45. Jiwa yang Bertanya, Kenapa?

3.6K 432 322
                                    

Mark menarik napas panjang. Ia memberanikan diri untuk melangkah masuk ke ruang ICU. Ruangan yang 1 Minggu ini telah menjadi kamar baru seorang Lee Jeno.

"Pucat banget, dek," lirih Mark mengelus halus wajah Jeno.

Masih teringat jelas di pikiran Mark ketika ia menemukan Jeno yang sudah melemah detak jantung nya dengan darah yang terus mengalir dari perut nya.

Hari itu, keadaan mansion sangat kacau dan hancur. Tak ada yang bangun sama sekali menyaksikan Na Jaemin pergi meninggalkan luka dan menyandang gelar pengkhianat. Bahkan Renjun, Haechan dan Jisung baru sadar 3 hari setelah kejadian tersebut. Na Jaemin benar-benar membius total 3 laki-laki tersebut.

Hanya Mark dan Chenle yang tersisa. Meskipun di landa kekacauan di perusahaan, mereka mengesampingkan hal itu dan memfokuskan pengobatan kepada 4 saudara nya yang terluka.

Seolah belum puas Jaemin menyakiti 4 saudara nya, Mark dan Chenle harus menerima fakta menyedihkan bahwa Jaemin lah yang mencuri data dan dana perusahaan lalu memberikan nya kepada Namkoong Min.

Pengkhianatan yang sangat luar biasa. Meninggalkan trauma mendalam pada 6 laki-laki lain nya.

Bisa bayangkan, sehancur apa Mark dan Chenle mendapati fakta-fakta yang tak berhenti untuk datang menghampiri mereka. Terlebih lagi mendapati bahwa hanya mereka berdua yang masih baik-baik saja saat ini.

Ralat, Na Jaemin pasti nya baik-baik saja dan tidak memikirkan hal ini.

"Gue bakal balas semua yang dia lakukan ke lo." Tegas Mark membubuhkan kecupan di rambut halus Jeno.

Jeno seperti mayat. Kondisi nya tidak mengalami perkembangan sejak hari pertama ia di tangani. Detak jantung Jeno masih lemah akibat tekanan darah nya yang begitu rendah.

Jeno benar-benar mandi darah di malam kelam itu. Luka tusukan nya begitu dalam sehingga darah terus mengalir deras. Laki-laki itu masih sempat menahan luka nya untuk menghentikan pendarahan, namun sisa kesadaran nya hilang di saat terlalu lama menahan sakit.

Baik Mark maupun Chenle, tidak bisa untuk tidak mengamuk dan menangis saat itu. Bahkan Chenle mengucapkan kalimat. "Aku akan membunuh pengkhianat seperti Na Jaemin!".

Mark menghela napas. "Cepat bangun, Jeno." Lirih nya dan beranjak pergi meninggalkan ruang ICU. Tidak kuat jika harus berlama-lama karena Mark terbayang akan sakit nya Jeno menahan luka di malam itu.

"Udah?" Tanya Chenle begitu menyambut kehadiran Mark.

Mark menghela napas pelan. Semenjak kejadian yang mengubah seluruh nya, Chenle berubah menjadi laki-laki tak tersentuh. Ia menjadi pribadi yang kaku dan datar. Tidak ada lagi Chenle yang sering berteriak, tertawa nyaring dan sering memeluk saudara-saudara nya.

Kelakuan Jaemin benar-benar mengguncang batin mereka semua.

"Lo mau lihat Jeno?" Tawar Mark kepada Chenle.

Chenle menggeleng singkat. "Suruh yang lain aja." Balas nya dan berlalu pergi entah kemana.

Mark mengalihkan tatapan kepada Renjun, Haechan dan Jisung yang termenung. 3 laki-laki ini tak kalah sakit nya mendapati pengkhianat hadir di mansion mereka.

Setelah bangun dari pengaruh bius, Haechan langsung mengamuk ketika mengetahui Jeno terluka. Amarah nya membuncah tinggi sehingga mereka tidak pernah melihat sisi amarah Haechan yang sangat mengerikan.

Untuk pertama kali nya, Haechan menyayat tangan nya sendiri karena merasa marah dan terluka di saat yang bersamaan. Marah karena tidak bisa menjaga Jeno dan terluka karena pengkhiatan Jaemin.

[i] 7D² (Dream & Death) || NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang