Chap 1

98 5 0
                                    

selamat membaca.. ♡
maaf kalau ada typo..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

“mas, ice americano nya satu ya”

“baik mas, 17 ribu ya mas”

Setelah melakukan proses pembayaran, Juna langsung membuatkan pesanan pelanggan tersebut dan memberikan pesanannya kepada pelanggan tersebut. Setelah pelanggan itu beralih dari kasir, dia kembali ke bagian dapur untuk menghampiri temannya.

“lang, ntar jam 5 last order aja ya, kita tutup lebih awal abis tu kita evaluasi lagi” ucap Juna Sedangkan Gibran dan Elang hanya menganggukkan kepalanya.

“tapi ntar gue jemput pacar gue dulu ya, dia selesai kelas jam 5” ucap Gibran setelah menganggukkan kepala.

“iya deh terserah lu, bucin mulu” ucap Juna sembari berjalan kembali ke arah kasir.

“yee.. bilang aja iri, dasar jomblo” balas balik Gibran dan dibarengi tawa dari Elang.

Juna yang mendengar itu hanya menggelengkan kepala daan dia memilih untuk melanjutkan pekerjaannya.

Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 16.45 Juna segera memasang pemberitahuan bahwa sudah waktu last order.

“na, gue ijin jemput ayang dulu yee…” ucap Gibran sembari jalan keluar dari dapur dan keluar dari café dan hanya di balas anggukan oleh Juna.

Tak berselang lama sudah menunjukkan pukul setengah enam semua pelanggan di café tersebut sudah tidak ada dan Juna memutuskan untuk menaruh tanda tutup di pintu café.

“hallo everybody… Gibran come back” ucap Gibran membuka pintu café dan menenteng kantong keresek dari super market dan di ikuti seorang cewe di belakangnya yang tersenyum manis .

“nih gue bawain cemilan buat lu lu pada” ucap Gibran sembari menaruh kantong keresek nya di salah satu meja.

“Tumben lu bawa cewe lu kesini” ucap Elang yang keluar dari dapur karena mendengar suara cempreng Gibran.

“iya, lagi pengen ikut dia” ucap Gibran sambil menarik kursi agar pacarnya duduk.

“kamu mau minum apa beb?” tanya Gibran ke pacarnya.

“em… matcha latte aja beb” jawab Sinta pacarnya Gibran.

“mau makan sekalian ngga?” tanya Gibran lagi dan dijawab gelengan oleh Sinta.

Gibran hanya menganggukkan kepalanya dan berjalan ke arah mesin pembuat kopi yang disana ada Juna yang sedang mengambil uang di kasir dan sebuah buku beserta dompet, dan Juna membiarkan Gibran untuk membuatkan minuman untuk pacarnya.

“jangan lupa bayar” Ucap Juna tanpa melihat ke arah Gibran yang sedang membuat minuman untuk pacarnya.

“iya iya… nihh uang pas” Ucap Gibran mengambil uang di dompetnya dan memberikannya kepada Juna, Juna yang mendengar itu langsung menoleh ke arah Gibran dan mengambil uangnya sambil tersenyum dan  langsung pergi ke meja yang sudah ada Sinta dan Elang yang sedang mengobrol.

Juna duduk dim kursi dan langsung menghitung pendapatan hari itu dan langsung  mencatatnya di buku keuangan dan memasukkan uangnya di sebuah dompet yang dia ambil tadi.

Dan tak lama Gibran datang dan memberi minuman kepada Sinta lalu dia duduk di sebelah Sinta. Juna kembali berdiri untuk menyimpan buku dan dompet tersebut, lalu dia kembali ke kursi.

“jadi gimana? Kalian punya keluhan? Atau ada ide?” Ucap Juna dengan nada yang seketika berubah menjadi serius.

“jangan serius serius amat gitu napa na?” ucap Elang.

“harus serius dong, kan ini buat bisnis” ucap Gibran menjawab Elang.

“jadi gimana?” tanya Juna lagi dan Gibran menjawab dengan gelengan kepala.

“kalo gue punya ide, gimana kalau kita buat kaya makanan dessert gitu? kan di café kita adanya makanan berat semua” ucap Elang menyampaikan pendapatnya.

Biarkan mereka membahas bisnisnya dengan Sinta yang hanya menyimak, dan kira kira jam delapan malam mereka selesai membahas bisnisnya itu dan Sinta meminta untuk pulang sebagai pacar yang baik Gibran memiliki tanggung jawab untuk mengantar Sinta pulang ke rumahnya.

Dan di café itu tinggal tersisa Elang dan Juna, Juna yang melihat Gibran mengantarkan Sinta pulang bertanya kepada Elang.

“pacar lu mana lang? tumben kaga minta jemput” tanya Juna kepada Elang yang bersiap untuk pulang.

“ohh… dia hari ini ada acara keluarga jadi ya gitu deh” jelas Elang dan hanya di jawab anggukan oleh Juna.

“kalo lu? Pacar lu mana? Hahaha” lanjut Elang dengan nada yang mengejek.

“tau.. lagi jagain jodoh orang kali” jawab Juna dengan nada malas.

“hahaha… lagian masa 24 tahun jomblo mulu” ejek Elang.

“dih biarain lah, hidup gue ini” ucap Juna sembari keluar dari café dan di ikuti Elang di belakangnya.

“enak loh na pacaran tu” ucap Elang yang masih menggoda Juna.

“bacot lu ah, ayo pulang” ucap Juna dengan kesal dan berjalan ke arah motornya setelah selesai mengunci pintu cafenya.

Setelahnya mereka kembali ke rumah masing masing, Juna yang telah sampai di rumah kontrakkannya langsung membersihkan badannya dan setelah selesai membersihkan badannya dia pergi ke ruang makan untuk membuka makanan yang dia beli saat di perjalanan pulang.

Dia malam ini lebih memilih untuk membeli makan karena hari ini dia sangat amat malas memasak. Saat dia mulai memakan makanannya dia merasa sangat sepi di dalam rumah, akhirnya dia membuka handphone nya dan menyalakan sebuah lagu untuk mengusir sunyinya yang ada di rumahnya itu.

“kayaknya enak deh punya pacar bisa makan bareng di luar, kapan gue punya pacar yaa…?” ucap Juna meratapi dirinya yang tak pernah mempunyai pacar selama dia hidup.

Akhirnya Juna menyelesaikan makannya hannya di temani oleh lagu dan terkadang juga ada suara cicak yang ada di dalam rumahnya itu. tapi itu tak berselang lama, tiba tiba ada suara lain yang beda dari lagu yang di putar setelah Juna melihatnya ternyata mama nya telfon dengan segera dia mengangkat telfon tersebut.

“hallo maa…”

“hallo… kamu apa kabar nak? Gimana semuanya? Berjalan lancar kan?” tanya Gaby sang mama.

“iya ma, semuanya lancar kok, mama sama papa gimana? Baik baik aja kan?” tanya Juna balik.

“iya sayang, kita baik baik aja kok, oh iya.. kamu kapan pulang ke rumah?”

“mungkin hari miggu besok ma…” jawab Juna.

Malam itu Juna habiskan waktunya dengan berbincang bincang dengan mama nya melalui telfon hingga Juna merasa ngantuk dan akhirnya tertidur.
.
.
.
.
.

-10/08/2023-

Is He Real?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang