OO7

710 97 6
                                    

"Kau gila?" Pekik Jisung terkejut.

Jaemin tersenyum sebentar, "Bukankah lebih cepat lebih baik?"

Jisung melotot, "Kalau kau ingin menikah minggu depan maka menikah saja seorang diri!"

Jisung tidak ingin pernikahan yang terlalu mendadak, dia ingin pernikahannya berjalan dengan perhitungan yang matang. Walaupun calonnya adalah orang asing seperti Jaemin, setidaknya pernikahannya harus berjalan lancar.

"Jika tidak minggu depan maka kapan kita akan menikah?" Tanya Jaemin, dia mencoba untuk mengalah karena dia cukup sadar bahwa pernikahan ini bukanlah yang Jisung inginkan.

Sudah cukup bagi Jaemin untuk memanfaatkan Jisung saat ini, jadi biarkan Jisung yang memilih waktu pernikahan dan sebagainya.

"Bulan depan, aku ingin pernikahan kita berjalan dengan lancar tanpa hambatan sama sekali," ucap Jisung.

Jaemin menghela napas, satu bulan adalah waktu yang panjang. Jaemin tidak berani mengambil langkah yang terlalu beresiko seperti itu, bisa saja dalam waktu satu bulan para bangsawan melakukan sesuatu hal yang diluar prediksinya atau malah Jisung akan lari darinya.

Jaemin harus mendapatkan kejelasan, karena jika harus menunggu sebulan lagi sulit bagi Jaemin untuk mendapatkan haknya sebagai pewaris tunggal, apalagi nyawanya kerap terancam.

"Bagaimana kau mau?" Tanya Jisung menatap Jaemin dengan tatapan penuh keseriusan.

Saat ini Jisung tidak ingin bermain-main, dia adalah tipe orang yang percaya bahwa pernikahan hanya boleh dilakukan sekali seumur hidup. Apapun alasannya tidak dibenarkan untuk bercerai, karena itu Jisung mau Jaemin serius dalam hubungan ini.

Jisung takut hubungan yang dibuat dengan mudah akan hancur juga dengan mudahnya. Jadi dia ingin mengulur waktu untuk melihat keseriusan Jaemin.

"Baiklah, kita akan menikah bulan depan. Tetapi aku akan mengikatmu terlebih dahulu dengan pertunangan, jadi minggu depan kita akan bertunangan," final Jaemin.

Jaemin mengambil langkah ini untuk mencegah hal-hal yang tidak dia inginkan. Lalu dia juga bisa menjadi kepala keluarga, karena syarat menjadi kepala keluarga adalah memiliki pasangan dan Jaemin telah melakukan pertunangan yang menunjukkan bahwa Jaemin benar-benar memiliki pasangan sehingga dia layak mendapatkan posisi kepala keluarga walaupun belum menikah.

Jisung diam sejenak, "Baiklah, kita bisa melaksanakan pertunangan di minggu depan,"

Jaemin mengangguk, dia menatap Jisung yang makan dengan lahap. Sebenarnya Jaemin tidak menyangka Jisung akan memberikan syarat seperti ini apalagi saat melihat keseriusan di wajah Jisung.

Padahal sejak awal mengenal Jisung, pemuda yang berprofesi sebagai seorang dokter ini nampak bagai seorang yang lugu dan polos. Nyatanya Jisung tidak sesederhana yang ia kira, jika seperti ini maka Jaemin tidak perlu khawatir dan pusing akan hal-hal yang akan terjadi dengan Jisung karena dia yakin dokter muda ini dapat mengatasinya seorang diri.

"Sepertinya aku terlalu meremehkan dirimu,"

Jisung menatap Jaemin bingung, dengan pipi yang mengembung karena mengunyah makanan Jisung memiringkan kepalanya, binar matanya yang cerah memberikan efek yang sangat menggemaskan.

"Meremehkan kenapa?" Tanya Jisung lugu.

"Aku kira kau adalah orang yang lugu dan mudah tertipu," ucap Jaemin.

Jisung cemberut, "Aku itu memang mudah tertipu oleh orang-orang sepertimu, tetapi aku tidak bodoh untuk tidak mengerti maksud orang yang ingin berbuat jahat!"

"Itu artinya kau mempercayai diriku sejak awal?" Tanya Jaemin.

Jisung mengangguk, "Aku mempercayai dirimu, soalnya wajahmu seperti orang baik!"

Jaemin terkekeh, padahal orang-orang bilang dia memiliki wajah yang tampan namun, terselip kelicikan di wajah miliknya. Tapi Jisung malah berpikir bahwa wajahnya ini adalah wajah seorang yang baik.

"Karena kita akan bertunangan aku akan memberi tahu sesuatu yaitu, jangan pernah percaya apapun yang ada di sini. Cukup percaya padaku dan sepupumu, lalu aku tidak bermain-main dengan pernikahan ini. Aku berkomitmen untuk selalu setia pada pasangan." Terang Jaemin.

Jisung mengangguk, "Aku paham, aku juga akan melakukan hal yang sama,"

"Jika kita tinggal bersama aku harap kau tidak memakan makanan apapun yang bukan berasal dariku atau pelayan kepercayaanku, karena bisa saja nyawamu melayang karena kerakusanmu akan makanan," Jaemin menyindir Jisung.

"Ah! Padahal kau masih bukan siapa-siapa bagiku tetapi sudah menyebalkan saja," gumam Jisung lihat saja nanti Jisung akan balas dendam.

Trouble Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang