OO3

677 93 53
                                    

Jaemin dan Jisung telah menyelesaikan sarapan mereka, keduanya nampak tenang dan larut pada pikiran masing-masing. Hingga suara dering ponsel memecah keheningan itu.

Jisung langsung mengangkat telepon saat melihat nomor sepupunya, Jisung me-loudspeaker-kan telepon.

"Ada, apa Rein?" Tanya Jisung.

"Aku sangat kesal! Argh!," Teriak Rein frustasi.

"Memangnya kenapa kau kesal?" Tanya Jisung.

"Kau tau bahwa suamiku merupakan salah satu keturunan bangsawan bukan?" Seru Rein.

Jisung mengangguk, Jaemin yang mendengar itu langsung memasang telinga dengan baik. Dia penasaran siapakah orang yang menjadi sepupu ipar dari Jisung.

"Kau tau bahwa suamiku berada di urutan hierarki ke sepuluh, keluarganya dipimpin oleh sembilan nama keluarga diatasnya, keluarga teratas adalah keluarga Na, mereka adalah pemimpin puncak kekuasaan dari para bangsawan di negara ini."

Jisung menghela napas, dia tidak terlalu mengetahui hal itu karena dirinya sibuk untuk belajar anatomi dan lainnya.

"Lalu?"

"Pemegang garis suksesi keluarga Na menghilang sejak kemarin malam bertepatan dengan acara pernikahanku. Sehingga kami dituduh melakukan tindakan tersebut!"

Jisung melotot, "Hei! Kenapa mereka seenaknya menuduh dirimu tanpa ada bukti? Apakah pemikiran para bangsawan itu memang aneh seperti ini? Sudah jelas mereka mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal, hanya karena kau mengadakan pesta pernikahan, kau menjadi tersangka dalam penculikan seorang bangsawan lainnya?"

Jisung menggelengkan kepalanya. Sungguh, dia tidak habis pikir dengan pemikiran orang-orang aneh itu. Jika saja Jisung adalah seorang pemerintah maka dia akan menghapuskan sistem bangsawan yang tersisa.

"Aku tidak tahu! Sekarang kami sedang diawasi oleh keluarga lainnya,"

"Kenapa tidak laporkan kepada polisi? Laporkan mereka atas dasar pencemaran nama baik?"

"Kau itu bodoh? Pemerintah memberikan mereka kewenangan sendiri, mereka kebal hukum yang bisa menghukum mereka hanyalah seorang pemimpin yang berasal dari Keluarga Na, sebagai garis suksesor! Tapi pemuda itu bahkan menghilang entah kemana!"

Jisung terdiam, dia baru mengetahui hal itu. Sepertinya dia harus belajar lebih lagi tentang pendidikan kewarganegaraan agar tidak asal berbicara.

"Jadi apa yang harus aku lakukan?" Tanya Jisung.

"Bisakah kau mencari pewaris suksesi?"

"Mana mungkin aku mencari seseorang yang bahkan aku tidak tahu sama sekali!"

Rein yang mendengar itu menangis, "Jadi bagaimana ini? Aku tidak ingin disuruh minum racun!"

"Bagaimana bisa mereka melakukan hal yang tidak manusiawi seperti itu?"

Jaemin yang mendengar itu mengerutkan keningnya, keluarganya tidak akan mengambil keputusan segila itu kecualiー

"Aku tidak tahu yang mengambil keputusan itu adalah Nam Gongmin ayah tirinya pewaris! Sudah ya aku tutup ponselnya mereka meminta ku tidak menghubungi orang lain!"

ーAyah tirinya.

Jaemin yang sudah menebak hanya mendecih, tua bangka itu ingin merusak tatanan sistem pemerintahan berdasarkan darah kebangsawanan. Tidak hanya itu susunan yang sudah jelas dibuat goyah oleh pria itu.

Sepertinya Jaemin harus segera kembali ke wilayah kekuasaannya, dia harus menunjukkan taringnya agar pria tua itu sadar akan posisinya.

Jika perlu dia harus secepatnya mengambil posisi sebagai seorang suksesor tapi untuk merebut itu dia harus menikah.

Pernikahan menunjukkan bahwa Jaemin sudah dewasa hingga dia mampu memimpin sebelas nama keluarga bangsawan yang berada di bawahannya yaitu, Kim, Park, Lee, Jung, Choi, Kang, Yoon, Moon, Jang, Lim, Nam. Tapi urutan itu berubah karena Nam Gongmin menikahi ibunya.

Mereka selalu mendesak Jaemin untuk menikah lalu, setelah menikah Jaemin harus memiliki anak untuk memperkuat posisinya. Jaemin bisa saja menikah dengan Jisung, hanya saja dia tidak tahu apakah Jisung bisa mengandung atau tidak?

Jika Jisung tidak bisa memiliki seorang anak maka Jaemin diharuskan untuk mengambil selir tapi keluarganya sendiri bersumpah untuk memiliki satu pasangan hingga mati kemudian sang ibu malah mengingkari sumpah itu dan menikah lagi dengan Nam Gongmin hingga membuat keluarga Nam yang berada di urutan terakhir kini berubah menjadi urutan ke lima.

Ibunya langsung dikeluarkan dari daftar orang yang berhak menjadi pemimpin, tapi karena ketidakhadiran dirinya tentunya ibunya akan menjadi wakil pemimpin yang akan dikendalikan oleh Gongmin.

"Jisung!" Panggil Jaemin.

"Iya, Jaemin kenapa?"

"Kau memiliki pacar?"

Jisung menggeleng, dia terlalu sibuk mengurus klinik hingga tidak sempat memikirkan hubungan percintaan.

"Pernahkah kau melakukan sex?"

"Tidak pernah, aku takut saat melakukannya aku akan hamil! Karena aku seorang pria yang memiliki rahim!" Jawab Jisung lantang.

Jawaban Jisung berhasil meyakinkan Jaemin untuk mengambil keputusan, para fraksi bangsawan ataupun ibunya tidak akan menolak Jisung sebagai pasangannya karena Jisung berasal dari kaum terpelajar, dia seorang dokter dan dia bisa memberikan keturunan.

"Kalau begitu aku ingin menerima tawaranmu untuk membantu!"

Jisung menatap Jaemin bingung, dia sudah pusing dengan masalah sepupunya. Ternyata para bangsawan itu sangat merepotkan, Jisung jadi malas untuk berhubungan dengan bangsawan.

"Apa yang kau inginkan?"

"Bisa antar aku pulang ke rumahku?"

"Tentu!"

Jaemin tersenyum dia akan pulang membawa pengantin yang akan mengubah tatanan sistem bangsawan menjadi lebih baik. Jaemin akan menjadikan Jisung sebagai pemegang kekuasaan di mansion keluarga.

°°°°

Bersambung...

Jaemin berasal dari keluarga yang menjadi pemimpin kelompok bangsawan, walaupun negara mereka menganut sistem konstitusional tapi mereka juga membebaskan para bangsawan untuk membuat hukum mereka sendiri dan pemerintah tidak memiliki hak untuk ikut campur dalam urusan mereka.

Suksesi = proses pembentukan penerus.

Suksesor = penerus

Hierarki = tatanan gelar kekuasaan

Apakah kalian suka tema begini?

Trouble Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang