Jisung mengangguk, dia turut prihatin dengan Jaemin yang habis mengalami peristiwa tidak menyenangkan. Jisung memberikan ponselnya kepada Jaemin, "Teleponlah polisi, mungkin mereka bisa membantu dirimu!"
Jaemin menggeleng, "Aku tidak yakin jika mereka dapat membantu diriku,"
Jisung menatap Jaemin dengan tatapan kebingungan, "Kenapa mereka tidak bisa membantu dirimu?"
Jaemin hanya tersenyum simpul tidak menjelaskan apapun membuat Jisung keheranan sendiri, walau begitu Jisung tak ambil pusing.
"Kalau begitu aku keluar sebentar ya, aku ingin membersihkan diri!" Pamit Jisung kepada Jaemin.
Jaemin mengangguk, dirinya menatap ponsel Jisung yang sama sekali tidak dikunci oleh pemuda itu.
"Sebagai dokter kau memang cerdas, tapi kau kurang waspada terhadap orang asing." Ucap Jaemin.
Jaemin menekan nomor telepon seseorang, kemudian menelepon orang tersebut.
"Halo?" Terdengar suara dari seseorang yang ditelepon oleh Jaemin.
"Kenapa lama sekali mengangkat teleponnya?"
"Tuan Na? Anda masih hidup? Syukurlah!"
"Kau mendoakan diriku agar cepat mati?" Marah Jaemin.
"Eh, bukan begitu Tuan Na, hanya saja Tuan besar sudah merayakan hari kematian mu, sepertinya dia yakin bahwa kau akan mati!"
"Tua bangka itu memang harus diberikan pelajaran! Sekarang jemput aku di xxx, lalu sadap nomor ini, aku ingin mengetahui segala informasi tentang dirinya, kau mengerti?" Perintah Jaemin.
"Baik, Tuan Na!"
Setelah itu Jaemin mematikan ponselnya, dirinya memijat dahinya. Ayah tirinya memang bajingan, dia tidak akan pernah puas untuk mengeruk harta ibunya bahkan berencana untuk menghabisi nyawa dirinya agar bisa menguasai seluruh harta milik ibunya.
Jisung masuk ke dalam ruangan Jaemin, dia melihat Jaemin yang frustasi. Tanpa sadar Jisung mendekati Jaemin, kemudian bertanya dengan wajah khawatir.
"Apakah masih sakit? Atau ada hal yang mengganggu? Mungkin saja aku dapat membantu dirimu," tawar Jisung.
Jaemin yang mendengar tawaran dari Jisung tersenyum senang, "Bisakah kau membantuku?"
Jisung mengangguk, "Selama itu tidak menyalahi aturan pemerintah atau melukai orang lain, aku bersedia untuk membantu dirimu!"
"Baiklah, aku akan mengingat kata-katamu dengan baik! Suatu saat aku pasti akan meminta pertolongan padamu!" Ucap Jaemin.
Jisung hanya mengangguk, dia yakin Jaemin hanya basa-basi saja. "Ngomong-ngomong, aku sudah meminta tolong salah seorang warga untuk membelikan kita sarapan, mungkin sebentar lagi dia akan sampai, kau mau makan bersamaku?"
"Tentu," seru Jaemin dengan senyuman misteriusnya.
Jisung membantu Jaemin dengan memapah pemuda itu, Jisung dengan penuh kehati-hatian membantu Jaemin untuk duduk setelah itu Jisung juga membuatkan dirinya teh hangat.
"Minumlah," ucap Jisung dengan nada yang lembut.
Selama ini Jisung memang merawat pasiennya dengan penuh perhatian, hingga tak jarang para pasiennya berpikir bahwa sang dokter menyukai dirinya. Padahal Jisung merasa perlakuan itu merupakan bentuk dharmanya sebagai seorang dokter.
Jaemin meminum tehnya sembari menatap Jisung yang sibuk menata dan memindahkan sarapan yang tadi dibawa oleh seorang warga.
Jaemin tersenyum misterius, mungkin pemuda ini bisa membantu dirinya. Ibunya juga pasti akan menyukai pemuda ini, lalu dengan adanya pemuda ini Jaemin jadi bisa membungkam mulut para fraksi bangsawan yang selalu mendesak dirinya.
"Kenapa melamun? Kau masih merasakan nyeri?" Tanya Jisung.
Jaemin menggeleng, "Aku hanya memikirkan masalah yang cukup rumit!"
"Benarkah? Semoga masalahmu cepat selesai,"
Jisung menaruh semangkok bubur di hadapan Jaemin. "Ayo dimakan!"
Jaemin hanya menatap piring tersebut, Jisung menyadari hal itu. Jadi tanpa banyak bertanya dia mengambil alih piring itu dan perlahan menyuapi bubur tersebut kepada Jaemin.
"Makanlah yang banyak, aku yakin kau membutuhkan tenaga yang banyak untuk menyelesaikan segala masalahmu!"
"Terima kasih," ucap Jaemin.
Jisung tersenyum manis guna membalas ucapan Jaemin.
°°°
Bersambung...Mari tebak-tebakan, menurut kalian Jaemin itu sebenarnya siapa?
Aku sudah kasih clue kok:')
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble
AkčníTidak seharusnya Jisung merawat seorang pasien yang tiba-tiba datang ketempat nya