Mereka berdua menginap di rumah umi, membantu umi membuat kue-kue untuk suguhan tamu, karena. Besok akan dilangsungkan acara resepsi pernikahan gus hafizhan dan ayna. sebenarnya umi sudah memesan katering tapi menurut umi itu tidak cukup, umi mau membuat kue sendiri.
Sedangkan gus hafizhan, rehan, anwar, alif dan abi sedang duduk mengobrol santai, ditemani teh hangat dan bolu kukus. Ya, mereka baru sampai bandung tadi sore.
Ayna duduk di kursi makan. "Umi, bunda, kak naina, ayna mau tidur dulu, ya, ayna mengantuk" Pamit ayna beranjak dari duduknya, langkahnya berhenti tepat di tangga lantai dua. "Mana kamar gus hafizhan, aku belum tahu kamarnya dimana" Cicit ayna.
Ayna putar balik berjalan menghampiri suaminya yang sedang ngobrol. "Gus hafizhan, ayna mau bobo tapi enggak tahu kamarnya di mana, tunjukkin dong" Pinta ayna, mengucek matanya yang terasa berat menahan kantuk.
"Bilang aja mau di temenin suamimu" Goda alif dan rehan, sambil terkekeh kecil.
Ayna menatap malas dua orang yang terus menggodanya. "Ayna ngantuk , abang, ish, ayna enggak kuat tidur malam-----Hoammm" Ayna menutup mulutnya menguap lebar.
"Alasan" Goda mereka lagi.
Gus Hafizhan beranjak dari duduknya. "Saya antar, ikut saya." Ucap gus hafizhan berjalan lebih dulu meninggalkan ayna, yang masih ribut dengan dua orang yang terus menganggu istrinya.
"Bodoamat, ayna mau tidur" Sinis ayna berlari kecil menyusul suaminya yang sudah jauh.
"AKBAR JANGAN LUPA KELONIN" Teriak rehan dan alif.
Abi dan anwar geleng-geleng kepala melihat tingkah mereka berdua yang terus menggoda pengantin baru, yang satu mudah marah, yang satu cuek-cuek saja.
Ayna merebahkan tubuhnya di kasur, ternyata kamar suaminya bukan di lantai dua, tapi lantai satu. "Gus enggak mau istirahat?." Tanya ayna menatap gus hafizhan yang hendak keluar lagi.
Mendengar pertanyaan istrinya gus hafizhan memberhentikan langkahnya, ia kembali menghampiri istrinya duduk di pojok kasur. "Mau saya temenin tidurnya, hm?" Tanya gus hafizhan.
Ayna menggeleng cepat. "E-enggak, maksud ayna---eum ini sudah larut malam besok resepsi kita, pasti membutuhkan tenaga yang banyak, kalau sekarang enggak tidur besok gampang lelah." Jawab ayna panik, ia takut gus hafizhan berpikiran yang aneh-aneh.
Gus Hafizhan menaruh peci, dan tongkatnya di samping tempat tidur, merebahkan tubuhnya di samping ayna. "Bilang aja mau saya temenin tidurnya." Goda gus hafizhan terkekeh kecil, hobinya sekarang menggoda istrinya.
"E-enggak. Ah, sudahlah mending gus ngobrol lagi sama abi, ayah, dan kedua manusia yang suka bikin ayna darah tinggi, sana" Usir ayna kesal.
Gus Hafizhan terkekeh geli, ia menarik ayna lebih dekat, membuat jantung ayna dan termasuk dirinya sendiri berdegup kencang, mengangkat kepala ayna ia taruh di lengannya untuk dijadikan bantal ayna. "Kamu bisa merasakan detak jantung saya yang begitu berdenyut keras, dan tubuh saya yang bergetar, karena saya belum pernah merasakan berpelukan dengan wanita lain. Mengobrol yang tidak penting saja sebisa mungkin saya tidak mau, tapi sekarang saya akan belajar untuk dekat dengan kamu, hanya kamu, istri saya, tapi. Kalau kamu tidak suka saya dekat-dekat seperti ini saya tidak akan memaksanya, saya tidak mau kamu tidak nyaman dekat dengan saya"
Ayna tersenyum manis, ia memberanikan diri untuk memeluk gus hafizhan. "Kata siapa ayna enggak nyaman di peluk gus?, ayna malah nyaman banget kaya gini. Walaupun jantung ayna berdenyut keras gini. ayna mohon sama gus kalau gus tidak suka dengan tindakan atau sikap ayna yang menurut gus tidak baik, tegur ayna, ya, tapi jangan bentak ayna soalnya ayna takut."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hafizhan Akbar Khairy
Novela JuvenilHafizhan akbar khairy. siapa sih yang tidak kenal dengan sosok pria tampan pintar agama, seorang gus di pondok pesantren al-fatah. milik abi nya. hanya saja sosok hafizhan memiliki kekurangan dalam penglihatan, ia tunanetra. namun tidak menutup kemu...