Pagi ini, aku banyak berterima kasih dan bersyukur kepada Allah atas dunia dengan banyak berkah baru, harapan baru yang di berikan setiap waktu. Sebab jika kita tak mampu bersyukur maka secara otomatis kita akan berlaku kufur kepada Allah, sebab syukur dan kufur ibarat obat dan racun. Maka berlaku bijaklah dan raihlah yang terbaik.
Aku kemudian siap-siap berangkat ke sekolah dan tak lupa berterima kasih kepada diriku, sudah hebat dan kuat bertahan sampai sekarang. Tiba-tiba teleponku berdering, ternyata yang menelpon Fatimah.
" Assalamualaikum, Ra. apa kabar kamu di Bandung?"
" Waalaikumsalam, iya Ma. aku kangen sama kamu, lama iya kita engga ngobrol. Kamu pasti juga sibuk sekarang"
" Tidak Ra, aku cuma lagi ngurus data-data aja di kantor"" Kamu di sana, bagaimana sekolahnya. Kamu betah kan?"
" Iya, ma. Aku mencoba menikmati setiap harinya di sini"
" Kamu bilang ya sama aku kalau ada masalah, aku akan siap jadi pendengar kamu"
" iya ma, terima kasih ya, sudah selalu buat aku"
" iya dong ma, aku itu sudah anggap kamu sebagai adik aku sendiri. oh iya, nanti lagi aku telpon Ra. aku harus laporan dulu sama Andre "
" Iya ma, semangat kerjanya ya"
"iya, kamu juga. Assalamualaikum"
"waalaikumsalam"
Terima kasih juga untuk sahabatku Fatimah, selalu ada buatku. Semoga ada waktu untuk kumpul lagi.
Biarlah perasaan ini tetap ada, aku percaya permberi rasa ini tahu caranya untuk menyembuhkan dan bahkan menghilangkannya dari hati aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebatas Singgah
RomanceRasa tak pernah salah, hanya keadaan yang boleh saja tidak memihak pada kita. Kuyakin kamu pun merasakan apa yang sedang aku rasakan sekarang, meski kita tak harus saling mengikat satu sama lain. tapi aku percaya dengan rasa ini, izinkan aku memilik...