05

28 4 0
                                    

We Are Your Family.Happy Reading.Don't forget to vote like and comment..





Setelah menyelesaikan pekerjaan masing-masing, sekarang mereka tengah berkumpul di halaman rumah dibawah pohon rambutan yang rindang dan  berbuah banyak. Nenek sudah menggelar karpet dibawahnya sehingga mereka bisa beristirahat dengan nyaman. Tak lupa nenek menyiapkan makan siang untuk dimakan bersama-sama.

Yayan sudah duduk manis menunggu gilirannya mengambil nasi, mereka sudah diajari sedari kecil jika sedang makan bersama maka yang lebih tua lah yang mengambil makan dulu baru setelah itu yang muda. Nenek dan kakek sudah mengambil makan sekarang giliran Kun, Tirta, dan Wira setelah itu Luki, Juna, dan Hengky baru lah yang terakhir Yayan.

Seperti dugaan Tirta, Yayan hanya mengambil ayam bakar untuk lauk makannya padahal disitu ada banyak lauk tapi Yayan tidak mengambil satu pun kecuali ayam bakar. Alasannya apa, tentu saja kalian tau itu, Sayur. Nenek memasak sayur-sayur yang tadi dipetik dari kebun tapi Yayan tak mengambilnya sedikitpun, makanya dengan senang hati Tirta merebut piring yang di pegang Yayan lalu dia ambilkan sayur dari piring di depannya. Yayan yeng melihatnya melotot tak terima.

"Mas, kenapa dikasih sayur si?" keluh Yayan.

"Masa makan pake ayam doang, nenek udah capek-capek masak sayurnya loh, masa kamu ngga makan," jawab Tirta.

"Tapikan Yayan nggak suka sayurnya," 

"Itu sayur capcay, isinya bukan cuma sayur ada baso sama sosis juga jadi dimakan bareng-bareng nggak kerasa sayurnya," Kun ikut membujuk Yayan.

Dengan amat terpaksa Yayan memakan semua yang ada dipiringnya, bahkan dia memasukan banyak sekali dalam suapannya serbagai bentuk kekesalannnya pada Tirta dan Kun, tapi itu justru terlihat lucu, pipinya terlihat sangat besar saat mengunyah.

Nenek yang melihatnya tersenyum, "Yayan masih nggak mau makan sayur hmm, kenapa ?" Tanya Nenek pada Yayan.

"Yayan makan sayur kok nek, nih makan," ucap Yayan sambil menyuapkan sayur kedalam mulutnya.

"Kamu harus makan sayur sayang, biar badan kamu sehat," Nenek menglus kepala Yayan dengan sayang.

"Yayan sehat terus kok nek, nenek jangan khawatir,"

"Kamu emang sehat, tapi badan kamu kurang berisi Yan, dari terakhir nenek liat badan kamu segini aja kayanya, makan yang lebih banyak lagi ya biar tambah besar nanti nenek jadi ngga khawatir,"

"Yayan tuh banyaknya jajan nek ngga makan nasi makanya kurus terus badannya," Hengky tak mau ketinggalan mengomentari badan si bungsu.

"Apa sih kakak ikut-ikut aja deh, kakak juga suka jajan ya bukan cuma aku," 

"Udah-udah jangan berantem, habisin makanan nya nanti tinggal istirahat di dalem," perintah Kakek.

"Kek, ini buah rambutan udah bisa dipetik kan ya?" Tanya Luki.

"Iya itu besok niatnya mau dipanen," 

"Aku petik duluan boleh ngga kek,"

'Boleh, tapi itu pohonnya harus dipanjat emangnya kamu bisa?"

"Weeehh jangan ditanya kek, Luki jagonya panjat memanjat," Luki menepuk dadanya sebagai tanda dia membenggakan dirinya yang pandai memanjat.

"panjat aja kalo gitu, tapi hati-hati ya,"

"Siapp laksanakan kek," Luki mengangkat tangannya membuat sikap hormat.

"Heng, eksekusi," Luki mengajak serta Hengky untuk memanjat.

"Ayok aja si gue,"

"Kalian berdua yang manjat nanti gue yang ambilin buahnya kalo pada jatuh," Juna juga ikut andil kali ini.

"Oke lahh sipp, kita beresin dulu ini makanannya ya," 

"Aku ngga diajak?" tanya Yayan memanyunkan bibirnya tmerajuk.

"Bocil duduk aja diteras ya, nanti kalo digigit semut atau kejatuhan rambutan pasti kamu nangis," ucap Hengky meledek Yayan.

"Aku nggak selemah itu ya, pokoknya aku mau ikut panjat pohonnyaa,"

"Yayan, kamu istirahat aja sama Mas didalem ya, katanya kakinya pegel tadi," ajak Kun pada Yayan.

"Iya kamu sama Mas Kun aja, nanti kalo jatuh dari pohon bisa patah kakinya," Tirta ikut melarang Yayan.

"Tapi pengen manjat mas, bentar doang deh ya," Yayan mencoba membujuk Tirta dan Kun.

"Masuk atau Mas cium pipi kamu," ancam Tirta.

"NENEK TUNGGU YAYAN MAU BANTU CUCI PIRING," tanpa babibu Yayan langsung masuk ke rumah menyusul nenek yang tadi bilang akan mencuci piring.

Semua yang diluar tertawa melihatnya, ancaman dari Tirta  yang satu ini paling mempan kalu Yayan sudah mulai keras kepala.


I HOPE YOU LIKE THIS CHAPTER

SEE YOU NEXT PART

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENTNYA 🥰

ài nǐ WAYZENNIE😍

TBC





WAYF "We Are Your Family"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang