MASIH DENGAN SOSOK YANG SAMA

10 0 0
                                    


Setelah makan bersama, kami kemudian bergegas untuk melaksanakan sholat isyah secara berjamaah dan tiba-tiba aku melihat dia di tempat ini, sosok yang selama ini aku berusaha untuk lupa, tapi kenapa hari ini aku harus melihat dia kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah makan bersama, kami kemudian bergegas untuk melaksanakan sholat isyah secara berjamaah dan tiba-tiba aku melihat dia di tempat ini, sosok yang selama ini aku berusaha untuk lupa, tapi kenapa hari ini aku harus melihat dia kembali. Aku berharap salah orang dan bukan dia. Aku buru-buru untuk bersiap melaksanakan sholat dan bergabung dengan jamaah isyah. Lantunan suara imam yang begitu menyentuh hati yang mendengarnya, tidak terasa air mataku jatuh di pelipis, mengingat begitu banyak dosa yang pernah aku perbuat. Yaa Allah, hambah mohon ampunan dariMu. Sungguh hamba mohon taubat dan belas kasihMu.

Setelah selesai sholat kami bergegas untuk pulang, aku kemudian pamit dengan Kakek Hasyim dan ayah Hilya, dan aku kembali melihat dia. Dalam hati kecilku bertanya-tanya, dia kenapa bisa ada di sini, dan kenapa harus bertemu dengan dia lagi, tapi aku mencoba untuk mengontrol diriku, berusaha untuk tetap tenang dan seolah-olah tak mengenalnya. Akupun pamit dan kakek hasyim meminta laki-laki yang sedang berdiri di dekatnya untuk mengantarkan kami pulang.

Di sepanjang perjalanan, aku hanya berusaha untuk mengontrol hati dan pikiranku, berdzikir kepada Allah agar aku merasa lebih tenang, kenapa harus kembali bertemu dengan dia yaa Allah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sepanjang perjalanan, aku hanya berusaha untuk mengontrol hati dan pikiranku, berdzikir kepada Allah agar aku merasa lebih tenang, kenapa harus kembali bertemu dengan dia yaa Allah. Teman di sebelahku pun mencoba membuka pembicaraan karena dari tadi kami hanya sama-sama diam. Laki-laki yang mengantar kami juga tidak membuka pembicaraan dari tadi. Sampai akhirnya Fatimah yang mengajaknya untuk mengobrol, " maaf kak, kakak ini kerabatnya kakek Hasyim ia, kenapa baru kelihatan di kampung ini?"

Laki-laki itu pun menjawab " iya, maaf sebelumnya karena tiba-tiba kakek menyuruh saya yang mengantar, jadi saya itu cucu dari kakek Hasyim yang selama ini merantau untuk melanjutkan studi di kota, jadi jarang ke sini. Kebetulan Hilya mau nikah jadi saya pulang, dan Hilya adalah adik kandung saya"

Aku yang mendengar perbincangan mereka hanya terdiam, dan tak ingin ikut mengobrol dengan mereka.

Fatimah kembali berbicara" oh masyaAllah, kakak ternyata saudaranya Hilya, kami mengira Hilya itu anak tunggal karena ketika kami berkunjung ke pondok dan ke rumah Kakek Hasyim, selalu hanya ada ayah, kakek dan Hilya kak"

" Oh iya, saya barusan pulang dan mencoba untuk tinggal bersama mereka, karena selama ibu kami meninggal, saya tidak pernah lagi pulang ke sini" Ujar laki-laki itu.

"Jadi kami itu kak dari komunitas ngaji yang datang untuk melakukan pendampingan safari dakwah di kampung ini, kakek Hasyim dan Hilya banyak membantu kami selama di sini", lanjut Fatimah.

Laki-laki itu pun memberikan kami semangat untuk terus berdakwah. Dan sesekali ia melirik ke arahku tapi tidak menyapaku. Aku juga tidak ingin menyapanya dan berusaha untuk memalingkan wajah darinya. Aku masih melihat sosok yang sama di laki-laki itu tapi aku sudah tak mengenalinya lagi, dia terlihat berbeda. Mulai sekarang, aku harus benar-benar melupakannya dan menganggap bahwa kami tak pernah mengenal satu sama lain. Aku tidak ingin membuka ruang yang selama ini ku coba tutup rapat-rapat dengan berusaha untuk mengejar cintaNya.

Aku percaya semesta tidak akan membuat hatiku terluka untuk kesekian kalinya, Dia Maha baik, selalu punya skenario terindah di balik kisah manusia. Yang bisa kita lakukan adalah terus untuk berdoa dan dekat kepadaNya.

Tidak terasa, ini tahun kedua aku di kampung seberang, sudah waktunya aku pulang karena ada banyak tugas yang harus aku selesaikan termasuk pengabdianku. Dan panggilan mengajar sudah ada, Alhamdulillah lagi-lagi terima kasih atas cintaMu, selalu memberikan hal-hal yang istimewa buatku, aku akhirnya di terima mengajar di salah satu pesantren di Bandung. Mengajar adalah cita-citaku dari dulu dan akhirnya mimpiku tercapai.

Kami akhirnya sampai di rumah, dan dia mengucapkan terima kasih karena sudah banyak membantu masyarakat kampung seberang, "Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih juga kepada kalian karena sudah banyak membantu masyarakat, sampai masyarakat seberang senang ikut pengajian dan semoga nantinya mereka jauh lebih baik, InshaAllah"

" Harusnya kami yang banyak berterima kasih khususnya kepada kakek Hasyim dan Hilya kak karena selama di kampung seberang, mereka yang sudah banyak membantu kami, salam iya kak sama Ayah, kakek dan juga Hilya, InshaAllah kapan-kapan kami pasti akan berkunjung ke sana lagi". Ujar Fatimah.

"Kalau begitu, saya permisi dan silahkan kalian juga pasti butuh istirahat setelah perjalanan jauh, semoga kita bisa bertemu kembali, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh".

Dia pun melangkah pergi menuju mobilnya, dan aku hanya bisa terdiam membisu, aku bingung harus seperti apa. " Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh"

" Ra, ayo masuk. Fara,, Fara,,, Fara Sarah Maaysa.....Kamu kenapa sih, dari tadi aku panggil tapi kamu melamun saja, apa yang sedang kamu pikirkan ". Teriak Fatimah

"Yaa Allah, maaf, aku jadi tidak dengar. Tidak ada masalah, hanya saja aku kepikiran untuk rekomendasi aku yang harus aku ambil besok di kantor", kataku.

"Jadi kamu bakal pergi betulan di sana, jadi kita pisah dong", kata Fatimah

"Iya Ma, rencana aku InshaAllah akan terima tawarannya, karena aku sudah lama menantikan hal itu dan MasyaAllah Allah kasih aku kesempatan".

"Iya kalau begitu, kamu harus bahagia iya Ra, apapun keputusan kamu, aku sebagai sahabat akan selalu dukung meskipun kita bakal rindu jalan bareng karena kamu pasti lama di sana".

"Jangan khawatir, sekarang sudah ada vidio call Ma, jadi aku akan setiap hari Vidio call-lan sama kamu".

"Kamu bisa aja Ra, iya...iya aku percaya, nanti kalau di sana kamu kenapa-kenapa, ada masalah, kamu harus cerita sama aku".

"Itu pasti ma, ayo kita masuk, nanti masuk angin kita di luar, sudah kelamaan berdiri di sini"

"Oh iya sampai lupa,, hahahah....."

Sebatas SinggahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang