KHITBAH

11 0 0
                                    


Tidak terasa aku sudah begitu lama di kampung ini, merasa nyaman dengan suasana kampung dan keramahan masyarakat, sampai aku lupa untuk pulang. Aku banyak menghabiskan waktu dengan ngaji bareng dengan masyarakat kampung seberang. Ada banyak hal dan pelajaran baru yang aku dapatkan di sini. Setelah ngaji, tiba-tiba kami dapat undangan untuk makan malam di rumah kakek Hilya dan ternyata undangan makan itu dengan maksud karena ada kabar bahagia dari Hilya yaitu ia di Khitbah oleh seorang pemuda Sholeh yang memimpin pesantren di desa tetangga. Petuah sekali Hilya, ia tidak salah mendapatkan seorang pemuda yang memang sepadan dengan dia, sama-sama dari keluarga yang terhormat dan paham dengan urusan syariat. MasyaAllah.

Kami pun kesana untuk memenuhi undangan dari beliau dan ingin menyaksikan kebahagiaan Hilya yang sudah banyak memberikan bantuan kepada kita selama di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kami pun kesana untuk memenuhi undangan dari beliau dan ingin menyaksikan kebahagiaan Hilya yang sudah banyak memberikan bantuan kepada kita selama di sini. Kisah Hilya dan calon suaminya ini seperti halnya kisah Ali dan Fatimah yang sama-sama sholeh dan sholehah dan di satukan dalam balutan cinta kerena Allah SWT.

Jadi ingat dengan kisah yang MasyaAllah, putri tercinta Nabi Muhammad SAW yaitu Fatimah Azahra dengan Ali bin Abi Thalib.

Belajar dari Kisah Cinta Ali dan Fatimah

Belajar dari Kisah Cinta Ali dan Fatimah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



















Ali sudah menyukai Fatimah sejak lama, tapi Ali sadar dengan perasaannya dan juga dirinya yang tidak sepadan dengan Fatimah, ia berpikir, apakah mampu ia membahagiakan putri Rasulullah dengan keadaannya yang serba terbatas. Demikian kira-kira perasaan yang ada pada Ali saat itu.

Pada suatu ketika, Fatimah dilamar oleh seorang laki-laki yang selalu dekat dengan nabi, yang telah mempertaruhkan kehidupannya, harta dan jiwanya untuk Islam, menemani perjuangan Rasulullah SAW sejak awal-awal risalah ini.

Dialah Abu Bakar Ash Shiddiq, entah kenapa mendengar berita ini Ali terkejut dan tersentak jiwanya, muncul rasa-rasa yang diapun tak mengerti, Ali merasa diuji karena terasa apalah dirinya jika dibanding dengan Abu Bakar kedudukannya disisi nabi.

Ali merasa belum ada apa-apanya bila dibanding dengan perjuangannya dalam menyebarkan risalah Islam, entah sudah berapa banyak tokoh-tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan dakwahnya. Sebutlah 'Utsman, 'Abdurrahman bin auf, Thalhah, Zubair, Sa'd bin abi Waqqash, Mush'ab. Ini yang tak mungkin dilakukan oleh anak-anak seperti Ali. Tak sedikit juga para budak yang dibebaskan oleh Abu Bakar sebutlah Bilal bin rabbah, khabbab, keluarga yassir, 'Abdullah ibn mas'ud.

Sebatas SinggahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang