| 18 . Thend |

3.3K 224 16
                                    

Jaemin dan Jeno sudah berada tepat di pintu masuk rumah mewah itu, kenapa ? Soalnya Jeno yang ngga berani masuk

"Jeno kenapa takut ? Ada aku. Eomma sama papa baik kok sayang.."
Pujuk Jaemin

"Eomma appa baik??"
Tanya Jeno kembali

"Iya mereka baik, gapapa nanti aku yang jelasin"

Jaemin meraih tangan kiri Jeno, menggandengnya dan melangkahkan kaki masuk ke rumah itu.

"Eomma.. appa"
Panggil Jaemin dengan suara yang sedikit lantang

"Eomma appa"
Panggilnya sekali lagi

Jeno sedari tadi hanya bersembunyi di belakang lebar Jaemin sambil menundukkan kepalanya. Menggenggam tangan Jaemin erat. Jantungnya semakin berdebar kala mendengar sautan dari suara wanita yang Jeno yakin itu eomma Jaemin.

Lagi, lagi dan lagi ia semakin takut ketika suara garau dan dalam ikut menyaut panggilan Jaemin. Pasti itu appanya Jaemin, fikir Jeno.

Namun kepalanya tidak mau mendongak, tetap menunduk takut

"Eh? Jaemin sayang kok gak bilang mau pulang"
Saut Ibu Jaemin

"Eo.. appa disini"
Saut sang ayah lagi yang masih menuruni tangga

Jaemin menolehkan kepalanya melihat Jeno yang menunduk. Aduh anak ini, pemalu dan penakut sekali. Di rumah Hina juga gini

Jaemin mengusap tangannya lembut, membawa Jeno untuk sekalian duduk di sofa empuk itu.

Jeno yang dibawa untuk duduk langsung memepetkan badannya ke Jaemin seperti anak yang takut kehilangan ayah.

Jaemin terkekeh dibuatnya, namun beda lagi dengan orang tuanya yang bingung melihat anak lelaki yang seperti ketakutan itu.

"Ini siapa nak? Anak siapa yang kamu ambil?"
Tanya sang ibu, sang ayah hanya menatap Jeno membuat Jeno lebih gugup.

"Bakal mantu eomma"
Jawab Jaemin enteng

Keduanya bingung,

"Maksud Jaemin ?"

"Aku sudah memutuskan untuk tidak menikah dengan Hina, aku rasa lebih nyaman berteman seperti biasa tanpa mempunyai ikatan suami isteri.. rasanya aneh. Dan aku memilih lelaki manis di sampingku sekarang untuk menjadi pendamping hidupku selamanya.. bolehkah eomma appa?"
Jelas Jaemin

"Jika appa berkata tidak pun kau tetap melakukannya, Jaemin. Kau anakku, aku tau sifatmu nak"
Kepala keluarga itu bersuara

Jeno semakin mengeratkan genggamannya di tangan Jaemin. Tangannya sudah sangat dingin dan digenggam oleh tangan hangat Jaemin.

"Siapa namamu, anak manis ?"
Tanya ibu Jaemin lembut.

Jeno tersentak ketika persoalan itu ter arah kepadanya.

"J-jeno.."
Jeno mengumpul keberaniannya untuk menatap kembali mata sang ibu itu.
Indah sekali, pantas Nana juga indah.
Batinnya

"Jeno? Nama yang bagus, Jeno jangan takut ya, anggap eomma sebagai eomma Jeno sendiri, ya? Panggil aku sebagai eomma juga"

Jeno ingin menangis rasanya

Jaemin membisikkannya sesuatu

"Bilang, gumawo eomma"
Bisik Jaemin

"Gumawo.. e-eomma"
Ucap Jeno lalu matanya beralih menatap appa Jaemin. Lalu tunduk kembali, ia takut dengan appa Jaemin itu

"Appa, jangan menatapnya seperti itu"
Tegur Jaemin

JAEMIN'S HYBRID Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang