Seiring Waktu Berlalu

166 14 17
                                    

Ke Esokan Harinya...

Jihan bangun dari tidurnya. Tapi dia tidak mendapati Selena berada disampingnya. Dengan segera dia menghubunginya. Wajahnya menunjukkan ke khawatiran dan gerak tubuhnya terlihat seperti ada sesuatu yang ingin dia sampaikan. Telponnya tidak diangkat, dia kemudian segera mencarinya.
__________________________

Selena ternyata sedang menemui Ayah Jihan yang berada dibalik jeruji.

Dia memberikan selembar kertas. Tapi itu bukan kertas biasa, dikertas itu ada banyak sekali nominal uang yang sangat banyakk. Dia kemudian menyerahkannya.

Namun Selena memberikan satu syarat, sebagai imbalannya jangan pernah sakiti Jihan lagi. Ayahnya ternyata menyetujuinya. Bagaimana mungkin dia menolak uang sebanyak itu. Meskipun harus mendekam dipenjara untuk waktu yang lama, tapi sepertinya dia tidak masalah asalkan ada uang.
_______________________

Malam Hari

Selena tengah duduk dikursi taman sambil melihat bintang langit diatas sana.

Raut wajahnya menggambarkan kesedihan, sepertinya malam itu dia ingin melakukan sesuatu. Dia kemudian menelpon Jihan dan mengajaknya bertemu.

Mereka berada diperbatasan lampu merah dan saling memandang dari kejauhan. Terlihat jelas diwajah mereka ingin mengungkapkan sesuatu.

"Mimpi malam itu membuatku takutt, sekarang aku harus mengakui siapa diri aku sebenarnya sebelum jiwaku pergi dari raga pria ini. Karena aku tidak pernah tau sampai kapan ada ditubuh pria ini." Batin Selena dengan pandangannya yang tertuju kearah Jihan.

Malam itu Selena bermimpi dirinya berada dikegelapan, entah dimana dia berada dia sendiri pun tidak tahu.

Dilampu merah itu Selena menghampirinya dengan bunga yang ia bawa.

Dia berjalan kearahnya, tapi takdir kenapa begitu kejam?. Seseorang menabraknya, dan membuatnya berlumur dengan darah, bunga yang ia pegang juga terlepas dari tangannya.

Dia terbaring lemas, kepalanya bercucuran darah, pandangannya yang mulai terlihat buram selalu tertuju kearah Jihan.

"Aku ingin mengatakan siapa diri aku sebenarnyh, tapi kenapa berakhir seperti ini?." Batin Selena.

Jihan berlari kearahnya dengan air matanya yang mengalir. Dia mengangkat kepalanya hingga berada dipangkuanya.

"TIDAKK, kamu harus bertahan jangan tinggalkan aku lagii."

"Arrrrghhhhhh....." Jihan tidak berhenti menangiss.

"Kamu tidak boleh pergi lagi SELEN!."

Aphh!!! Jihan baru saja memanggilnya Selen? apa dia sudah tau kebenarannya.

"Selen? kamu baru saja memanggilku Selen?." Dia berusaha bertanya dengan nada suaranya yang lemah. Dan dia berusaha untuk tetap sadar walau pandangannya samar.

Jihan menganggukan kepalanya.

"Bagaimana kamu bisa tahu?."

"Karena aku bisa merasakannya. Dan aku memdengar semua yang kamu katakan hari itu di rumah sakit."

"Maafff karena aku kembali dengan wujudku yang seperti ini."

"Tidakk, kamu tidak boleh berkata seperti itu, sekarang kamu tidak perlu menjelaskan apapun. Kamu harus bertahan Selenn."

"Jihann... maaf atas semuanya. Sekarang semuanya sudah selesai kamu bisa bahagia dengan Alex. Aku mencintaimu."

Selen perlahan menutup matanya.

SELENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang