.•
•
"Ibu, aku ijin keluar!"
"Kemana malam-malam begini, Jaehyun?"
"Ada sesuatu yang mau ku beli!"
"Hati-hati!"
Mendapat izin, Jaehyun langsung menjalankan motor keluar dari area rumah. Dia sudah bersiap jika ibunya tidak memberi izin dia tetap akan keluar diam-diam, tapi ternyata diberikan izin.
Jaehyun memang keluar rumah namun bukan untuk membeli sesuatu seperti yang dia alasankan, dia hanya ingin keluar sebentar mencari angin penenang pikiran setelah sore tadi tenaganya terkuras karena Taesan dan Leehan.
"Adik kesayanganmu... aku hanya berusaha membuat kau dan Leehan sama, tidak lebih. Kenapa kau merasa seperti itu?"
Di tengah lamunannya seorang nenek dan anak laki-laki tinggi yang kesusahan dengan tas juga barang lainnya berhasil membuat Jaehyun menepikan motornya.
"Wah nek, kenapa malam-malam begini membawa barang sebanyak ini?" Jaehyun mengambil alih beberapa tas besar dari si Nenek dan membantunya duduk di halte terdekat.
"Benar, Nenek tidak membiarkan Unhak membawa lebih banyak karena takut Unhak kelelahan, padahal Unhak sudah besar dan badanku juga besar." Anak itu mendengus ikut membantu neneknya duduk bersama Jaehyun.
Berhasil duduk, Nenek itu memegangi secara bergantian bahunya dan juga kakinya yang kelelahan. Cukup lama ternyata berjalan dengan membawa barang-barang yang berat-berat, harusnya dia ikuti perkataan cucunya untuk membawa yang penting saja.
"Sudah, aku akan membeli minum untuk Nenek. Kak boleh minta tolong jaga Nenekku?"
"Dengan senang hati."
Anak itu kemudian berlari kembali pada arah dia datang, minimarket terdekat belum jauh terlewat dia ingat.
Canggung ternyata, Jaehyun tidak bisa memulai topik dengan orang yang lebih tua jauh darinya.
"Hei nak, siapa namamu?"
"Jaehyun, Nek."
"Kelas berapa sekarang?"
"Tiga SMA."
"Wah, sama seperti cucuku yang pertama juga kelas tiga sekarang Riwoo namanya, kalau yang tadi masih kelas satu SMA namanya Woonhak."
Dan sekarang kembali canggung. Jaehyun terus berucap dalam hatinya agar cucu si Nenek cepat kembali supaya dia bisa pergi, sungguh ini begitu aneh.
Matanya terus menatap ke samping berharap anak itu cepat muncul, tapi sepertinya akan lama. Jaehyun menyerah, dia coba untuk mencari topik guna mencairkan suasana.
Topik itu jatuh pada barang bawaan, "nek, mau pindah?"
"Oh? Iya, saya mau pindah ke rumah cucu saya tinggal bareng sama keluarga angkat mereka."
Keluarga angkat?
"Maaf nek kalau lancang, apa cucu nenek sudah... Yatim?"
"Astaga hehe, tidak." Kekehan kecil dikeluarkan Nenek itu membuat Jaehyun sedikit merasa malu, dia rasa dia salah menanyakan hal seperti itu.
"Kalau tidak, kenapa keluarga angkat?"
"Saya yang menjauhkan mereka dari orang tua mereka."
Mendengar itu sontak Jaehyun membulatkan matanya. Nenek ini jahat? Dia menjauhkan orang tua kandung dari anaknya, Setega itu.
Mengetahui keterkejutan Jaehyun Nenek meluruskan ucapan yang aneh tadi, "orang tua mereka jahat, mereka tidak berniat merawat perbuatan mereka sendiri namun ingin merebut mereka untuk tetap tinggal bersama, tentu saya sebagai seorang nenek tidak ingin cucu-cucuku tersiksa, sekalipun salah satu dari orang tua mereka adalah anakku."
"Tidak ingin merawat namun ingin merebut?"
"Iya, keduanya tidak peduli keadaan anak-anaknya entah sakit atau luka yang terpenting bagi mereka adalah anak mereka ada bersama mereka. Entah apa maksudnya."
Sepertinya cerita Nenek ini akan membantunya dalam mendapat petunjuk untuk keluarganya sendiri. Kasusnya sama seperti Leehan, yang berbeda hanya pada orang tua Leehan. Mereka meninggal karena kecelakaan yang tidak disangka-sangka. Itulah kenapa keluarganya mengangkat Leehan sebagai bagian dari keluarga, apalagi Taesan juga teman baiknya.
Awalnya begitu.
"Kata Nenek, mereka sekarang tinggal di rumah keluarga angkat mereka,"
"Nak Jaehyun tertarik rupanya ya, iya mereka tinggal bersama keluarga angkat mereka. Keluarga itu sangat menerima cucu-cucuku dengan baik, bahkan saat pertama kali aku membawa mereka. Saat itu tengah malam dan pintu mereka masih terbuka untuk kami."
Bisingnya mobil dan motor yang lalu-lalang tidak membuat Jaehyun terusik, cerita Nenek ini lebih menarik perhatian. Dilihatnya cucu Nenek itu belum menunjukkan dirinya, Jaehyun kembali bertanya, hal yang lebih sensitif.
"Maaf lagi Nek, apa keluarga itu... istrinya mand- tidak-tidak maksudku tidak punya anak?"
"Punya, namanya Sungho. Anak itu sangat baik, dia benar-benar menyayangi dua adik barunya tanpa memandang mereka hanya adik angkat atau kandung, dia anak yang tulus. Dia bahkan tidak membenci sedikitpun cucu-cucuku di rumah itu..."
Jaehyun menunggu lanjutan cerita Nenek, ini bagian yang paling dia tunggu-tunggu. Apakah anak bernama Sungho ini berubah pikirannya seperti Taesan.
"Mereka sudah tinggal bersama dari kecil. Saat aku membawa Riwoo dan Woonhak cucuku ke rumahnya, Sungho mendengar percakapan kami malam itu. Dia bertanya tentang hal yang saat itu tidak dimengerti tapi ayahnya mengalihkan pembicaraan dengan meminta izin Sungho agar Riwoo dan Woonhak bisa tinggal di rumahnya."
Jaehyun belum mendapat apa yang dia cari, namun Nenek sudah berhenti bercerita. Tidak ada pilihan lain, Jaehyun harus bertanya.
"Nek, pertanyaan terakhir. Apa... Sungho itu tidak menyesal saat waktu kecil mengiyakan cucu nenek tinggal dengannya? Dia tidak membenci mereka?"
Nenek itu mengerutkan keningnya menatap Jaehyun yang benar-benar serius dengan pertanyaannya, ada sesuatu.
"Kenapa kau ini? Sebegitu ingin tau kah kamu dengan keluarga ku?"
Oh tidak, nenek mulai marah Jaehyun salah bertanya kali ini.
"Sebenarnya..." Akhirnya Jaehyun menceritakan hal yang terjadi di keluarganya.
Dimana ayah ibunya mengambil teman baik adiknya dan menjadikan teman adiknya sebagai keluarga mereka. Awal-awal memang mereka bersenang-senang namun, adiknya mulai berubah dan berbalik membenci teman sekaligus adik angkatnya, dengan alasan keluarganya lebih peduli dengan temannya daripada dirinya.
"Ada satu yang ayah dan ibu Jaehyun lupakan sebelum mengambil Leehan sebagai anak angkat."
"Huh? Apa itu?"
"Sungho dulu ditanyai ayahnya bila Riwoo dan Woonhak tinggal dengannya maka kasih sayang yang biasanya untuk dirinya akan terbagi. Sungho sudah pasti paham apa maksud yang Ayahnya katakan, dan dia terima jika kasih sayang itu terbagi."
Dan Jaehyun mendapat jawabannya.
Benar, ayah ibunya tidak mengatakan atau meminta izin apapun dari Taesan. Mereka langsung membawa Leehan dan mengatakan pada Taesan, Leehan sekarang adiknya. Taesan tentunya belum terlalu mengerti, yang dia tau adalah Leehan akan tinggal dengannya dan bermain bersamanya.
Tidak tau bahwa ada hal lain yang lebih penting. Sesuatu yang Jaehyun anggap kecil, ternyata berdampak besar dan membuat keluarganya hancur.
Cucu Nenek ini -Riwoo dan Woonhak- bahkan sudah tinggal dengan Sungho lebih lama daripada Leehan yang tinggal dengan keluarganya. Sampai saat ini Sungho tidak membenci mereka, beda dengan Taesan.
Sekarang Jaehyun tau harus mulai dari mana.
•
•
.