21

28 7 2
                                    

Natal jatuh pada hari Minggu. 1 Januari juga pada hari Minggu.

Setelah hari pertama tahun baru yang tidak berarti, shift malam berakhir hari ini.

Aku kelelahan pergi bekerja ditengah malam dan berangkat pagi ketikan angin dingin menderu-deru diluar dan tulang-tulangku sakit. Karena pegawai logistik sedikit, badanku pegal karena terus menerus bergerak.

Aku mengalami mimisan untuk pertama kalinya dalam hampir setahun pada hari Senin, jadi aku pergi ke klinik oriental pada sore hari untuk akupuntur. Aku berhasil melewati setiap hari dengan bantuan teman, obat penghilang rasa sakit, Dan menggoda orang yang aku sukai.

Kopi dan makanan penutup yang diberikan oleh teman baru juga penting, meskipun aku belum pernah berbicara dengan Park Ho-in secara informal.

Suatu hari, aku bertanya, 'Haruskah kita berbicara secara informal?'

'Ah, kalau begitu, Seo, Seo-yu Ssi harus mulai duluan.'

Aku merasa bersalah karena memakannya setiap hari, jadi aku keluar dan membeli satu set tonik nutrisi saat pulang kerja. Ho-in sangat tersentuh sehingga aku merasa kasihan padanya. Saat dia menggumamkan terima kasih banyak, wajahnya tampak lelah.

Ho-in menawariku kopi dan sandwich dengan lingkaran hitam hampir sampai ke dagunya ketika aku tiba ditempat kerja hari ini. Aku khawatir tentang matanya yang merah dan kulitnya yang kering.

Aku biasanya mulai bekerja pada pukul 23:00 dan pulang pukul 08:00 pagi. Aku melihat pemilik cafe sangat kelelahan selalu membuka cafe jam ketika aku pulang.

"Ho-In ssi, bukankah lebih baik waktu penutupannya lebih awal atau pembukaannya ditunda? Jika ini terus berlanjut, kamu akan pingsan."

"Tidak apa-apa. Mulai minggu depan.. Aku bisa menutupnya lebih awal.."

"Apakah ada alasan mengapa kamu tidak bisa menutup cafe lebih awal minggu ini dan minggu lalu?"

"Itu.. Hm.."

Ho-in tampak terkejut dengan pertanyaanku. Matanya bergetar dan wajahnya memerah saat dia mengalihkan pandangannya.

Ketika aku semakin mendekat, aku menyadari Ho-in memiliki keadaan yang kacau. Dia mudah malu dan wajahnya memerah. Aku menggangapnya sebagai orang yang tenang dan ramah, tetapi aku rasa perlu belajar lebih banyak tentang dia untuk mendapatkan pemahanan yang lebih baik tentang dia.

"Kalau begitu santai saja. Selamat berakhir pekan."

"Oh, Seo-yu ssi, diakhir pekan, kamu ada janji?. Tentu saja, kamu punya janji kan?"

"Ada apa dengan pertanyaan itu? Haha, aku sangat lelah sehingga aku akan istirahat di rumah. Ho-in ssi, apakah kamu ingin berkencan dengan kekasihmu?"

"Tapi aku tidak punya kekasih..."

Ah.. Mungkin mereka sudah putus.

Aku terlalu gegabah. Saat aku hendak meminta maaf, Ho-in tiba-tiba bertanya, "Apakah kamu punya kekasih, Seo-yu ssi?"

"Hmm, aku tidak punya kekasih."

"Apakah itu benar?"

"Ada seseorang yang sedikit membuatku tertarik."

"Oh., begitu.."

Ekspresi Ho-in berubah dalam sekejap. Tadi cerah sesaat kemudian memudar lagi.

"Jika itu hanya hubungan asmara.. Apakah dia adalah orang yang menghabiskan siklus serangan terakhir denganmu?"

"Ya, kami bersama-sama saat sedang kepanasan dan kami juga menghabiskan Natal bersama."

[BL] BYE BYE [Novel Terjemahan Bahasa Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang