"Ada laporan terbaru?" Tanya Mark yang baru saja duduk di kursi kebanggan CEO M Corporation.
Hyunsuk membuka tab yang selalu di bawa nya. "Untuk perusahaan, semuanya berjalan normal. Tidak ada kendala, saham masih meningkat dan proyek-proyek lain masih terus menyebar. Tim produksi masih terus melaksanakan tugas nya dan catatan pembukuan masih balance." Lapor Hyunsuk.
Mark mengangguk-angguk paham. "Tuan Zhong dan Tuan Huang?" Tanya Mark berbeda topik.
"Jeno, Haechan dan Jisung masih terus melacak mereka, tapi sampai saat ini belum ada titik terang dimana mereka bersembunyi." Hyunsuk memberikan sebuah berkas kepada Mark. "Tuan Zhong dan Tuan Huang bekerja sama untuk menculik Renjun dan pertemuan tersebut berujung petaka ketika Jaemin dan Chenle juga turut hadir disana." Jelas nya.
"Seperti yang kita ketahui, Chenle memutus kontrak kerja sama dengan perusahaan Papa nya dan Chenle juga membuat Nyonya Zhong berada di penjara. Tuan Zhong begitu marah dan yah... dendam seorang Papa kepada anak nya," pungkas Hyunsuk.
Mark berdecih. Merasa begitu miris terhadap kelakuan Zhong Han Liang yang tanpa hati menembakkan peluru kepada darah daging nya sendiri. Benar-benar orang tua yang buruk.
"Selain implan otak itu, apalagi yang mereka inginkan?" Tanya Mark.
Hyunsuk menggeleng pelan. "Informasi mengenai implan otak dan tentang kerajaan yang di katakan Renjun waktu lalu tidak dapat kami temukan, Mark. Tidak ada yang pernah membahas kerajaan tersebut," ujar Hyunsuk.
Renjun dan Chenle sudah menceritakan kejadian di museum Prancis waktu lalu, saat itu Jaemin juga belum kembali. Hal ini membuat Mark memperketat pengawasan di mansion karena bagaimana pun juga, Renjun sedang menjadi incaran.
Terlepas dari kisah tak masuk akal yang di ceritakan oleh Renjun, Mark tetap harus waspada untuk melindungi adik-adik nya.
"Jaemin tahu sesuatu," gumam Mark yang mengingat perkataan Renjun tentang Jaemin yang mengetahui alasan penculikan nya.
Mark meletakkan atensi penuh kepada Hyunsuk. "Renjun bilang, Jaemin mengetahui implan otak yang di inginkan Tuan Huang. Chenle juga membenarkan hal itu karena mereka mendengar dengan jelas Jaemin mengatakan hal tersebut."
"Kamu mau aku menyelidiki Jaemin?" Tanya Hyunsuk yang mengerti perkataan Mark.
Mark menarik napas pelan. Ia tidak ingin menaruh curiga kepada Jaemin, tapi jika sudah begini, bagaimana ia tidak curiga?
"Gue bingung," gumam Mark. "Jaemin terlalu pintar untuk semuanya, dia bisa bersembunyi dengan baik, mendapat informasi dengan cepat." Ujar Mark memaparkan kebiasaan Jaemin.
Hyunsuk mengangguk. "Jaemin memang terlalu pintar dan cerdik, kami tidak pernah bisa mengejar kemampuan nya," balas Hyunsuk. "Kamu tidak ingin menanyakan tentang implan otak itu kepada Jaemin?" Tanya Hyunsuk.
"Belum gue..."
Suara dering ponsel menghentikan perkataan Mark. Laki-laki itu merogoh saku dan mengangkat panggilan dari Om Minho.
"Kenapa lagi?" Tanya Mark malas.
"Kasus baru untuk kalian wahai anak muda,"
Mark mengerang kesal. "Kami capek setor nyawa terus, Om. Berhenti membuat kematian semakin terasa nyata untuk kami," keluh Mark.
Di seberang sana, Om Minho menghela napas pelan. "Kamu yang mengikat kontrak nya dan kamu yang membiarkan adik-adikmu ikut terseret, Mark."
Mark terbungkam. Benar-benar kalah telak karena kenyataan nya, memang ia lah yang membuat hidup mereka sulit seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] 7D² (Dream & Death) || NCT DREAM
FanfictionRumah. Hanya cerita tentang tujuh bocah yang mencari rumah untuk sekedar tempat berbagi senyuman dan canda tawa (300523) #45 in criminal (010623) #808 in friendship (260623) #1 in renjun (010723) #3 in jeno (030723) #2 in nctdream (080723) #1 in nct...