OO5

690 100 8
                                    

Jisung kini berada di kamar Jaemin, dirinya langsung disuruh masuk ke kamar Jaemin. Padahal menurut Jisung itu bukanlah hal yang sopan untuk dilakukan oleh dirinya.

Kini Jisung terduduk di sofa yang ada pada kamar Jaemin, dia merenungi nasibnya sendiri. Sepertinya dia sial hingga terjebak di kehidupan seorang Na Jaemin. Padahal niat Jisung hanya ingin mengantarkan pemuda itu dengan selamat bukannya menjadi pengantin secara mendadak.

Apakah ini pribahasa air susu dibalas dengan air tuba?

Sementara Jaemin menemui ibunya dan ayah tirinya. Jaemin duduk dengan tangan bersedekap begitu juga dengan sang ibu dan bajingan tua itu. Mereka menatap Jaemin dengan tajam seakan-akan mengintimidasi Jaemin. Tapi Jaemin adalah seorang yang bahkan tidak takut akan apapun, dia keras kepala seperti ayahnya, dia kukuh pada pendiriannya seperti ibunya, dia mewarisi segala keburukan orang tuanya.

"Tinggalkan dokter itu, aku akan mencarikan mu jodoh yang lebih baik!" Ucap ibu Jaemin, dia tak ingin mengotori tahta dengan darah rendahan seperti Jisung.

Jaemin tertawa sinis, menatap pasangan suami-isteri itu dengan pandangan dingin yang tajam.

"Aku tidak akan menikah jika pasangan bukanlah Jisung! Aku hanya akan menikahi Jisung!"

"Jaemin, dengarkan aku sebagai ayah tirimu! Memasukkan Jisung ke dalam tatanan hierarki kita hanya akan mempersulit hidupnya, dia akan selalu direndahkan!" Ucap Gong Min, sebenarnya bukan itu tujuannya dia hanya mau Jaemin tidak menikah hingga tak punya alasan untuk menjadi pemimpin mereka. Setelahnya dia akan menggulingkan Jaemin dan menjadi pemimpin di puncak.

"Kau yakin dengan ucapanmu itu?" Jaemin tersenyum miring.

"Tentu saja! Dia memiliki darah rendahan tak sepantasnya dia mendapatkan posisi sebagai istrimu!" Ucap Gongmin.

"Kurasa akan ada orang yang menjelaskan siapa sebenarnya Jisung itu kepada kalian berdua! Panggil pemimpin keluarga Park!" Perintah Jaemin kepada kepala pelayan yang berada di sekitar mereka.

Tak lama kepala pelayan itu datang membawa pemimpin keluarga Park, Jaemin tersenyum senang sekarang dia menatap Gongmin dengan tatapan merendahkan.

"Tuan Park tolong jelaskan siapa itu Jisung?" Perintah Jaemin, dirinya mengintimidasi tuan Park seakan-akan jika dia tidak jujur maka akan terjadi sesuatu yang buruk.

"Itu, Park Jisung adalah keturunan bangsawan murni. Dia tidak ada darah campuran sama sekali, dia adalah anakku dan bangsawan dengan marga Han..."

Gongmin dan istrinya terkejut. Bangsawan Han adalah bangsawan tertua, mereka sangat kaya. Hanya saja keluarga itu menarik diri dari dunia bangsawan. Jika saja keluarga itu masih berada di sini mungkin keluarga Han lah yang memimpin bukan keluarga Na.

"Kenapa dia bisa tinggal di luar jika memang dia adalah anakmu? Kau sendiri juga belum menikah sampai sekarang!" Tanya ibu Jaemin.

"Itu karena kakek Jisung meminta Jisung untuk selalu berada di pengawasannya, jika aku tidak melakukan itu maka kakeknya akan mengancam untuk menghancurkan seluruh tatanan hierarki saat ini!" Jawab Tuan Park.

Kenyataannya, ayah dari istrinya itu sangat menyayangi anak dan cucunya hingga tidak ingin lepas dari keduanya bahkan sampai sekarang istrinya hanya bisa bertemu dengannya dalam waktu 3 hari setelah itu dia akan pulang.

"Jadi bagaimana? Kalian masih tidak setuju?" Jaemin menyeringai dengan sombongnya.

Gongmin masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Nyatanya Jaemin berhasil menangkap sebuah tangkapan bagus yang bisa memperkuat posisinya.

"Tidak bisa, bagaimanapun Jisung adalah pria. Dia tidak akan pernah memberikan dirimu keturunan! Apalagi kau harus menghadapi tetua Han yang mungkin saja akan memukulmu karena berani mengganggu cucu kesayangannya!" Seru Ibunya.

"Jisung bisa hamil jadi Jisung bisa melahirkan cucumu walaupun dia seorang lelaki, lalu untuk urusan itu aku bisa mengurusnya sendiri! Jadi jangan halangi jalanku!"

Jaemin kemudian pergi meninggalkan mereka semua, lebih baik bertemu dengan Jisung.

Jaemin kini kembali menuju kamarnya setelah berbicara dengan ibunya. Jaemin melihat Jisung yang sedang duduk termenung menunggu dirinya.

Tanpa menunggu Jisung sadar dari lamunannya, Jaemin langsung mendudukkan diri di sebelah Jisung.

Jisung yang merasakan ada pergerakan akhirnya menyadari ada Jaemin yang sedang tersenyum tanpa dosa kearahnya.

Jisung kini membuat wajah kesal, tanpa sadar dia menunjuk-nunjuk Jaemin, "Hei! Kau menjebak diriku! Woo! Ternyata kau seorang penipu! Woo!"

Jaemin hanya tersenyum, "Aku tidak menipumu kau sendiri yang mengangguk dengan perkataan ku!"

"Hei! Kau yang jelas-jelas meminta ku untuk mengiyakan segala perkataan mu!"

"Ya itu salahmu, kenapa begitu menurut?"

Trouble Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang