01

71 9 0
                                    

We Are Your Family
.
Happy Reading
.
Don't forget to vote like and comment
.
.

Haiiii
Mari awali cerita ini dengan jalan-jalan terlebih dahulu.
Pagi ini Yayan sudah rapi dengan sweater kesayangannya duduk manis di meja makan menunggu makanan siap.

"Mas Kun, roti aku mana?" tanya Yayan pada Kun, kakak tertuanya Yayan sedang menyiapkan sarapan.

"Ini, cepet diabisin nanti tinggal packing barang-barang yang mau dibawa," ucap Kun sambil meletakan roti isi untuk sarapan Yayan.

"Iihh, kok roti aku ada sayurnya," mata Yayan memicing saat mendapati makhluk hijau ditengah roti yang akan dia makan.

"Cuma sedikit doang itu, cepet makan kalo ngga nanti Mas tinggal," ucap Tirta kakak ke dua Yayan.

Sayur adalah musuh bebuyutan Yayan, entahlah awal mulanya bagaimana tapi Yayan sangat susah jika disuruh makan sayur.

Sementara itu dari arah lantai dua turun 3 pemuda dengan pakaian santai menyusul duduk di meja makan untuk sarapan.

"Kok cuma roti isi, ngga ada nasi uduk apa Mas?" tanya Luki kakak ke empat Yayan, kakak yang paling bongsor diantara lainnya.

"Kita mau perjalanan jauh, jadi jangan makan yang terlalu berat takut nanti mabok dijalan kan," jawab Kun.

"Tau nih si Luki pikirannya nasi uduk terus," Arjuna atau lebih sering dipanggil Juna ikut menimpali ucapan Kun.

"Makan kalo nggak ada nasi itu belum makan namanya, ya nggak Heng?"

"Yoi Broo," Hengky kembarannya Juna ikut andil menjawab debat masalah nasi ini.

Tirta hanya geleng-geleng melihat tingkah adik-adiknya.

Sementara yang lain mulai duduk dan mengambil roti untuk sarapan, dari arah pintu masuk datang Wira dengan setelan santai juga ikut duduk di samping Yayan setelah memanasi mobil yang akan dipakai nanti.

Dan setelah semuanya duduk sarapan pun dimulai.

Jika kalian berharap sarapan kali ini akan terasa nyaman damai hanya terdengar dentingan sendok dan garpu kalian salah.

Tidak ada kata damai di kediaman Mahendra ini.

Seperti yang terjadi saat ini, Yayan diam-diam mengeluarkan sayur dari roti isinya dan dimarahi oleh Tirta, lalu  Juna yang sedang memarahi Hengky dan Luki karena mengambil jatah roti isinya. Sementara itu Wira hanya duduk manis  menikmati roti isinya mengabaikan semua kegaduhan yang terjadi.

Memang diantara ke tujuh Mahendra bersaudara, hanya Kun dan Wira yang paling tenang. Kun hanya akan berisik jika ada benda-benda yang tidak diletakan pada tempatnya atau saat Yayan susah makan maka dia akan menjadi sangat cerewet, sedangkan Wira hanya akan bersuara banyak jika ada yang mengganggunya selain itu dia akan diam dan mengamati semuanya. Tapi meskipun begitu Wira akan maju paling depan jika salah satu adiknya menangis. Dan jangan lupakan kemarahan Wira adalah hal yang paling ditakuti dirumah ini.

Oke kembali ke sarapan para bujang, sekarang semua sudah selesai sarapan dan hari ini giliran si kembar Juna dan Hengky mencuci piring dan yang lain masuk ke kamar menyiapkan barang yang akan mereka bawa berlibur. Kali ini mereka akan berlibur ke desa almarhum ibu.

WAYF "We Are Your Family"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang