.
.
Jimin duduk dibangku taman kota seorang diri di sore ini, ia menerawang kembali ingatannya tentang masa kecilnya dengan salahsatu orang yang ia sayangi, Uchinaga Aeri. Jimin mulai berpikir dari mana obsesi Aeri terhadap cincin dimulai. Sejak mereka masih kecil, dia jarang melihat Aeri tanpa cincin. Ini tentang dirinya juga, makanya dia gak bilang apa-apa tentang koleksinya. Tapi, menurutnya bukan salah Aeri ia memiliki begitu banyak cincin juga, karena dia juga sudah kecanduan. Itu yang membuatnya bertanya-tanya, kapan semuanya dimulai? Ketika mereka pertama kali menjadi akrab dulu?
"Jimin! Hei! Kembalikan ring popku!" teriak Aeri berlari mengejar Jimin dengan air mata berlinang. Begitulah dia memperingatkan temannya yang lebih nakal jika dia berada di taman untuk bermain.
"Nyenye! Kamu lambat, Aeri! Ini milikku, kan?" Jimin menyeringai nakal. Saat ia berlari menjauh dari Aeri, ia membuka bungkus ring pop yang memiliki warna merah dan terlihat manis, Jimin tersenyum. Dia tahu bahwa itu adalah ring pop favorit Aeri jadi dia berlari lebih cepat.
"Jimin! ring pop ku!"
Jimin hendak memakan permen yang dipegangnya, namun dia menyadari bahwa Aeri tidak lagi mengejarnya. Dia berbalik dan terkejut dengan apa yang dilihatnya.
"Hei Aeri. kenapa kamu menangis?" Dia segera berlari kembali ke temannya untuk menenangkannya.
"K-kau tidak i-ingin mengembalikannya, ri-ring pop ku." Dia menangis dan air matanya terus jatuh. Jimin juga sedikit bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.
"Permen ringpop? Ya! ini ah! Aku hanya menggodamu. maaf Aeri, ini ringpop yang aku ambil! maaf ya? Aku sungguh menyesal!" Jimin terus meminta maaf agar temannya bisa tenang. Dia pun meletakkan ringpop di tangan Aeri dan gadis itu meraihnya.
"Aku berjanji, aku akan memberimu banyak ringpop besok. Aku akan memberitahu ibu jadi jangan menangis, Aeri." ketika dia menyadari bahwa Aeri masih menangis, mata Jimin sedikit berkaca-kaca dan mengerutkan kening, perasaan bersalah terlihat diwajahnya.
"Hei, tidak apa-apa. Aku benar-benar minta maaf, aku tidak akan melakukannya lagi. Jangan menangis, ya?" Aeri menatap temannya dan matanya sedikit melebar.
"Jimin? kenapa kamu menangis juga?"
"Karena kamu menangis, aku juga menangis!"
"ha-a?"
"Aeri maafkan aku ya"
"Jimin..."
"tolong maafkan aku Aeri, please? Jangan menangis. Aku tidak akan mengulanginya lagi, aku janji. Ayo berbaikan lagi, hm." katanya sambil air matanya terus jatuh.
Jimin menatap temannya seolah memohon. Aeri memegang ringpopnya dengan erat. Dia benar-benar tidak tahan dengan sahabatnya.
"Hah, baiklah Jimin. Ayo berbaikan." Ucapnya dengan tersenyum.
Jimin ingat bahwa dia melakukan apa yang dia katakan dan dia menyerahkan lima ringpop pada Aeri keesokan harinya. Ia pun teringat akan kegembiraannya saat melihat senyum lebar masa kecilnya. Itu hanya ringpop sederhana, tapi rasanya seperti Aeri menerima satu juta hari itu. Tapi sepertinya itu tidak semuanya dimulai dengan ringpop merah?
mungkin itu di mulai ketika mereka masih di sekolah dasar?
Dua gadis kecil berada di taman bermain bersama keluarga mereka. Mereka berpegangan tangan saat mereka mengagumi lampu kelap-kelip dan permainan disana. Ada banyak wahana dan Jimin jelas sangat bersemangat untuk menaikinya. Dia tampak senang sekali, begitu juga Aeri di samping.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARISELLE ONESHOT STORY
NezařaditelnéKumpulan cerita one shot kariselle. Semua cerita hanya berasal dari ide random all yaa😉 By : allchanges 🖤🌙