Hear Me

626 40 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Karina senang jika seseorang melakukan sesuatu untuknya. Dia suka dimanjakan seperti anak kecil oleh seseorang. Dia suka jika seseorang menyiapkan makanan untuknya. Dia suka jika seseorang membangunkannya setiap pagi. Tapi yang terpenting, dia menyukai orang yang telah melakukan ketiga hal itu untuknya selama kurang lebih tiga tahun ini.

"Karina, ayo bangun."

Karina merasakan tarikan lembut di selimutnya, saat dia perlahan bangkit dari tidurnya dan dia tahu persis siapa orang itu bahkan sebelum dia membuka matanya. Sejujurnya, tidak perlu banyak waktu untuk membangunkan Karina, tetapi saat Giselle membangunkannya, Karina akan mengambil waktu yang sedikit lebih lama untuk bangun dari tempat tidurnya agar dia bisa sedikit bermanja dengan gadis itu.

"Heung... ngga mau," dia berpura-pura mengerang, kembali membenamkan wajahnya lebih jauh ke bantal.

"Ayolah, Karina. Ini udah siang bolong, waktunya bangun." desah Giselle dan Karina bisa 'mendengar' gadis yang lebih muda itu menggerutu sambil mengerutkan alisnya sebagai balasannya. Dia sangat hafal Giselle pasti akan melakukan hal itu.

"Kiss."

“Hmm? What was that?”

"Aku mau kiss, mowning kitt." kata Karina, suaranya teredam karena masih menyembunyikan wajahnya di bantal.

"Ini udah siang, waktu mowning kitt udah lewat. Ayo cepet bangun." Giselle tersenyum geli dan duduk di samping sang leader yang kekanak-kanakan di tempat tidur, menepuk lengannya dengan lembut pada Karina.

"Hadap sini." Karina menggelengkan kepalanya.

"Katanya mau kiss, hadap sini dulu kalo mau kiss."

"Ay ay, chagiya!"

Karina menjawab dengan gembira dan berbalik menghadap Giselle dengan tergesa-gesa, matanya menatap tajam ke arah Giselle untuk mengantisipasi gadis yang lebih muda itu akan menjahilinya.

"Dasar bocah,"

Giselle terkekeh dan mendekatkan bibirnya untuk memberi kecupan lembut pada kening Karina. Dan kecupan sederhana di keningnya saja sudah cukup membuat jantung Karina berdebar kencang setiap saat.

Setelah membersihkan diri, Karina berjalan keluar dari kamarnya dan mendudukkan diri di samping gadis berambut pendek yang sibuk bermain game di ponselnya.

"Aku lapar, cil."

"Hm, sama." Ucap Winter tanpa menatapnya.

"Buat makanan sana, cil." Karina menyenggol kaki Winter dengan lututnya.

"Ogah ah, minta kak Gi aja sana biar dibuatin makanan. Ngga liat aku lagi sibuk nih? Sana samperin dia, kak Gi ada di dapur."

Winter segera mengusir gadis yang lebih tua itu pergi, matanya masih terpaku pada ponselnya. Sejak dia menempati posisi ke-lima di turnamen kecil yang diadakan saat dia berkumpul dengan member grup itzy, dia terus mengasah kemampuannya tanpa henti tak peduli siang maupun malam. Dia hanya tidak ingin kalah lagi dengan member grup tersebut.

KARISELLE ONESHOT STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang