Gua akhir-akhir ini lagi sibuk jadi gak sempet mikir buat chapter baru, ditambah book ini berat banget topiknya. Gua emang sengaja bikin klimaks permasalahan di book ini, biar di book Dewangga dan Ajun tinggal penyelesaian keluarga aja.
Oh iya, gua sempat bilang tentang Hansen yang bakal keliatan manipulatif disini, alasannya ya karena dia udah masuk dunia kerja, dimana dia udah belajar tentang pemikiran orang dewasa.
Karena Hansen bakal sering muncul, jadi gua bakal perkenalkan dia lagi.
Ah maaf kalau ada typo ya, dan enjoy!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
—
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
—
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Zion keluar dari jewelry store milik keluarganya dengan langkah lemah, beralih masuk ke restaurant yang berada di seberang tokonya. Matanya mengedar dan menemukan tiga temannya yang sudah menunggu. Mereka memilih restaurant di seberang tokonya hanya untuk makan siang bersama.
"Lo pada gak sibuk emangnya sampai makan siang jauh dari kantor masing-masing?" tanya Zion.
