SELENA

Dunia Kian Gelap

Jihan masih berada dibalik kaca itu. Sementara Selena dia sudah pergi dari tempatnya.

Setelah mendengar pernyataan Ayahnya, Jihan semakin marah.

"Kenapa orang yang tidak pernah aku anggap ada, selalu saja ikut campur dan menghancurkan semuanya. Seharusnya papah bunuh saja aku, jangan Selena!."

Ayahnya tidak menunjukkan penyesalan sama sekali, dia benar-benar ayah yang buruk. Bagaimana tidak? dia tidak pernah menjalankan tugas nya sebagai seorang ayah, malah selalu membuat keributan. Jihan sangatt membenci Ayahnya, karena dialah orang yang sudah membuat Ibunya menderita. Meski Ibunya sudah tiada, tapi dia tidak akan pernah melupakan masa lalu menyakitkan itu.

Jihan kemudian pergi meninggalkan Ayahnya dengan kemarahan dan air matanya yang terbendung.

Setelah keluar dari kantor polisi, Jihan kembali bekerja.

Sementara Selena dia tidak tau pergi kemana.

____________________________

Sore itu Jihan pulang lebih awal, tapi dia langsung pergi ke toko bunga. Setelah membelinya, dia pergi ke pemakaman.

Dia pergi ke makam orang tuanya Selena, ternyata Selena juga ada disana.

Alasan Selena berada disana, pasti karena dia tidak punya tempat tujuan dan tidak punya siapa-siapa. Saat melihat Jihan dari kejauhan dia segera bersembunyi dibalik pohon.

"Kenapa Jihan datang ke sini?."

Selena memperhatikan Jihan dibalik pohon itu.

Jihan meletakkan kedua bunga itu di masing-masing makam Ibu dan Ayahnya Selena yang meninggal karena kecelakaan.

Jihan menundukkan pandangannya dan air matanya yang perlahan menetes.

"Om... Tante... maafin Jihan. Jihan gagal jagain Selena."

Saat mendengar perkataannya, Selena mulai mempertanyakan semuanya.

"Apa maksud dari perkataan Jihan?, apa orang tua-ku menyuruhnya untuk menjagaku?, apa jangan-jangan selama ini... itu alasan dia menjagaku?. Jadi, dia selama ini tidak pernah benar-benar tuluss dan bagaimana dengan perasaannya, apa dia benar-benar menyukaiku?."

Suaranya yang gemetar terdengar menyakitkan.

Air matanya mulai mengalir...

"Sekarang semuanya masuk akal, pria ini mengatakan alasan Jihan memutuskannya karena aku, mungkin karena haruss menjagaku dan merima perasaanku..."

Nyesekk bangett jadi Selena, dia mengalami kecelakaan tragiss sama seperti oranng tuanya. Jiwanya masuk pada tubuh pria dari masalalunya, dan sekarang dia harus menerima kenyataan... bahwa selama ini orang dicintainya tidak pernah benar-benar tulus akan perasaannya.

Semuanya memang benar seperti itu adanya, orang tuanya Selena memang menyuruh Jihan untuk menjaganya.

Jihan adalah orang yang bekerja di perusahaan orang tuanya Selena, dan dia sangatt dekatt dengan mereka.

Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya dirumah sakitt karena kecelakaan, Ibunya Selena meminta Jihan untuk menjaganya. Karena dia tau kalo ternyata putrinya sangatt mencintai Jihan. Ayahnya juga meminta hal yang sama pada Jihan.

Alasan Selena tidak mengetahui perkataan orang tuanya, karena saat itu dia tidak ada disamping orang tuanya, di detik-detik terakhirnya.

Setelah kedua orang tuanya meninggal, Jihan fokus menjaga Selena sampai akhirnya mereka menjalin hubungan yang lebih serius lagi.

______________________________

Malam itu dia tidak berhenti menangis, dunia yang ditempatinya kian gelap. Sekarang dia tidak tau harus berbuat apa, dia benar-benar kehilangan arahh.

Semenjak hari itu, dia tidak pernah mengikuti dan memperhatikan Jihan, dia terus mengurung diri dikamar.

Malam itu dia mengingat semua momen bersama Jihan, akhirnya dia tersadar.

" Benar... aku tidak boleh terus seperti ini. Aku harus melakukan sesuatu. "

"Sekarang aku sadar, pasti ada alasan kenapa aku harus masuk tubuh pria ini. Aku harus memperbaiki semuanya, dan membuatnya kembali ke tempat awal."

Selena bangun dari keputusasaanya, dia sadar tidak boleh diam saja. Dia harus melakukan sesuatu.

Ke Esokan Harinya...

Siang itu Selena datang ke cafe menemui Jihan.

Dia berdiri dihadapannya dan menatapnya.

"Malam itu kamu bertanya tentang apa yang harus kamu lakukan. Ayo kita perbaiki hubungan kita, kita mulai lagi semuanya dari awal?."

"..."

Bersambung...
______________________

Semua ingatan itu sangat melukai perasaanku. Tapi...
Aku akan memperbaiki semuanya.