahil ia bisa tahu istrinya dimana.
Tidak henti-hentinya ia berdoa untuk ayna, bingung perasaannya campur aduk. "Ayna, kamu dimana sih, saya khawatir banget sama kamu" lirih gus hafizhan.
"Assalamualaikum" Salam ayna masuk kedalam rumah dengan wajah lelahnya, ini pertama dalam hidupnya bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hafizhan Akbar Khairy
Teen FictionHafizhan akbar khairy. siapa sih yang tidak kenal dengan sosok pria tampan pintar agama, seorang gus di pondok pesantren al-fatah. milik abi nya. hanya saja sosok hafizhan memiliki kekurangan dalam penglihatan, ia tunanetra. namun tidak menutup kemu...