Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
"Euw... jorok banget mejanya lengket gitu, kak. Siapa sih yang habis pake gak di bersihin lagi?" Ucap Winter sambil menunjuk meja yang kotor di depannya
"Udah tuh, rewel banget bocil." Ucap Lia setelah membersihkan meja dengan tisu basah yang ia bawa
Karina menghela nafas lalu meletakkan kepalanya di meja, matanya menatap ke luar kantin.
"Kenapa kak?" Winter menyenggol lengan Lia menatap Karina yang tampak lesu
"Biarin aja, paling juga karena masalah sama roommate barunya itu." Jawab Lia mengambil siomay milik Winter
"Aneh dasar... bilangnya mau roommate yang pendiem, gak banyak ngomong. Sekarang di kasih apa yang dia mau malah kayak gini, apasih yang di mau, hm?" Omel Winter sembari menusuk-nusuk pipi Karina dengan telunjuk, membuat gadis itu mengangkat kepala dan menatap tajam yang lebih muda.
"Karna dia tuh pendiemnya kebangetan, Win. Bayangin aja masa gue masuk ke kamar, gak ada sedikitpun dia nyapa gue. Jangankan nyapa, liat gue aja gak. Di kira gue setan apa." Gerutu Karina
Roommate baru Karina pindah ke kamar asramanya kurang lebih satu minggu lalu. Saat Karina masuk ke dalam kamar, dia melihat gadis itu menumpuk dua bantal dan meletakkannya di punggung lalu duduk bersandar. Karina memperhatikannya, dia memakai hoodie berwarna navy dan memakai headphone.
Karina mendekat lalu menepuk bahu si empu membuatnya mendongak dan melepas headphone di telinganya dan mengalungkan di leher.
"Hai, kita belum kenalan, kan?" Karina tersenyum padanya dan mengulurkan tangan di depan gadis itu, "Kenalin, nama gue Karina Yoo."
Si empu hanya menatap tangan Karina tanpa menjabat tangan itu, "Aeri Uchinaga."
"Sorry, gue gak bisa bantu lo buat bawa barang-barang lo ke sini. Gue baru selesai rapat BEM soalnya." Karina menatap tumpukan box di sudut ruangan itu
"It's okey, gue bisa bawa semuanya sendiri. Kayaknya juga lo gak akan kuat bawa barang berat." Jawab Aeri santai, tanpa basa-basi dan dengan nada yang tidak ada maksud mengejek Karina.
Aeri bangun dari posisinya karena ponselnya berdering. Dia menjawab panggilan itu sambil pergi keluar kamar. Karina masih belum sadar akan apa yang Aeri katakan, dia masih diam sambil menatap si empu yang berlalu. Setelah sadar dia kesal dan mengutuk roommate barunya itu dalam hati.
Lamunan Karina terhenti saat mendengar Lia tertawa terbahak-bahak, "Gue cuma tau Winter yang sukanya ghosting orang, Rin. Lo inget gak tahun lalu? Ada maba yang di ajak nge-date sama dia, makan di resto mahal, diajak nonton juga. Eh... besoknya di tinggalin gitu aja."
"Heh... itu karna dia-nya aja yang ngejauhin gue, kak. Gue mah gak pernah ya ghosting anak orang sembarangan."
"Oh... jadi lo yang korbannya? Siapa sih namanya? Ah... gue inget, namanya Ning Yi–