Typo bertebaran....
Karena hari ini dunk tidak ada kelas, dia berinisiatif untuk mengajak book pergi ke mall sebagai refreshing agar tidak jenuh dengan berbagai tugas.
Dunk memasuki condo book tanpa mengetuk seperti biasanya.
Dia juga sudah hafal, pasti book lupa untuk mengunci pintu.Dunk memasuki condo book, dan segera menuju ke kamar book.
Dunk sangat tidak sabar untuk shopping-shopping di mall.Namun, sebelum dunk membuka pintu kamar book.
Dunk mendengar suara yang berasal dari dalam kamar book."Mau kemana?"
"Mau ke dapur, siapin sarapan"
"Aku ikut"
"Mandi dulu kamu bau!"
Kurang lebihnya seperti itu yang dunk dengar.
Selang beberapa detik setelah percakapan di dalam kamar itu selesai.
Pintu kamar book terbuka, dengan menunjukkan book yang sedang memakai handuk kimono nya. Terlihat bahwa book baru saja selesai mandi, karena rambutnya yang basah.Book terkejut setelah membuka pintu dan menatap seseorang didepannya.
"Dunk?"
Sementara laki-laki manis yang dipanggil itu hanya terdiam dengan ekspresi sulit diartikan.
"Bajingan lu force! Lu apa-in sahabat gue!" Maki dunk setelah melihat keberadaan force yang ada didalam kamar book.
"E-eh wait! Dunk... Dengerin penjelasan aku dulu yah" ucap book menenangkan.
"Ini gak bisa dibiarin book" elak dunk ingin meninju muka force yang sangat menjijikkan Dimata dunk.
"Dunk... Pliss dengerin dulu!" Cegah book dengan mendorong dunk, menuju ke ruang tamu condo book.
"Apalagi yang mau dijelasin sih book! Dia itu jahat! Eh.. tapi lu gak diapa-apain kan? Lu ada luka gak? Ada Yang sakit gak?" Khawatir dunk dengan mengecek tubuh book.
"Nggak apa-apa dunk, sekarang dengerin gue yah... Gue... Udah maafin force" jujur book.
"Lah! Apa-apaan! Lu jangan terlalu mudah maafin dia hanya karena lu cinta banget sama dia! Plis book... Jangan bodoh! Dia masih ada rasa sama si jalang itu!" Kesal dunk tak habis pikir dengan arah pikiran book.
"Dunk.... Force udah gak cinta lagi sama Moza, force udah nemuin jawaban hatinya setelah sekian lama. Dan force memilih gue.." jujur book lagi dengan penuh pengertian.
Dunk tersentuh melihat usaha book yang menjelaskan padanya, juga mata book yang menyiratkan kejujuran.
Jika boleh jujur, dunk masih kesal. Namun apalah daya, dunk tidak boleh mengambil kebahagiaan sahabat nya ini.Dunk mengerti bahwa book sangat mencintai force, bahkan dunk tau kalau usahanya membuat book move on dengan force hanya sia-sia. Namun dunk sudah diliputi rasa benci saat itu. Sehingga membutakan diri dengan sahabat nya yang masih memendam rasa begitu dalam pada force.
Disisi lain, dunk juga bahagia. Akhirnya force bisa menentukan mana cinta yang tulus dan mana cinta yang hanya mempermainkan nya.
Bisa dibilang dunk bersyukur kepada force dan book yang bisa bertemu lagi dengan cinta sejati nya.Dunk menangkup kedua pipi mochi book dengan tersenyum.
"Kalo ini adalah kebahagiaan buat sahabat tercinta gue ini, gue juga ikut bahagia" tulus dunk.
Mendengar itu, book segera memeluk dunk dengan erat. Book sangat bersyukur mempunyai sahabat yang begitu tulus menyayangi seperti dunk dan yang lainnya.
Bahkan tanpa sengaja, air mata book sudah mengalir dari pipi gembul nya.