Gus hafizhan berjalan ditengah lapangan menuju asrama santri pria, setelah sarapan tadi gus hafizhan langsung ke asrama pria. Ia akan memberikan hafalan yang sempat tertunda.
Langkahnya berhenti, mendengar salam dari seorang perempuan yang suaranya tidak asing di telinganya.
"Awas gus akbar." Teriak ustazah jelita, reflek menarik ujung baju gus hafizhan. Ustazah jelita menginjak ujung gamisnya, dan berakhir.
BRUK.
Mereka jatuh bersama, ustazah jelita jatuh kepalanya menindih lengan gus hafizhan. "Awhh." Ringis ustazah jelita merasakan tubuhnya sakit.
"Astaghfirullah." Kaget gus hafizhan.
Abi rafi dan rehan yang memang sedang mengecek santri laki-laki, mereka melotot sempurna melihat adegan yang tidak pantas. "Astaghfirullah, akbar." Teriak abi rafi dan rehan.
"Astaghfirullah." Kaget gus hafizhan ia mendorong keras kepala ustazah jelita dari lengannya. "Astaghfirullah." Gus hafizhan terus beristighfar. "Ya Allah, maaf." Lirih gus hafizhan.
"M-maaf Gus s-say------"
"Apa yang kalian lakukan, akbar, ustazah jelita?." Tanya abi rafi menahan marah.
Ustazah jelita menunduk. "A-abi ini tidak seperti yang ka-----"
"Abi lebih baik kita selesaikan di rum-------"
Ucapan rehan terpotong mendengar suara marah perempuan yang menatap gus hafizhan dan ustadzah jelita. "Ini yang kalian lakuin di belakang aku?, ini yang gus lakuin sama ustazah jelita?." Marah ayna.
Ya. Ayna sedari tadi melihat mereka berdua dari kejauhan, ayna melihat jelas ustazah jelita menarik ujung baju gus hafizhan. Dan berakhir jatuh di pelukan gus hafizhan.
Gus hafizhan menggeleng cepat. "Ini tidak seperti yang kamu lihat, saya tadi di-----"
"Stop, gus! Ayna lihat dengan nata kepala ayna sendiri. Ayna kecewa sama gus hafizhan." Ayna menoleh menatap ustazah jelita. "Dan, kamu ustazah jelita. Selamat sudah mendapatkan pelukan dari pria yang kamu cintai, selamat sudah berhasil membuat saya mengenal sebenernya kelakuan suami saya sendiri."
Ustazah jelita menggeleng cepat. "Ning, saya bisa jelasin. Tadi saya mau menolong gus akbar yang hampir jatuh ke selokan, bodohnya ujung gamis saya ke injak saya jat------"
"Saya lebih ridho suami saya jatuh tersungkur ke selokan yang kotor dan bau, daripada harus jatuh berduaan bersama perempuan yang bukan mahramnya." Teriak ayna.
Gus hafizhan berusaha meraih tangan ayna. "Sayang say-----"
"Jangan panggil ayna sayang, ayna tidak sudi dipanggil sayang sama orang yang suka main perempuan." Ayna menepis kasar tangan gus hafizhan.
Abi rafi dan rehan panik. "Ayna kita selesaikan baik-baik, ya. Kita ke rumah abi." Bujuk abi rafi.
Ayna menggeleng pelan, Matanya merah menahan air mata yang ingin segera keluar. "Ayna tidak mau pulang ke rumah pria tukang selingkuh, ataupun rumah abi dan umi. Ayna mau pulang ke rumah ayah sama bunda aja." Tolak ayna halus. Ia menyekat kasar air matanya yang menerobos keluar.
"Adik ipar jangan pulang ke jak----"
"Ayna mau pulang, ayna enggak mau tinggal di sini." Potong ayna, tangannya sibuk mengotak-atik ponselnya. Air matanya mengalir deras.
Gus hafizhan menggeleng cepat. "Ayna istriku------"
"JANGAN PANGGIL ISTRIKU, KAU PRIA JAHAT YANG PERNAH AYNA KENAL. AYNA BENCI KAMU GUS HAFIZHAN AKBAR KHAIRY." Teriak ayna mendorong tubuh gus hafizhan berlari meninggalkan mereka. Rehan langsung ditahan rehan agar tidak jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hafizhan Akbar Khairy
Teen FictionHafizhan akbar khairy. siapa sih yang tidak kenal dengan sosok pria tampan pintar agama, seorang gus di pondok pesantren al-fatah. milik abi nya. hanya saja sosok hafizhan memiliki kekurangan dalam penglihatan, ia tunanetra. namun tidak menutup kemu...