Mansion sebulan yang lalu terasa dingin dan mencekam mulai terasa hangat dan menyenangkan. Suara gelak tawa Chenle dan omelan Renjun membuat suasana mansion kembali hidup seperti sedia kala.
"Lo tuh hah..." Renjun menghela napas pelan. "Gak habis thinking lagi gue sama lo," lanjut nya dengan nada pasrah.
Mark terkekeh. "Gapapa elah, Njun. Gue kan tinggal masa pemulihan doang, ngapain juga di rumah sakit mulu," ujar Mark.
"Ya lo mikir lah anjir. Lo baru sadar 1 hari yang lalu dan udah balik ke mansion sekarang!" Kelakar Renjun misuh-misuh sambil mendorong kursi roda milik Mark.
"Lo di kamar bawah aja gak sih, Bang?" Tanya Jeno sambil menunjuk pintu kamar khusus tamu. "Kalau di kamar atas susah, Bang. Lo harus di kursi roda selama masa pemulihan tangan dan kaki lo. Capek juga naik turun lift." Jelas Jeno.
Mark mengangguk ringan. "Gak masalah sih, lagian gue juga udah mikir mau di kamar bawah aja, biar gampang kalau mau keliling ruangan," ujar Mark.
Mau tahu apa yang buat Renjun misuh-misuh? Iya, Mark Lee yang keras kepala nya ngalahin beton itu ngotot minta balik ke mansion. Padahal, baru juga sehari yang lalu sadar dan udah minta kabur aja dari rumah sakit.
Dokter Jaehyun sampai heran dan angkat tangan menghadapi si kepala batu. Akhirnya, Mark di izinkan pulang dengan catatan laki-laki itu harus istirahat total dan tidak boleh bergerak aktif selama masa pemulihan patah tangan dan kaki nya.
"Padahal di rumah sakit seru, gue bisa bolos sekolah," keluh Haechan.
Jisung menepuk jidat dengan pelan. "Ampun dah, jangan suka bolos dong, Aa. Biar Kak Jaemin aja yang bikin stres, Aa jangan ikutan," ujar nya.
Haechan mendelik. "Sewot bat bocil," kelakar Haechan.
Jaemin menarik napas malas dan bergerak membantu Renjun yang sedang memindahkan Mark dari kursi roda ke tempat tidur. Setelah memastikan posisi Mark nyaman, Jaemin membawa kursi roda sedikit menjauh dari area tempat tidur.
"Udah nyaman?" Tanya Renjun sambil merapikan selimut di tubuh Mark.
Mark mengangguk kecil. "Kalian ke sekolah sana. Gue mau turu," ujar Mark mengusir.
Chenle berdecih. "Giliran sekarang aja baru suka turu. Yang lalu-lalu kayak orang gila gak ingat makan turu," sambar Chenle.
"Gapapa. Dia menikmati karma," timpal Haechan terkekeh mengejek.
Mark mendengus pelan dan hendak melemparkan bantal namun para printilan langsung berlari keluar kamar sebelum lemparan Mark melayang.
"Lah? Lo gak pergi?" Tanya Mark heran melihat Jaemin yang duduk di karpet dengan beberapa buah-buahan.
"Bentar. Lagian hari ini cuma ada kelas bakat," jawab Jaemin sambil mengupas buah apel. "Gue letak di kulkas mini. Nanti lo tinggal ngambil aja," lanjut Jaemin dan menata apel yang sudah di kupas ke dalam kulkas mini di samping tempat tidur Mark, jadi laki-laki itu hanya perlu meraih beberapa jarak saja.
"Hampir lupa obat nya," ujar Jisung yang baru masuk dengan membawa beberapa obat-obatan milik Mark. "Minum obat dulu sebelum tidur,"
Jisung memasang lonceng di headbord, membuat Mark menatap nya heran.
"Ini untuk apaan anjir?" Tanya Mark.
"Kalau Abang butuh sesuatu, mau ke kamar mandi, pakai lonceng ini. Nanti Bang Hyunsuk bakal datang," jawab Jisung.
Mark tercengang mendengar jawaban Renjun. "Ide siapa bikin beginian anjeng?!"
"Haechan," balas Jaemin santai. "Udah, nurut aja. Kapan lagi jadi raja kalau bukan sekarang, ya gak, Ji?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] 7D² (Dream & Death) || NCT DREAM
FanfictionRumah. Hanya cerita tentang tujuh bocah yang mencari rumah untuk sekedar tempat berbagi senyuman dan canda tawa (300523) #45 in criminal (010623) #808 in friendship (260623) #1 in renjun (010723) #3 in jeno (030723) #2 in nctdream (080723) #1 in nct...